Setelah Cresent pergi, Bella berkenalan dengan Kristy dan Lilian. Mereka nampak profesional dan mulai mengajari Bella. Awalnya mereka memberi tahu semua restoran yang bekerja sama dengan BANT Corporation. Lalu jadwal pagi yang harus Bella siapakan sebelum Mr Blair datang. Mulai dari minuman yang harus ada, lalu minuman kesukaannya Blair, makanan, dan yang tidak boleh Bella lakukan. Mereka begitu detail. Bella bahkan mengira jika mereka adalah istri Blair karena begitu mengenal Blair. Bella bahkan yakin jika mereka tidak mengenal suami mereka seperti mengerti Blair. Yah, mereka memang dibayar untuk memenuhi kebutuhan Blair dengan detai.
"Jangan sampai kau melupakan kesukaannya, jadwal wajib yang harus ia datangi atau hari libur yang tidak boleh diganggu."
"Baik. Lalu merk baju atau ukuran kakinya?"
"Dia memiliki tim desainer sendiri. Kau hanya perlu mencatat nomor telepon mereka dan memberi tahu mereka pesana Mr Blair."
"Baik."
Bella menatap semua catatannya, lalu sebuah catatan menarik perhatiannya. Tak lain adalah sun cream. Dia agak khawatir dengan obsesi Blair dengan sun cream.
'Bagaimana pria bisa memakai sun cream sebanyak ini?' batin Bella.
'Tsk dia pasti benar - benar terobsesi dengan ketampanannya.'
"Apa sun creamnya harus merk ini?" tanya Bella.
Kristy mengangguk, "Ya, dan jangan coba- coba menggantinya karena sudah dua sekertaris yang ditendang dari perusahaan karena dia menawarkan sun cream yang lain."
"Satu lagi, jangan lupakan tentang kegiatan donor darah. Mr Blair mensepongsori badan amal yang menyediakan darah untuk orang yang membutuhkan. Dia membayar mahal orang - orang itu meski itu adalah kegiatan suka rela."
Lilian tersenyum. Dia memutar tubuhnya menghadap Bella sehingga memamerkan dadanya yang super besar. Entah itu asli atau palsu, bagi Bella itu berlebihan. "Jadi jangan pernah mencoba merk sun cream lain, okey."
Kriiing.
Mereka bertiga melihat telepon yang berbunyi. Kristy kembali memberi isyarat pada Bella.
"Pelajaran selanjutnya adalah menjawab telepon. Suaramu adalah wajah dari perusahaan ini. Mereka bisa saja menilai Mr Blair dari cara sekertarisnya menjawab telepon. Jika cara menjawab sekertarisnya elegan sudah pasti Mr Blair bukan orang sembarangan dan sebaliknya. Lihat caraku menjawab telepon dan lakukan hal yang sama jika kau menjawab telepon."
Suara telepon dari meja kantor yang berbunyi segera berhenti. Sekertaris pertama yang bernama Kristy mengangkatnya. Dia menjawab dengan anggun telepon itu, yang dengan diam - diam dihafalkan oleh Bella. Dari pengucapannya seolah memiliki protokol sandiri, sangat mirip dengan sekertaris ayahnya. Dia jauh dari centil tapi sangat enak didengar.
'Aku bahkan memanggil bicth pada Trisa saat menelpon.'
Kristy menutup telepon. Dia menatap Bella dengan senyum misterius.
"Bella, kau dipanggil ke ruang Mr Blair. Bawa alat tulismu dan catat semua yang dia inginkan, " ucap Kristy.
"Jangan sampai kau melamun melihat duo badas di sana," goda Lilian.
Bella menghela nafas panjang. Baginya saat ini bukan waktunya untuk mencari cinta baru atau apalah itu.
"Ow, seperti yang tuan Cresent bilang, aku menghindari pria tampan."
Lilian menoleh ke arah Bella, dia memberi tatapan menggoda pada Bella seolah meremehkan niatan Bella.
"Tapi tidak untuk yang satu ini. Aku bahkan kesulitan mengendalikan diri meski memiliki anak."
Bella terdiam, dia tidak tahu apakah Lilian melebih - lebihkan atau Mr Blair selezat itu untuk mata. Hanya satu cara untuk mengetahuinya yaitu melihatnya sendiri.
"Well, aku belum tahu rasanya."
Bella melangkah maju ke ruangan Mr Blair. Agak ragu tapi ia harus menjalankan tugasnya agar membuktikan pada sang ayah jika dirinya mampu. Dan stupid blonde tidak akan lagi menajdi bagian dari dirinya.
Tok.
Tok.
"Permisi bisakah aku masuk. " Mungkin bagi Bella, mengetuk pintu adalah hal pertama yang ia lakukan. Biasanya Leo yang akan melakukannya.
Kejutan memang terjadi, begitu Bella menginjakkan kaki di karpet empuk yang melapisi lantai kayu kantornya. Dua pria yang tidak bisa dikatakan biasa, melihatnya dengan intens. Bella ternganga, tapi masih bisa mengendalikan diri. Rupanya mereka sesuai apa yang digambarkan oleh Lilian.
'Padahal aku sedang bertekat tidak terlena dengan pria tampan, tapi pria ini membuatku kesulitan melakukan niatku.'
"Masuklah Bella..."
Bella mengamati sejenak pria yang duduk di aerochair yang mewah. Dia nampak mengenalnya dan tersadar jika pria yang nampak berkharisma dan misterius adalah pria yang tadi malam ia tolong.
"Kau, pria yang semalam kan?" tanya Bella. Akhirnya dia mengingat kembali benda keras dan berotot yang tak sengaja ia sentuh saat mencari kartu hotel
'Memang sangat panjang.' Bella kembali mendesah dengan keabsurban otaknya. Padahal dia sedang menjalani misi untuk tantangan ayahnya. Tapi otaknya justru tidak lepas dari benda berotot yang tak sengaja ia sentuh.
Blair tidak bereaksi, dia masih melihat Bella dengan cermat sedangkan Bella masih pusing dengan godaan threesome dan benda hidup itu.
"Jangan sampai kau meneteskan air liur karena melihat kami nona," goda Cresent. Dia mencairkan suasana dengan godaan kecil pada Bella.
"Terlambat aku sudah meneteskan air liur," balas Bella.
"Jika tak salah ingat, aku mendengar ada yang sedang anti dengan pria tampan."
Bella cemberut karena ucapannya menjadi bumerang. "Tapi aku tidak mengatakan kalian tampan. "
Seketika ucapan Bella tidak berlaku, bagai kesurupan dia menuju ke arah Blair yang duduk dengan wajah tenang. Ia melepas blazernya meninggalkan tangtop, melempar note dan pensil ke belakang, lalu dengan meliukan pinggul Bella mulai menggoda. Gerakan Bella bahkan tidak bisa dikatakan sopan, dia mengikat tangtop berkilau di depan perut sehingga menampilkan perutnya yang rata dan putih. Lalu roknya turun ke bawah hingga memperlihatkan stoking bergesper yang seksi. Bella semakin tidak sopan karena ia memulai naik ke meja Blair, dan menarik dasinya. Bella menjilat bibirnya sendiri seolah pria yang di depannya makanan sangat lezat.
"Kau sangat, sangat, sangat tampan Blair. Sayang sekali jika pria setampan dirimu aku anggurin," ucap Bella. Dia tak ragu untuk membelai rahang Blair yang sedikit ditumbuhi bulu halus. Rasanya geli dan ia tidak sabar membayangkan bulu itu menggelitik kulitnya yang sensitif.
"Jadi apa yang kau inginkan dariku Bella," ucap Blair. Pandangan mata yang tajam itu menembus jantung Bella. Dia mati rasa dari rasa malu karena tatapan tajam yang memukau itu. Akan tetapi dia perlu menendang seseorang dari ruangan ini.
"Keluarlah Cresent."
Cresent mendecih, dia terpaksa melewatkan pertunjukan dari gadis centil yang manis. Nampak jelas jika gadis itu berusaha untuk membuktikan dirinya, dia nampak memaksakan agar bertingkah cerdas dan profesional, saat masuk ke sini. Sayangnya dia tidak tahu jika berhadapan dengan orang yang tak bisa ia tangani dengan mudah.
Blam.
Pintu yang ditutup menandakan jika Blair ingin melihat dengan jelas miliknya yang dulu terpisah dengannya. Isabellanya yang cantik sudah hadir kembali di depannya. Tapi ia tidak mengenalinya. Sungguh menyedihkan karena ia harus membuat Isabellanya mengingat dirinya kembali dan mencintainya. Padahal selama ratusan tahun, ia mencari dan masih menyimpan cintanya.
"Aku ulangi lagi, apa yang kau inginkan dariku Bella?"
Biasanya gadis akan menjawab dengan kata - kata c***l dan provokatif. Mereka akan menjawab jika menginginkan kegiatan ranjang yang keras dan liar dengannya. Dan Blair menunggu gadis itu mengatakannya.
"Aku ingin cintamu dari hati yang terdalam," jawaban Bella justru terbalik dari yang diharapkan oleh Blair. Bahkan Isabella yang ia ingat, juga mengatakan hal serupa dengan wanita lain yaitu percintaan yang keras sampai ia menjerit. Hanya Bella di depannya yang menginginkan hati dan cintanya.
Apakah Vampire sepertiku memiliki cinta? Karena kami seperti binatang yang hanya setia dengan pasangan. Hanya perasaan nafsu yang dalam, dan posesif yang berlebihan, yang kami miliki.
Namun Blair tahu jika bangsa mereka menganggap itu adalah bentuk cinta yang mereka miliki.
Ctak.
Bella menangkup wajah tegas Blair, dia mengamatinya dengan cermat seolah mengukir wajah di depannya agar tersimpan di otaknya.
"Bisakah aku mencium bibir seksi ini?" tanya Bella.
"Lakukan apa yang kau mau, tapi itu juga memiliki resiko."
Blair memperingatkan Bella padahal dia adalah si b******n yang membuat Bella menjadi aneh.
Bella Pov.
Tidak... hentikan, apa yang terjadi padaku? Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku. Mulutku mengatakan omong kosong yang memalukan dan bahkan merayu Mr Blair. Ya ampun tamat sudah aku. Ayahku pasti akan kecewa jika mendengar aku merayu Mr Blair yang tampan, seksi, hot dan ah lupakan.
Tolong aku!
Aku kebingungan karena tubuh yang tak mau mematuhi keinginanku. Mereka bergerak begitu saja seolah ada yang mengendalikan. Aku merasakan ada tali tak kasat mata yang menjerat tubuhku dan menggerakannya. Tidak hanya tubuhku, bahkan mulutku juga dikendalikan. Lihat saja, aku sekarang nampak seperti penari Pool Dance yang beraksi.
Bagaimana aku bisa berakhir seperti ini?!
Tak ada yang bisa aku lakukan, hanya melihat seperti apa kegilaan yang dilakukan tubuhku pada Mr Blair. Yang menyebalkan Mr Blair nampak menikmati apapun yang aku lakukan. Dia justru menantangku dan membuat tubuhku maju ke arahnya. Semakin dekat hingga menempel. Lalu terjadilah ciuman yang memang menggiurkan.
Mr Blair tolong sadarkan aku. Tubuhku bergerak sendiri.
Sekuat apapun aku mencoba untuk mengendalikan diri, tapi tubuhku kini menempelkan bibirku pada Mr Blair. Kami kini nampak seolah kekasih yang sedang memadu kasih. Begitu intim dan saling menikmati.
Ini bearti Mr Blair murahan. Padahal tubuh bodohku hanya menggodanya tapi dia sudah jatuh ke ciuman yang dipancing. Sangat tidak elegan. Kurang menantang dan menyebalkan
Aku melampiaskan rasa kesalku dengan mengutuk Mr Blair meski ini bukan salahnya. Apapun yang terjadi pada tubuhku membuatku berpikir jika memiliki kepribadian ganda.
Bella Pov End.
Normal Pov.
Ctak.
Mendadak Bella mendapatkan kesadarannya. Yang memalukan, dia sadar saat dalam kondisi dalam pelukan panjang dari sang bos yang ia rayu. Dia pun tidak bisa berbuat apapun karena semua tubuhnya seolah tidak bisa bergerak dalam d******i yang kuat dari Mr Blair.
"Ahk hah hah..."
Bella terengah - engah, mencoba menghirup oksigen sebanyak - banyaknya. Matanya yang hijau dan sayu segera menatap ke arah Blair.
"Sir, maaf. Aku benar- benar tidak tahu apa yang sudah aku lakukan. "
Blair mengangkat alisnya, nampak tidak mau mendengar apapun yang dikatakan oleh Bella. "Kenapa aku justru seperti pria yang ditinggalkan setelah kau manfaatkan Bella," ucap Blair.
Bella kebingungan tapi tak mungkin mengatakan jika tubuhnya bergerak sendiri merayu Blair. Tidak mungkin dia percaya karena memang terdengar gila padahal itulah adanya.
"Aku... kehilangan kontrol," ucap Bella.
"Kalau begitu aku menyukaimu yang kehilangan kontrol," ucap Blair. "Sekarang bisa diputuskan jika kau akan terus berada di dekatku Bella."
Bella melirik ke kiri dan kanan, lalu menyerah untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dia pun pasrah jika julukan stupid blonde disematkan padanya akan bertahan agak lama. Karena tindakannya yang abnormal tadi benar - benar mengukuhkannya sebagai stupid blonde.
Tbc.