Negeri Tersembunyi

1017 Kata
SSSSSST Mahluk kecil bersayap tersebut berdesis, ia dengan cepat menaburkan serbuk merah muda pada Anasthasia dan menuruhnya untuk tidak bersuara, dan seketika Anasthasia tidak bisa mengeluarkan suara lagi sekalipun ia mencoba untuk berteriak. Mahluk kecil di hadapan Anasthasia tersebut ke arahnyya lalu duduk di pundak Anasthasia sambil mengamati sekitar "Kau akan membangunkan para troll jika bersuara dengn keras seperti itu" gerutu mahluk mungil itu. Anasthasia mendongak ke arahnya dan menghujaninya dengan pandangan tidak suka, ia ingin sekali memaki mahluk kecil tesebut karena membuatnya tidak bisa bersuara namun sayangnya tak ada yang dapat ia lakukan karena pasalnya Anasthasia tidak dapat mengalahkan kekuatan magis dari serbuk merah muda milik mahluk mungil tersebut. "Sebenarnya aku sangat ingin memperkenalkan diri sekarang, namun sepertinya kita harus bersembunyi terlebih dahulu sebelum sesuatu yang mematikan akan datang kesini karen aterpancing oleh suara teriakanmu itu" gerutu mahluk kecil tersebut. Anashasia hanya mampu mengernyitkan dahinya, merasa aneh terlebih lagi ketika mahluk mungil tersebut berkomat-kamit tanpa suara, entah apa yang sedang ia rapalkan, yang jelas itu bukalah bahasa yang serng digunakan olehnya sehari-hari. Dari atas langit nampak sebuah sapu terbang dengan tongkatnya yang panjang dan berwarna emas, sapu tersebut mendarat di hadapan Anasthasia dengan sangat baik, benda itu langsung melayang di udara, siap untuk ditumpangi oleh siapapun "Naiklah, karena kita harus cepat pergi dari tempat ini" titah mahluk kecil bersyap itu. Anasthasia menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin kemanapun, ia hanya ingin kembali ke sekolahnya dan memulai harinya dengan tenang. "Huuuft" mahluk mungil tersebut menghela napas kesal sambil terus mengepakan sayapnya yang berwarna merah muda dengan cahaya di seluruh bagiannya "Kalau begitu tidak ada cara lain lagi selain penggunaan sihir agar membuatmu mau pergi bersamaku. Asal kau ketahui saja, jika kau tidak ikut besembunyi denganmu, kau pasti akan menjadi bahan mainan para troll tak berperasaan itu, atau kau malah akan menjadi santapan lezatnya" jelas mahluk kecil tersebut dengan Suaranya yang terdengar serius. Lagi-lagi Anasthasia mengerutkan dahinya, ia tidak ingin mempercayai hal tak masuk akal seperti troll karena seahunya trolll hanyalah mahluk dongeng yang ad di film kartun kesukaannya sewaktu kecil, jadi bagaimana bisa ia akan mempercayai ucapan mahluk mungil itu denan cepat? Namun mahluk kecil itu telah terlebih dahulu menaburkan serbuk merah muda miliknya ke arah Anasthasia, lalu ia memerintahkan gadis itu untuk menaiki sapu terbang dengan tubuhnya sendiri dan seketika tubuh Anasthasia pun bergerak dengan sendirinya, Anasthasia mencoba memberontak, ia memegang ranting pohon di sekitar, berusaha menghentikan pergerakan tubuhnya namun lagi-lagi hasilnya nihil, kekuatan magis dari serbuk merah muda mahluk mungil tersebut tidak mudah dikalahkan dengan mudah. HAP Tubuh Anasthasia kini berada di atas sapu terbang tanpa bantalan duduk, membuat Anasthasia merasa sakit saat menduduki benda ajaib tersebut.. "Baiklah. Apa kau siap menempuh perjalanan cukup juah menuju kastil lama San?" ujar mahluk mungil itu pada sapu terbang di hadapannya. Sapu terbang tersebut bergerak naik turun sebagai pertanda bahwa ia akan siap untuk terbang ke kastil lama mereka. Tak selang berapa menit, mereka sudah melayang di udara, di atas langit. Anasthasia mendongak ke bawah, pemandangan hutan yang nampak mudah karena dedaunan dan langit yang ada disana memiliki begitu banyak, seperti sebuah festival balon dengn warna-warna yang cerah namun tak membuat mata teras pedih saat memandangnya dari kejauhan. Angin bertiup sangat kencang di atas, membuat Anasthasi harus mengeratkan pegangannya pada sapu terbang agar tidak dengan mudah terbawa anginn yang berhembus dengan kencang dari sisi Timur. "Ku sebaiknya mempersiapkan diri untuk penyambutanmu yang akan segera dilaksanakan. "Penyambutan? Apa maksdumu?' tanya Ansthasia dengan heran, bagaiamana bisa seorang gadis asing sepertinya disambut oleh mereka yang berada di daerah asing tersebut. "Memangnya kenapa dengan penyambutan tersebut? Bukankah kau datang kemari untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran? Aku rasa penyambutan sederhana akan aman-aman saja untuk dilakukan" tuutur mahluk kecil itu lagi. Mulut Anasthasia sudah terasa gatal dan memerah, ia tidak senang harus berdiam diri, menutup mulutnya rapat-rapat padahal penjelasnya sangat dibutuhkan sekarang, ia sama sekali tidak ingin harus tinggal bersama dengan orang asing tanpa harus memikirkan sekolah dan pamannya. Bagaimana bisa mahluk mungil tersebut menganggap dirinya sebagai penyelamat negeri mereka? ***** Angin bertiup semakin kencang, beberapa awan putih harus berubah menjadi mendung membuat langit telihat begitu gelap, namun untung saja bahwa Anasthasia tidak perlu repot mengurus apa yang diperlukan oleh para tamu, ia benar-benar ingin menjalani hidup dengan bebas setelah ia berhasil keluar dari tempatnya berada sekarang. Sedangkan awan lainnya tetap memiliki warna yang cerah dan diam dengan tenang di atas langit. Beberapa tetes air hujan mulai berjatuhan dan sebagian dari rintik hujan tersebut mengenai serabut dari sapu terbang yang ditumpangi oleh dirinya, lalu serapat sapu terbang itu mulai berasap dan tak lama kemudian asap tersebut berubah menjadi api yang membakar serabut dari sapu terbang yang ditumpangi oleh Anasthasia. Sapu terbang tersebut bergerak ke kanan dan kiri, ke depan dan belakang, naik turun tak tentu arah hingga akhirnya sapu terbang itu pun menukik ke bawah lalu terjatuh begitu saja di tengah hutan yag lebat. Tubuh Anasthasia terjerambab di tanah, sedangkan sapu terbangnya tersangkut di antara ranting pohon. Sapu terbang tersebut berhenti bergerak seperti kehilangan nyawanya, sapu terbang itu pun bertransformasi menjadi sapu biasa yang bagian serebut di ujungnya tidak berkutik sama sekali. "Hei! Kenapa kau tidak lagi bergerak?" tanya Anasthasia penasaran, ia sama sekali tidak menyadari akan ucapannya yang terkesan sanagat serius. Sofia mendarat di pundak Ansthasia, ia menjentikkan jarinya dan seketika kepulan asap muncul di hadapan Anasthasia. Sebuah payung lengkap dengan jas hujannya memanglah dua benda yang sangat ia butuhkan saat ini "Tidak perlu banyak memikirkan tentang sapu itu, ia pasti sudah kehabisan mantra sihirnya hingga tidak ada seorang pun yang bisa menolong. Sekarang, lebih baik kita menyelamatkan diri masing-masing yang sebentar lagi akan kedatangan tamu" ujar Sofia Suara berisik mulai terdengar mendekati mereka, semak-semak belukar mulai terbuka dan sesuatu menggeram dengan keras dari dekat mereka. Anasthasia langsung menyiapkan dirinya membentuk kuda-kuda pertahan untuk menghajar siapapun atau apapun yang bisa melukainya. GRRRRRR Suara Geraman tersebut terdengar semakin jelas dan membuat keberanian Anasthasia luntur seketika. "Apa kau mendengarnya?" tanya Anasthasia secara tidak sadar, mahluk mungil di dekatnya pun nampak senang, ia tersenyum dengan cerah "Tenang saja, suara yang kau dengar adalah suara dari salah satu kenalanku" ujar mahluk mungil itu di dekat telinga Anasthasia
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN