Memoriam XXI: Main ke Simpang Lima

1124 Kata

Adara segera menggeser tombol hijau ke atas, untuk menerima panggilan video dari Tahta. Haidar langsung sangat antusias. Meski belum lancar membaca, ia langsung tahu yang menelepon adalah Tahta. Selain karena foto profil yang tertera pada background panggilan, juga karena anak itu sudah hafal dengan susunan huruf nama Tahta. Salah satu nama orang yang spesial baginya. "Assalamualaikum." Adara mengucapkan salam, diikuti oleh Haidar langsung mengikuti ibunya mengucapkan salam juga. Tahta tersenyum di sana. "Waalaikum salam." "Katanya Haidar kangen sama Ayah. Baru aja tadi aku mau video call kamu. Ternyata kebetulan kamu juga video call." Adara menjelaskan situasinya. Dan lagi-lagi Tahta tersenyum. Andai saja sesekali yang rindu adalah Ibunya. Bukan melulu anaknya. Padahal Tahta sudah sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN