Daerah Bagian Barat

1007 Kata
Tobby terbang di langit dengan Anasthasia di punggungnya, sedangkan Sofia duduk di pundak Anasthasia. Awan berwarna-warni yang mereka lalui sempat mengenai wajah Anasthasia. Tidak seperti awan di tempat Anasthasia tinggal, dimana itu hanya seperti kabut yang bisa dilewati begitu saja. Awan di negeri Valendis merupakan benda padat yang terasa manis seperti gumpalan permen kapas, dan ketika menyentuh wajah Anasthasia, awan itu akan melelh menjadi cairan gula yang lengket seperti sirup yang biasa ia temui di supermarket. "Awan di negeri ini terbuat dari apa?" tanya Ansthasia penasaran "Oh, awan-awan disini terbuat dari air liur Vilera," jawab Sofia "Vilera? Apa itu?" tanya Anasthasia lagi. "Dia mahluk dengan bentuk yang hampir sama seperti Tobby, hanya saja warna bulunya adalah merah muda, mulutnya lebar dengan lidah yang panjang, tidak bergigi, dan makanan kesukaannya adalah hawa dingin lembah Vuera di sebelah Utara. Air liurnya ini akan menjadi padat saat cuca dingin, dan ketika panas, maka ia akan menjadi cair lalu cairan itu menjatuhi negeri Valendis, itulah yang dinamakan hujan di negeri ini. Anak-anak selalu menampung air liur yang jatuh untuk diolah menjadi makanan manis yang biasa mereka bawa saat berburu di hutan Murbel" jelas Sofia yang malah membuat Anasthasia semakin bingung, pasalnya ia sama sekali tidak tahu tentang nama-nama tempat yang disebutkan oleh Sofia, yang ia bisa tangkap hanyalah proses awan yang berubah menjadi hujan di negeri Valendis. "Ah sebaiknya kita turun di bawah sini, ada sebuah pesta yang digelar oleh para penduduk Valendis di bawah sana," ujar Sofia. Tobby seakan mengerti ucapan Sofia, ia langsung bergerak ke bawah dan mendarat di sebuah lapangan rumput berwarna emas dan lagi-lagi rumput itu berkilau seperti kaca. Anasthasia mengamati sekitar, lapangan itu tampak lengang, namun di arah selatan memang terdengar sebuah gendang yang ditabu berkali-kali dan suara-suara manusia yang berirama terdengar pula dari arah sana. Anasthasia berjalan menghampiri sumber suara dengan semangat yang membara, baginya suara-suara tersebut adalah kesempatan emas baginya untuk kembali ke tempat semula, atau mungkin menjalani kehidupan normalnya kembali. "Hei!" panggil Sofia berulang kali. Anasthasia tak mendnegar, ia terus saja berjalan, sampai akhirnya Sofia harus kembali menjentikkan jari untuk memunculkan sepasang sayap pada punggung Anasthasia yang membawa gadis itu ke dekatnya. Sofia berkacak pinggang di hadapan Anasthasia. "Kau tidak berniat mendatangi mereka dengan pakaian seperti itu, bukan?" tanya Sofia dengan geram Ansthasia melihat pakaiannya. Kemeja bercorak polakadot berwarna biru dan putih itu dipenuhi oleh tanah merah bekas p*********n yang dilakukan oleh Gothe kemarin, terlebih lagi celana jeans yang ia kenakan pun sudah sobek dibeberapa bagian hingga memperlihatkan kakinya yang luka-luka dengan darah kering yang masih menempel. Anasthasia menyadari bahwa tampilannya sangatlah jauh dari kata layak. "Apa aku bisa mandi dan mengganti bajuku terlebih dahulu?" tanya Anasthasia dengan malu-malu "Huft..." Sofia menghela napas. "Sudah terlambat untuk mandi," balas Sofia. Sofia terbang ke arah Ansthasia dan menaburkan serbuk berwarna merah muda berkilau ke tubuhnya. "Ubahlah penampilannya seperti penyihir Valendis," ujar Sofia dan seketika penampilan Anasthasia pun berubah. Anasthasia melihat ke kakinya yang sekarang sudah tertutupi oleh gaun berwarna merah muda pastel dengan kilauan berwarna biru, dan saat ia melihat tangannya... Anasthasia terkejut saat tangannya menjadi transparan dengan kilauan di seluruhnya seperti sudah ditaburkan glitter. "Kenapa aku jadi seperti ini?" tanya Anasthasia "Karena kau sekarang sedang menjadi penyihir Valendis! Aku sengaja mengubah penampilanmu menyerupai penduduk lokal agar mereka bisa menerima keberadaanmu," balas Sofias "Penduduk lokal?" gumam Ansthasia sambil terus melihat anggota tubuhnya yang memang sepenuhnya sudah berubah, mengingatkannya pada sosok lelaki yang telah menyelamatkannya saat Gothe menyerang. "Jadi... dia juga adalah mahluk dari negeri ini?" tanya Anasthasia. "Dia? Dia siapa maksudmu?" tanya Sofia. "Dia!" Anasthasia menengok ke arah Sofia "Dia yang membawamu dan aku kembali ke depan altar," balas Anasthasia. "Ooh maksudmu adalah Luke?" tanya Sofiaa. Sofia pun tertawa sampai terpingkal-pingkal. "Memangnya kau pikir dia itu apa? manusia?" tanya Sofia sambil terus tertawa. Anasthasia menyerungut. Sebenarnya ia sangat berharap bahwa yang menyelamatkannya adalah manusia normal, namun nampaknya sudah tidak ada lagi manusia normal yang bisa ia jumpai. "Haaah" Anasthasia menghela napas dengan berat. Ia tertunduk lesu memikirkan nasibnya sekarang. "Ah sudahlah! Tidak pelru sedih seperti itu, kau harus terlihat ceria agar masyrakat Valendis menyukaimu, terlebih lagi ini adalah pertama kalinya kau akan menyukai mereka, jadi usahakan beri image yang baik pada mereka, oke?" tutur Sofia. Anasthasia terdiam, ia memiringkan wajahnya smabil memandnagi tubuh mungil Sofia "Bagaimana kau bisa mengetahui perihal cara berkomunikasi manusia? kau kan tidak pernah tahu soal tempatku berasal tapi kau sangat lancar dalam menuturkan bahasa yang digunakan oleh kaumku," "Maksudmu? bahasa yang digunakan oleh para manusia? tentu saja aku bisa. Mendiang ratu Valencia mengajariku banyak hal, termasuk bahasa itu, dan asal kau tahu, semua penduduk Valendis juga tahu dan lancar menggunakan bahasa itu," jawab Sofia. "Untuk apa mereka tahu?" tanya Ansthasia. "Tentu saja karena itu adalah suatu kewajiban jika mereka ingin hidup menyerupai manusia pada umumnya," balas Sofia. Ansthasia mengangguk, ia menganggap jawaban Sofia itu masuk akal. "Kalau begitu, seharusnya aku pun mempelajari bahasa kalian bukan?" tanya Anasthasia. "Ya tentu saja! Tapi, kita kebelakangkan saja dulu perihal itu, karena jadwal hari ini adalah memperkenalkanmu pada rakyak Valendis!" tukas Sofia, ia pun terbang menuju sumber suara yang sebelumnya akan dituju oleh Anasthasia. "Ayo ikut!" ajak Sofia sambil mengayunkan tangannya. Sayap Anasthasia pun bergerak, ia membawa Anasthasia terbang mengikuti Sofia sampai tiba ke sebuah daerah dimana sekumpulan mahluk bertubuh transparan dengan topi merah maroon terpasang di kepalanya. Kumpulan mahluk itu berkumpul di sebuah panggung yang melayang di jalanan, dan di atas panggung terdapat mahluk bertubuh transparan lainnya yang sedang melakukan atraksi membuat salju dari tangannya, dan meracik bberapa cairan yang ketika di coba oleh salah seorang anak, anak itu berubah menjadi mahluk menyerupai Tobby dengan warna merah muda, namun sayangnya perubahan bentuk itu tidak berlangsung lama. Saat anak itu kembali ke wujudnya semula, ia mendapatkan tepuk tangan yang meriah dn teriakan penuh semangat. Sepertinya mereka senang dengan ramuan yang dibuat oleh mahluk yang ada di atas panggung. Sampai akhirnya panggung itu dipenuhi oleh para mahluk bertubuh transparan yang menggenggam berlian di tangan dan beberapa lainnya lagi memgang kantong berwarna coklat tua yang tidak diketahui isinya apa. "Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Anasthasia
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN