Bella masih meraskan jiwanya terbang kala keluar dari ruangan Blair. Dia merasa jika baru saja mengalami kejadian supranatural atau mistis atau entahlah. Dia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya pada tubuhnya yang bergerak sendiri.
'Apakah tadi tubuhku benar benar ada yang mengendalikan atau hanya perasaanku saja.'
Kristy menyadari keanehan Bella sejak keluar dari ruangan Mr Blair. Namun ia tidak begitu terkejut karena gadis yang keluar dan merasa jiwanya terbang, bukan hanya Bella. Akan tetapi mereka biasanya akan pulih beberapa detik kemudian dan malu pada diri sendiri yang tergoda penampilan pria berperomon kuat. Namun hanya Bella yang sampai sekarang belum pulih dari shoknya.
'Apa dia belum pernah melihat pria yang tampan?' batin Kristy. Merasa lucu karena di luar sana terutama di universitas biasanya ada pria populer seperti atlet atau semacamnya.
"Bella apa yang terjadi padamu?" tanya Kristy yang seolah menyadarkan Bella, mengembalikan jiwanya yang terbang ke tubuhnya.
Bella tersentak, upaya Kristy beradik. Dia menatap Kristy dengan malu karena melamun.
"Ti- tidak ada. Hanya merasa pusing karena otakku shok dengan ketampanan mereka berdua. " Bella mengarang alasan yang ia anggap dialami gadis atau wanita yang ke luar dari ruangan Mr Blair.
Liliana terkekeh, dia menghentikan sejenak pekerjaannya lalu menatap langsung ke arah Bella. Dia memberikan senyum menggoda pada Bella seolah memenangkan taruhan.
"Sudah kubilang kan? Mereka memiliki otot yang keras, wajah dan rahang yang dipadu sempurna. Oh Tuhan serasa memberikan anugerah yang berlebihan pada makhluk ciptaan favoritnya."
Liliana menyisir surai gelapnya dengan jari. Matanya yang abu - abu hangat menyipit seperti kucing persia.
"Asal kamu tahu, meski mereka memiliki ketampanan tak terbantahkan tapi mereka tidak pernah merayu gadis. Para gadislah yang menggila karena mereka. Kami bahkan harus berjuang keras untuk menahan para gadis yang ingin menyerobot ke tangan."
Bella tidak bisa menyalahkan para gadis malang yang merindukan sedikit cinta dari pria itu. Dia tahu rasanya bertemu dengan mereka dan ditatap secara intens oleh keduanya. Tidak ada yang bisa ia pikirkan selain ranjang dan pengaman kehamilan.
"Aku tidak terkejut jika ada banyak gadis yang seperti kau jabarkan. Aku hanya terkejut kedua pria itu tidak memanfaatkan daya tariknya untuk menjelajagi satu demi satu kaki yang terbuka untuknya," ucap Bella. Itu adalah hal lumrah yang dilakukan pria -pria yang memiliki kelebihan di kota Manhattan. Jangankan banyak kelebihan, pria pecundang pun melakukannya. Bryan adalah contoh paling dekat dengan Bella.
"Di situlah tantangan kita. Kita harus siap mengamankan privasi bos kita. Dan... oh sepertinya kita kedatangan contoh gadis yang menggila karena Mr Blair. Dia Jenifer, super model yang sudah ditolak puluhan kali oleh Mr Blair."
'Menaklukan pria itu memang seperti menaklukan kuda liar. Jika gagal maka akan ditendang. '
Wanita bersurai pirang madu menuju ke meja mereka. Gayanya minim dan sensual dengan heels tinggi, sangat mengundang hasrat pria normal. Sayangnya dia tidak memiliki sifat yang menyenangkan untuk diajak bicara.
"Aku mau bertemu dengan Blair, cepat katakan aku ingin bertemu dengannya." Bella sungguh kagum pada keuletan dan rasa percaya gadis di depannya. Padahal dia sudah terkenal karena ditolak oleh Mr Blair berkali- kali tapi dia masih memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Bella pun memperhatikan bagaimana cara Kristy menangani pengganggu seperti mereka.
"Maaf nona apa kau sudah membuat janji?" tanya Kristy menangani Jenifer, sedangkan Lilian sudah menghubungi Mr Blair.
"Tidak, aku harus menemuinya! Sekarang," kekeh Jenifer. Ada kegilaan di matanya yang nampak menyala - nyala. Entah itu berupa keserakahan atau nafsu, atau bisa saja keduanya. Yang pasti pancaran matanya sangat tidak normal. Bella bahkan mengingat ibu tiri snow white ketika melihatnya.
Kristy melirik Lilian yang memberi kode jika gadis ini tidak diijinkan masuk. Dan dia pun dengan tegas mengatakan alasan yang diplomatis untuk mengusir tamu.
"Maaf nona, Mr Blair sedang ada rapat penting. Jadi..."
Gadis langsung berubah seram, ia tidak mau menerima penolakan apa lagi mendengarkan Kristy .Dia berbalik membelakangi meja sekertaris untuk menuju ke pintu ruangan Blair. Tanpa mengindahkan apapun langsung menerobos ke pintu ruangan Blair yang ternyata dikunci.
"Nona Jeny, tolong berhenti. "
Kristy segera mengikutinya untuk mencegah gadis itu masuk. Tadi Lilian menghubungi Mr Blair diam - diam dan Mr Blair sama sekali tidak ingin berurusan dengannya dan melanjutkan untuk mengetik dokumen dan file yang harus ditanda tangani Mr Blair. Bella setelah melihat pertunjukan Jenifer juga berniat membantunya.
"Honey! aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya!" tuntut Jenifer.
"Honey, kita harus bicara. "
Tok. Tok. Tok.
Satu lagi, menurut Bella, gadis itu gila.
Kristy menarik tangan Jenifer, wajahnya yang ramah tetap tersenyum tapi menjadi menakutkan.
"Nona anda tidak bisa melakukannya."
Sayangnya Jenifer nampak lebih gila dari yang terlihat.
Brak.
Brak.
Pintu tadi tetap digedor - gedor oleh gadis itu, tapi ia tidak mendapatkan pintu itu terbuka. Dan ia hanya mendapati pintunya yang tetap tertutup dengan kokoh seolah menghalangi siapapun yang masuk tanpa ijin.
"Silakan anda pergi dengan baik- baik atau kami akan menelpon securty, " ucap Kristy.
Jenifer hendak membantah, tapi mendadak ia berdiri tegak dan menurut. Entah apa yang terjadi padanya sebab gadis itu terlihat aneh.
Set.
Dia nampak seperti boneka yang tak memiliki ekspresi. Bella merasa ia kesurupan karena bermata kosong. Yah, matanya nampak sebuah kekosongan yang aneh.
'Ada apa dengan gadis itu. Kenapa dia tiba - tiba pergi dengan mudah?' batin Bella.
Belum pernah ia melihat orang yang berjalan seperti tidak memiliki jiwa seperti yang ia saksikan sekarang. Ini mengingatkannya pada apa yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu.
Aku menginginkan kamu ada di dekatku.
Ucapan Mr Blair membuat Bella kembali memerah tapi ia tahu jika dia tidak bisa menyukai pria itu. Ada contoh nyata nasib yang didapatkan oleh wanita yang mencintai Blair.
Kriing.
Telepon kembali berdering, kali ini Bella yang mengangkat. "Halo, Bella di sini. Ada yang bisa dibantu?"
"Tidak ada, aku hanya ingin me dengar suaramu."
Bella hampir melempar teleponnya karena terkejut. Dia tidak menyangka jika Blair akan menggodanya.
"Sir," panggil Bella yang tak tahu harus mengatakan apa.
"Aku ingin makan malam denganmu. Bersiaplah."
"Aku mengerti."
Kristy dan Lilian melihat ke arahnya dengan tanda tanya. "Apa yang ia inginkan?"
"Makan siang," jawab Bella cepat. Dia tidak enak hati karena merasa diistimewakan oleh Blair.
'Apa hanya aku yang terlalu percaya diri?' guman Bella. Bella melihat ke arah keduanya. Dia pun berpikir jika keduanya juga pernah menerima kehormatan seperti itu.
"Wow, kau beruntung. Kurasa Mr Blair menyukaimu," ucap Lilian.
"Jangan bercanda."
Lilian menggelengkan kepalanya. "Selama ini dia tidak pernah mengajak salah satu dari kami untuk makan siang. Bahkan ketika kami belum menikah. Ini artinya kau spesial di matanya."
Bella sedikit tersenyum. Dia sangat menyukai ide jika dirinya spesial setelah mendapatkan pengkhianatan dari Bryan dan tingkahnya yang tidak pernah menganggapnya spesial.
"Aku hanya gadis yang tidak terlalu cerdas, bahkan tidak berprestasi sama sekali," ucap Bella. Dia sadar benar akan hal itu, oleh karenanya ia ingin belajar dan memperbaiki kesalahnnya yang selama bertahun- tahun ia lakukan.
"Ya sudah, segera bersiap. Mr Blair orang yang tepat waktu, jam 12 tepat dia akan keluar ruangannya."
Keduanya dengan sigap mendandani Bella. Mereka merapikan Bella yang ternyata sangat rapi dan tidak perlu polesan lagi. Satu lagi yang baru mereka sadari, segala yang dikenakan oleh Bella tidak bisa dibilang murah. Mereka tahu benar tentang barang bagus dan tidak. Dan yang dikenakan oleh Bella semuanya original.
Lilian dan Kristy saling menatap, keduanya mulai penasaran dengan identitas dari Bella. Dan Kristy mulai memancing percakapan tentang kehidupan pribadi Bella.
"Kau memiliki selera yang bagus, " ucap Lilian. Aku bahkan harus memakai kartu kreditku dengan cicilan enam bulan agar membeli tasmu."
Bella melihat tasnya yang memang berharga beberapa ribu dolar. Dan ia merasa tidak enak hati harus mengatakan identitas aslinya karena baru pertama kali ia menemui orang yang ramah dengannya tanpa tahu dia putri pengusaha Bulvery.
"Aku mencuri kartu kredit ayahku dan memaksanya membayar. Sejujurnya aku mulai khawatir dengan outfit yang harus aku kenakan di perusahaan BANT Corp. " Bella berharap keduanya tidak terus mencerca ia dengan pertanyaan seputar baju dan lainnya.
"Yah, kurasa itu hal nakal sekaligus pintar. Aku suka kenakalanmu," ucap Lilian geli. Begitu pula dengan Kristy. Mereka berdua kini mulai merasa lega karena tidak berurusan dengan gadis manja dari keluarga kaya. Sebab jarang dari gadis keluarga kaya yang mau belajar. Mereka pernah mentraining jenis seperti itu dan tidak berniat untuk melakukannya lagi.
Ceklek.
Pintu raungan Blair terbuka, ketiga orang yang duduk di meja sekertaris segera berdiri. Itu adalah etiket dasar ketika sang bos keluar dari ruangan.
"Kau siap Bella," tanya Blair.
Ini gila Bella seakan membeku karena pesonanya. Dia bahkan harus mati - matian mengangguk dan berkedip.
"Iya Sir. "
Bella melangkah pergi dari kursinya. Dia melirik kedua rekan kerjanya sejenak da mereka memberi isyarat untuk mendukungnya.
"Taklukan dia," ucap Kristy yang hanya gerakan mulut tanpa ada suara.
Sedangkan Lilian, dia mengambil buku dan menciumnya. Bella tahu benar jika Lilian menebak akan ada ciuman yang terjadi di antara mereka.
Blair yang tegas dan anggun, ketika ia berjalan, semua atensi setiap orang mengarah padanya. Terutama di lobi, dia menjadi pusat dan orang- orang mulai membuat keributan. Para securty yang segera mengawalnya, atau resepsionis yang segera berdiri menyambut atau pegawai yang memberi salam. Bella memang terbiasa dengan hal ini, akan tetapi dia tidak terbiasa dipandang dengan penuh tanda tanya pada semua orang yang hadir. Mereka jelas mempertanyakan posisinya, karena bisa bersama dengan sang bos.
"Ayo, kita menuju ke limo- ku."
Bella mengangguk, "Ya Sir." Dan tetap mempertahankan sikapnya sebagai sekertaris yang professional. Dia tidak tahu jika akan ada kejutan yang menantinya di limo. Sebuah pengalaman supranatural yang akan membuatnya kesulitan membedakan antara halusinasi dan kenyataan.
Blair, seorang pewaris dari Klan Vampire berdarah murni yang dihormati selalu melakukan apa yang ia inginkan. Tidak ada bantahan maupun tentangan dari pihak manapun karena kemampuan spesial yang ia miliki. Tak hanya cepat ia ternyata bisa mengontrol tubuh seseorang dan pikirannya. Sebuah kemampuan yang sangat mengerikan bahkan tak dimiliki oleh tetua klan vampir Antonius.
Tbc.