Miya

1159 Kata
“Milo itu…” Keluh Miya kesal. Darius menepuk bahu Miya, berusaha menenangkan gadis itu. “Sudahlah, Miya. Biarkan saja Milo seperti itu, lagipula memang Milo itu satu-satunya di antara kita yang memiliki kepekaan luar biasa ‘kan. Pasti ada alasan mengapa dia bersikap seperti itu.” Miya bersidekap, memicingkan matanya kepada Darius. “Kau juga ikut-ikutan membelanya ya? Aku tahu Milo memang yang pertama kali kemari, tapi Nicolin jauh lebih dulu bersama Tuan Muda ‘kan? Jika Tuan Muda yang notabene adalah majikan Nicolin saja mempercayainya, mengapa Milo yang sama-sama seorang pelayan dan baru sama bergabung dengan keluarga Grey malah mencurigainya?” Charly menghela napas. “Aku tidak tahu apa masalah Milo, dan kita juga sama-sama tidak tahu apa yang terjadi dengan Milo sebelum kita bergabung. Jadi, demi kenyamanan kita bersama dan juga kenyamanan Tuan Muda, kita sudahi saja perdebatan ini dan biarkan semuanya berjalan seperti biasanya.” Darius mengangguk setuju. Miya baru akan melontarkan sanggahan lainnya ketika Charly menggeleng dan menarik Darius untuk meninggalkan Miya dengan dalih kembali bekerja. Miya mendengus kesal. Ia duduk bersidekap dengan wajah tertekuk. Darius, Charly, dan Milo adalah teman-temannya, dan Miya menyukai mereka sepenuhnya. Ketiga pemuda itu memiliki sifat dan sikap yang berbeda, dan Miya sudah beradaptasi dengan semua itu. Ia hanya kesal, ketika salah satu dari mereka mulai menunjukkan kecurigaan kepada Nicolin. Sungguh, Miya bersumpah ia tidak bermaksud membela Nicolin atau menyukai Nicolin dalam arti romantis hingga ia membelanya habis-habisan. Miya hanya tidak ingin mereka terpecah. Miya begitu menghormati Gilbert dan ingin selalu menciptakan kenyamanan untuknya. Nicolin adalah satu-satunya orang di mansion Grey yang paling tahu bagaimana kondisi Gilbert setiap hari, apa yang akan dilakukannya, dan segala hal yang kebanyakan tidak diketahui oleh Miya dan yang lainnya. Jika Miya jujur kepada dirinya sendiri, maka ia juga menaruh kecurigaan kepada Nicolin. Sosok pelayan yang tampak sempurna itu begitu aneh bahkan di mata Miya. Ia tampan, dengan postur tubuh yang proporsional, tata krama yang patut diacungi jempol, senyum ramah yang tidak pernah luntur setiap kali di hadapan Gilbert, cekatan dan mampu melakukan segala hal, dan yang pasti begitu setia kepada Gilbert. Miya tahu di beberapa waktu, Gilbert suka melampiaskan kemarahannya dengan melemparkan benda-benda pecah belah di kamarnya. Gilbert memiliki kecenderungan melukai Nicolin, dan pelayan itu tidak tampak keberatan sama sekali. Jika tidak ada ikatan di antara mereka, Nicolin pasti sudah mengundurkan diri sejak pertama kali Gilbert melukainya hanya karena melampiaskan kemarahan yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan Nicolin sama sekali. Dilihat dari sudut pandang mana pun, Nicolin adalah perwujudan pelayan yang diimpikan oleh setiap bangsawan. Yang membawanya ke mansion Grey adalah Nicolin. Dia mengatakan bahwa Gilbert menginginkannya sebagai pelayan. Miya terlahir dari keluarga miskin di permukiman dekat hutan yang jauh dari jangkauan pemerintah Kerajaan. Dari banyaknya bangsawan korup yang berada di sekitar area itu, sudah pasti permukiman tempatnya tinggal sama sekali tidak pernah mendapatkan saluran bantuan dari Kerajaan.  Karena keadaan mendesak juga permukimannya yang dekat dengan hutan, Miya terbiasa memburu makanannya sendiri. Ia menjadi terbiasa menggunakan panah dan semakin mahir membidik sasarannya. Ada suatu waktu ketika Miya tidak sengaja melesatkan anak panahnya dan mengenai seseorang. Hutan di dekat permukimannya seharusnya tidak dimasuki orang, setidaknya itulah yang Miya tahu. Tetapi seorang anak kecil berlari tepat ketika Miya melesatkan anak panahnya. Sudah bisa ditebak, dengan kemampuan perhitungan Miya, posisi anak itu seolah menjemput anak panah, tepat di jantungnya. Miya mengalami guncangan hebat. Meski ia terbiasa membunuh mahkluk buruannya, membunuh manusia berada di daftar akhir apa yang ingin ia lakukan. Namun sepertinya, ketidaksengajaannya itu membawa takdir lain untuknya, membuatnya terikat pada kebiasaan membunuhnya. Nahas, peristiwa itu diketahui oleh orang lain, yang segera memanfaatkan kejadian itu sebagai blackmail untuk Miya, membuatnya tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang dikatakan orang itu. “Aku sudah lama melihatmu. Kau memiliki kemampuan yang sangat mumpuni, bekerjalah denganku, maka kejahatanmu akan terhapus.” Seorang pria asing dengan pakaian sangat bagus menawarinya pekerjaan di hari yang sama ketika ia berlari bersembunyi karena tidak sengaja membunuh anak yang berlari di hutan. Miya menggeleng dengan tegas, memasang raut murka. “Aku tidak memiliki kewajiban untuk menerima tawaranmu, Tuan.” Pria itu mendekat, dengan senyum yang tampak memuakkan bagi Miya. “Benar. Tetapi kau tidak memiliki pilihan, Nona. Umpamakan saja begini, kau menerima pekerjaanku dan kehidupan bebasmu masih akan terus berjalan, atau kau menolakku dan berakhir di tiang gantungan. Kau pasti tahu siapa anak yang kau bunuh hanya dengan melihat pakaiannya ‘kan? Apa yang bisa dilakukan orang biasa sepertimu untuk menutupinya?” Miya mendecih penuh benci. Dunia tidak pernah berpihak kepada manusia miskin sepertinya. Di mana pun ia berada, selama ia miskin dan tidak memiliki kekuasaan, Miya akan tetap tertindas bagaimana pun ia berusaha untuk melawannya. Fakta itu adalah mutlak. Kedua pilihan yang diberikan pria di hadapannya sebenarnya bukanlah sebuah solusi. Dia hanya berusaha mengambil keuntungan dari ketidaksengajaan yang dilakukan Miya. Pilihan mana pun yang dipilih Miya, sama sekali tidak ada yang menguntungkan untuknya. Miya terkekeh pahit. “Kau merencanakan semua ini untuk mengikatku, huh? Tuan yang terhormat?” Pria itu tertawa, yang di pendengaran Miya lebih seperti sebuah ejekan implisit untuknya. “Hm, katakan saja sebagai kebetulan. Kebetulan aku selalu melihatmu, kebetulan aku tertarik dengan kemampuanmu, kebetulan aku membutuhkan kekuatanmu, lalu kebetulan itu sampai pada aku melihatmu tidak sengaja memanah seorang anak yang berlarian di hutan. Mungkin, Tuhan berpihak pada orang-orang yang tidak menyerah dengan keinginannya. Makanya, pada akhirnya aku bisa mendapatkanmu dan kekuatanmu.” Tuhan berpihak padanya huh? Apakah entitas yang disebut Tuhan itu juga pilih-pilih dalam berpihak? Jadi yang disebut sebagai Maha Pengasih dan Adil itu hanya kebohongan belaka? Pada akhirnya, bahkan Tuhan pun lebih berpihak kepada bangsawan kaya raya yang memiliki seluruh kemudahan hidup. Miya terkekeh. “Jadi Tuhan juga pilih-pilih dalam memberikan karunianya huh?” Sarkas. Mungkin benar, karena orang-orang kaya ini, bangsawan-bangsawan ini terlihat lebih rapi dan bersih, lebih cocok untuk menjadi umat Tuhan yang mulia daripada kaum rendah sepertinya yang bahkan pakaian saja memiliki banyak noda. Pria itu tersenyum. “Mungkin benar yang kau katakan. Aku tidak ingin menghinamu, aku sangat mengagumimu, karena itulah aku ingin kau ikut denganku. Bekerjalah denganku wahai gadis pemburu.” Miya tidak cukup pemberani untuk mengakui kesalahannya karena tidak sengaja membunuh seorang anak bangsawan yang berlarian di hutan. Ia tidak siap untuk mati karena ia tidak ingin. Meski dengan keengganan yang begitu besar, pada akhirnya Miya lebih memilih menjadi pengecut dan menerima tawaran pekerjaan pria itu, membelenggu kebebasannya dalam jerat kekuasaan si bangsawan. Miya benci bangsawan, ia selalu menanamkan hal itu di hatinya. Seharusnya ia teguh pada hal itu. Namun sepertinya, dunia ini tidak selalu berisi bangsawan yang menempatkan rakyat jelata sepertinya dalam belenggu kekuasaan. Gilbert Grey. Tawaran kebebasan darinya justru yang membuat Miya terikat dan tidak ingin menjauh dari Gilbert. Sosok bangsawan belia yang dalam pandangan Miya masih harus menerima perlindungan dari kedua orang tuanya. Ia tampak rapuh untuk memikul beban tanggung jawab sebagai kepala keluarga di usia belia. Tetapi ia bisa membuktikan bahwa dirinya bisa berjalan dengan kakinya sendiri, menundukkan orang-orang tanpa memaksanya, termasuk menundukkan Miya. -----
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN