bc

CRAZY IN LOVE ||HAESOO||

book_age16+
0
IKUTI
1K
BACA
like
intro-logo
Uraian

Sad Ending dalam drama menjadi awal perjalanan mereka untuk Happy Ending di dunia nyata.

"Dadaku berdebar saat pertama kali melihatnya. Dia sangat cerah dan senyumnya cantik." ~ JHI

chap-preview
Pratinjau gratis
spoiler
"Jisoo-yaa, saranghae..." "O-oppa... Mianhe. Sejak dulu perasaanku masih sama. Aku hanya menganggapmu sebagai saudara laki-lakiku. Jeongmal mianhe." ° ° ° Haein meneguk vodkanya lagi. Memori penolakan yang terjadi tadi terus terngiang di kepalanya. Hatinya benar-benar hancur. Sudah kesekian kalinya dia mendapat penolakaan dari gadis yang dia cintai sejak setahun lalu. Tepat setelah syuting Snowdrop berakhir, Haein mulai gencar mendekati Jisoo. Sebenarnya dia sudah jatuh cinta pada member tertua Blackpink itu pada pandangan pertama, tepatnya saat mereka bertemu untuk pembacaan naskah. Haein berdebar melihat senyuman cantik Jisoo untuk pertama kalinya. Haein kemudian mulai menunjukkan ketertarikannya pada Jisoo saat syuting. Dari tatapan matanya, siapapun bisa menebak kalau Haein memiliki perasaan lebih pada visual Blackpink tersebut. Pria dengan senyuman manis itu juga sering mengode lewat feed ig-nya. Tapi memang pada dasarnya Jisoo tidak peka atau tak memiliki perasaan apa-apa padanya, afeksinya tak mendapat sambutan baik. Jisoo tetap bersikap biasa padanya meskipun tak bisa dikatakan mengabaikan setiap perhatian yang dia beri. Tak akan ada yang menyangka kalau dia sudah tertolak sebanyak tiga kali saat menyatakan perasaan. Seharusnya Haein menyerah saja, tapi entah mengapa dia tak pernah bisa lepas dari Jisoo begitu saja. "Ah... Sial!" Haein mendesis kesal saat mendapati botolnya telah kosong. Dia mengangkat tangannya, mengode pelayan untuk membawakannya sebotol vodka lagi. Tak lama seorang wanita berpakaian terbuka yang merupakan pelayan club tempatnya merilekskan diri datang membawakannya vodka baru. Wanita tersebut mencoba merayu Haein dengan menggesekkan payudaranya di lengan Haein. "Mau aku temani, tuan?" "Yak, enyah kau dari adikku sekarang juga!" Jong Gun datang dan langsung mengusir wanita tadi. Dia juga merampas botol vodka yang ada di tangan Haein. "Yak, hyung! Kembalikan milikku!" "Aku tau kau galau, tapi bukan begini caramu melampiaskannya Haein-ahh. Pikirkan projectmu yang sedang berlangsung." Jong Gun melempar kasar bokongnya ke atas sofa yang ada di sebelah Haein. Tak habis pikir dengan Haein yang menghabiskan jatah libur syutingnya untuk bermabuk-mabukan di club. Well, Haein memang masih dalam tahap syuting drama terbaru. Karna suatu hal, seluruh kru dan pemain mendapat jatah libur selama tiga hari. Bukannya dimanfaatkan untuk beristirahat dengan baik, Haein justru memanfaatkan waktu liburnya untuk mengejar cinta yang berakhir bergalau ria seperti sekarang. Lihat saja kantung matanya yang sudah membengkak. Padahal seharusnya dia harus tetap menjaga stamina dan kesehatannya. Benar-benar definisi Crazy in Love. Haein menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan mata terpejam. "Jisoo-yaa..." "Hiks... Jisoo-yaa..." Jong Gun melotot saat mendengar Haein terisak, "Yak yak! Kau menangis?!" Pria itu mendekati Haeij guna mengecek wajahnya dan benar saja, pipinya sudah basah dengan air mata. "Haish... Jinja!" Jonggun geleng-geleng kepala dan kembali bersandar di sofanya. Membiarkan Haein puas menangis dulu, baru dia akan bicara. Setelah membiarkan Haein menangis bombay sekitar lima belas menit, pria bertubuh besar itu melempar segepok tisu pada Haein. "Cepat hapus air matamu itu. Kalau Jisoo melihatmu menangis seperti ini, aku yakin dia akan semakin hilang rasa." Dengan cepat Haein menarik tisu dan menghapus air matanya. Yang dikatakan Jonggun ada benarnya juga. Bagaimana kalau ada yang memfotonya lalu menyebarluaskannya ke media. Haein tak terlalu memedulikan karir aktornya tapi kharismanya di mata Jisoo. Karna kalaupun dia berhenti di dunia hiburan dia akan meneruskan perusahaan keluarganya. "Sudah berapa kali aku bilang. Perempuan itu semakin dikejar akan semakin menjauh tapi bila kita yang menjauh, mereka akan balik mengejar kita." "Bagaimana kalau saat aku menjauh dia justru akan dekat dengan pria lain?" ujar Haein frustasi sambil menyugar rambutnya ke belakang. Itu juga yang menjadi alasan Haein tetap di sebelah Jisoo karna dia tak ingin pria lain yang berada di dekat gadisnya. Dia hanya berharap, lambat laun perasaan Jisoo akan berubah padanya. "Memangnya sekarang kau yakin tak ada pria yang dekat dengannya selain dirimu?" Haein terdiam. Benar saja, dia terlalu percaya diri selama ini kalau Jisoo tak dekat dengan pria manapun kecuali dia. Karna gadis itu sendiri yang bilang begitu. Jisoo selalu bilang ingin fokus pada karirnya. "Bagaimana kalau alasan dia selalu menolakmu karna ada pria lain yang dia sukai?" Haein langsung mengalihkan pandangannya pada sang sahabat yang sudah dia anggap hyungnya sendiri. "Maka dari itu Haein-ahh, kau harus memberinya ruang untuk berpikir. Siapa laki-laki yang sebenarnya dia inginkan dan dia butuhkan dalam hidupnya. Kalau orang itu adalah kau, aku yakin dia akan mendatangimu lebih dulu." "Kalaupun ternyata bukan kau orangnya, kau bisa move on dengan Hyejoon. Aku rasa lawan mainmu itu menyukaimu." ❄❄❄ Lisa's Apartment "Jadi kau menolak Haein oppa lagi?" Tanya Lisa seraya meletakkan dua gelas berisi cokelat hangat ke atas meja. Jisoo mengangguk lalu mengambil gelas tersebut dan menyeruput isinya. Fyi, dia baru saja pulang dari dinner dengan Haein sekaligus pernyataan cinta pria tersebut. Entah mengapa perasaannya merasa tak nyaman setelah menolak Haein tadi. Itu sebabnya dia memutuskan untuk pulang ke apartemen Lisa dan menginap disana. Dia membutuhkan teman untuk saat ini. Biar saja kekasih maknaenya itu mengungsi tidur si tempat lain dulu. "Aku benar-benar tak habis pikir unnie. Apa kurangnya seorang Jung Haein? Dia tampan, perhatian, baik hati, dan berasal dari keluarga konglomerat terpandang. Aku yakin hidupmu tak akan kekurangan apa-apa bila menikah dengannya." cerocos Lisa setengah tak terima atas penolakan Jisoo. Jujur saja, dia Haesoo shipper garis keras. Jisoo masih terdiam. Dia sendiri tak mengerti kenapa selalu sulit untuk menerima Haein sebagai kekasih. Dia hanya sudah terlanjur nyaman dengan status mereka sabagai sahabat dan adik kakak. "Jangan bilang kau masih menyimpan perasaan dengan Namjoon oppa?!" Jisoo langsung membelalakan matanya. "Y-yak! T-tentu saja tidak." Melihat kegugupan Jisoo membuat Lisa menghela napas pelan. Lisa berpindah duduk di samping Jisoo lalu merangkul bahu sang kakak. "Unnie dengar. Kau harus membuka matamu dan melihat siapa yang benar-benar tulus menginginkanmu dan siapa yang tidak." "Meski Namjoon oppa adalah hyung Jungkook, aku tetap tak membenarkan caranya yang selalu memberimu harapan palsu tanpa pernah mengajakmu ke hubungan yang lebih jelas." ucap Lisa lembut. Well, tak ada yang tau kalau selama hampir lima tahun Jisoo terjebak dalam hubungan friendzone dengan leader dari BTS. Jisoo selalu sabar menunggu pria berdimple itu untuk sukses pada karirnya hingga dia mengabaikan cinta tulus yang diberikan pria lain. "Percayalah unnie, kau hanya kagum dengannya namun perasaanmu yang sesungguhnya ada pada Haein oppa." Memang awal mula kedekatan Jisoo dan Namjoon bermula atas kekaguman Jisoo pada kecerdasan pria ber-IQ 148 tersebut. Jisoo yang tak bisa berbahasa Inggris juga dibuat terperangah atas kefasihan English Namjoon. Pertemanan mereka yang awalnya karna Jisoo ingin meminta trik-trik agar mudah belajar bahas Inggris pun berlanjut hingga saat ini. Namjoon memperlakukan Jisoo dengan baik juga perhatian. Namun tak sekalipun dia mengajak Jisoo berkencan meski tau kalau Jisoo sangat berharap padanya. "Entahlah, aku tidak tau." ucap Jisoo dengan suara lelah. "Sekarang aku tanya, apa kau nyaman berada di dekat Haein oppa?" Jisoo memandang Lisa lalu mengangguk pelan. "Coba kau rasakan, lebih nyaman mana bersama Haein oppa atau Namjoon oppa?" Meski keduanya sama-sama perhatian, namun Jisoo merasa lebih merasa nyaman dan dicintai saat bersama Haein. Pria itu tak pernah ragu ataupun takut menunjukkan rasa cintanya yang bahkan selalu Jisoo tolak. Mungkin karna kelebihan Haein adalah jujur. Sayangnya, Jisoo juga masih terjerat pada cinta pertamanya. Benar, Jisoo pertama kali jatuh cinta pada Kim Namjoon. Dan semua orang tau, sulit untuk melupakan cinta pertama apalagi cinta pertamamu seolah masih bisa kau gapai. Melihat keterdiaman Jisoo, Lisa tersenyum. Dia bisa menebak jawabannya. Hanya saja, saat ini Jisoo sedang dilanda dilema. Tapi dia yakin pada akhirnya Jisoo pasti akan memilih orang yang benar-benar tulus mencintai dan menginginkannya. Dan yang harus Lisa lakukan sekarang adalah memanasi Jisoo hingga terbakar dan mengakui perasaannya. "Hhh..." Lisa menghela napas lelah. "Setelah penolakan berulang kali itu, apa kau yakin Haein oppa masih mau menyatakan cintanya lagi? Orang setampan dan semapan dia tentu banyak perempuan yang mau dan mengantri. Mudah saja baginya mendapat penggantimu unnie." Jisoo langsung berdiri dari duduknya. "Sudahlah, aku mau pulang saja!" "Loh, tidak jadi menginap?" "Tidak. Bye." Blam Pintu apartemen Lisa tertutup rapat. Lisa tertawa melihat Jisoo yang sepertinya termakan omongannya. Terlihat dari rahangnya yang mengeras dan matanya yang memerah. "Semoga kau segera menyadari perasaanmu unnie." TbC P.s. Keberadaan Namjoon disini aku dapat dari info akun yg pernah aku follow di ig. Doi bilang kau RM-Jisoo dekat tapi gak pacaran. Tapi siapa yg tau kebenarannya? Anggap hiburan aja, okay. Jangan terlalu dibawa serius. Bye

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
639.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook