HBD

953 Kata
______________________________________ "ini kebetulan atau takdir?" -Arga Jangan lupa vote dan komen ______________________________________ Kini Arana dan gadis kecil itu berdiri di depan rumah bergaya minimalis ini terlihat mewah,Arana pun maju dan mencoba memencet pintu bel itu. Namun tiba tiba seorang pria berjalan tergesa dari dalam dan membuka pintu itu tanpa tahu di depan sana ada Arana. Pria yang terkejut itu pun menabrak Arana dan hampir membuat gadis berambut lurus itu terjatuh,namun dengan sigap ia menahan pinggangnya. Ia pun menarik Arana yang hampir terjatuh,gadis itu memejamkan matanya bersiap untuk jatuh,namun karna tak merasakan apapun,Arana pun membuka matanya. Dan yang pertama Arana lihat adalah netra hitam milik Arga,ya pria yang tergesa itu Arga,sebenarnya Arga berlari karena mengkhawatirkan Adiknya. Arana masih terdiam di posisinya,Arga pun begitu,entah mengapa posisi mereka saat ini terlihat seperti berpelukan. Rama dan teman-teman Arga yang berlari keluar pun kaget melihat Arga dan Arana. Arana pun memonyongkan bibirnya,Arga geli melihat itu dan akhirnya menjatuhkan Arana. "ADAAWW,GAAA KOK JATUHIN NANA SIH?SAKIT GAAA"gadis itu benar benar terjatuh sekarang. "Lo kenapa gitu tadi?" "Kan bener gaaa,kalo di film setelah scene liat-liatan,mereka pada kissing scene" "Lo gila?!" "Lagian,kenapa Arga jahat banget jatuhin Nana,ntar kalo Nana jadi tepos gimana,ntar gak bisa join miss universe" Mendengar ocehan Arana semua yang ada disana tertawa,Arana polos sekali mengatakan semua itu. Arga langsung menghadap ke arah lain,enggan untuk melihat Arana. "Caca,kok bisa sama kamu?" "Oh itu tadi ketemu pas Caca lagi beli kue,nih tante kuenya" Arana tersenyum sambil menyodorkan kue itu pada ibu Arga.setelah kue itu diterima Arana pamit pulang,namun belum sempat ia melangkah pergi Caca langsung menahan tangannya. "Tunggu kak" Caca menceritakan semua yang terjadi pada semua orang disana,ditambah lagi ada ayah Arga yang baru pulang dari kantor. Ibu Arga yang mendengar cerita anaknya itu pun tersenyum. "Kalo gitu mampir aja dulu disini,kita lagi acara buat Arga" "Gak papa kok tante,Arana pulang aja,lagian tadi disuruh mama beli bumbu buat masak" "Yah...padahal tante pengen kamu nemenin tante disini,temen Arga cowok semua" .... Tiba-tiba deru motor terdengar diluar,seorang pria berjaket navy masuk ke pekarangan rumah Arga. "Bang Allll"gadis itu berlari ke arah Alan yang baru datang ,gadis itu merentangkan kedua tangannya,namun seperti biasa Alan menoyor dahi Arana. "Eh Na,kok ada disini?" "Oh,gak itu tadi Ara beli bumbu buat mama masak terus bla bla bla" "Mama gak jadi masak hari ini,kita disuruh makan diluar,gue kesini numpang makan doang" "Hah?kok gituuu?terus gunanya Nana beli ini buat apaaa??,Nana kecewaaa,apakah ini akhir dunia Nana?!Nana di php in mama Nan sendiri" "Na diem,malu diliat orang" "Tidaaaakkkk" "Diem Na,ni anak gue rendem juga di saus pempek,mau?!" "Emang bisa?" "Bisa kalo gue yang bikin pasti bisa" "Ihhhh...gak mau,ntar Nana gak cantik lagi,ntar gak jadi princess lagi,mana ada princess bau saus pempek!!" "Nah udah diem makanya"gadis itu pun diam seketika. Mereka semua tertawa lucu melihat interaksi Arana dan Alan. "Tadi ternyata mama lupa kalo malam ini dia ada arisan sama temen-temennya." Reva,ibu Arga menghampiri mereka berdua,wanita paruh baya itu senang,akhirnya ia bisa punya alasan untuk menahan Arana disini. "Tuh Na denger,makanya kamu disini aja,tante gak punya temen ngobrol disini,pada gak nyambung sama tante" "Kamu disini aja Na,bagus kok biar rame"Arzen giovano,ayah Arga yang sejak tadi diam kini angkat bicara. Arana sebenarnya sedikit takut pada Ayah Arga,pria paruh baya itu memiliki aura mengintimidasi,seperti Arga,bedanya jika Arga ia tidak takut tapi ayahnya,Arana tak bisa berkutik. "I-iya om,Nana disini aja"Arana kikuk. "Yasudah,ayo masuk semuanya" mereka semua masuk ke rumah dalam rumah itu. Mereka pun masuk,menyiapkan pesta kecil untuk Arga,pria itu sebenarnya malas merayakannya,hanya saja ibunya bersikeras. .... Mereka menyiapkan berbeque,malam ini temanya berbeque,jadi semua dilakukan outdoor,Arana berada di dapur membantu Vera. "Tante,ini di taruh dimana?" Arana membawa sepiring sosis dan daging mentah. "Oh,itu di bawa ke luar" Arana pun pergi keluar,ketika sampai di depan pintu ternyata ada Arga yang ingin masuk,terhalang dengan Arana yang ingin keluar. Ketika Arana ke kiri Arga juga ke kiri,begitu juga sebaliknya. "Anak ayam,minggir" "Galak banget sih,ntar Nana gigit,kalo galakkin Nana lagi,mau?!" Arana pun langsung menyingkir,dan setelah Arga pergi barulah ia keluar. ..... Semua persiapan sudah siap,mereka semua pun sudah berada di luar,dan lilin pun sudah di nyalakan. Kue pertama dipotong dan Arga berikan kepada ibunya. Arana memfoto Arga yang menghadap menunduk,ia hanya iseng sebenarnya tapi karena fotonya bagus,ia pun menjadi kannya story di i********:,sekalian mengucapkan selamat ulang tahun.  Tapi lama kelamaan Arana merasa dingin di luar sini,Arana mengusap lengannya,ia memakai baju tanpa lengan karna tak tahu akan begini jadinya. Ia tak melihat Arga disini,Arana pun masuk,didalam hangat,tiba-tiba jaket berwarna hitam terlempar ke wajahnya. Gadis itu sebal dan melihat ke arah orang yang melemparnya dengan jaket. "Arga kenapa sih dari kemaren suka banget lempar-lempar jaket ke muka Nana,ntar jaket nya sakit gaa" "Gue habis ngeliat anak ayam kedinginan" "Hah?"otak kurang se ons Arana gak bakal paham "Pake" Arana hanya menurutinya dan hangat... jaket itu hangat,sedangkan Arga berlalu meninggalkan Arana dengan senyum tipis yang nyaris tak terlihat sedikitpun. "Ihhh..Argaaaa cowok terpeka nya Nanaaaa"gadis itu meneriaki Arga yang berjalan menjauh Arana pun kembali keluar,sebenarnya jaket Arga ini terlalu besar untuknya,gadis itu tenggelam. "Arana kemana aja?ini makan lagi nih"ibu Arga terus menyuruh Arana makan sejak tadi,katanya Arana terlalu kurus. "Tadi tuh Nana masuk gara-gara dingin,terus tiba -tiba..bla bla bla" ibu Arga hanya tersenyum melihat sifat Arana,entah mengapa itu mengingatkan nya pada sifatnya dulu. ..... "Apasih kudanil,nginjek kaki gue,lo sakit ya?!" "Yang sakit itu otak lo Van,udah dibilangin gak sengaja"Daniel nyeletuk. "Eh kudanil diem deh" Ryan yang ada disamping Daniel tak sengaja menjatuhkan satu potong sosis dari piringnya ke meja.semua nya melihat kejadian itu kecuali Evan dan Arana,yang sedang sibuk mengobrol. "Yah..sayang banget"Ryan mendengus melihat potongan sosis yang tergeletak menyedihkan. Daniel pun mengambil sosis itu,lalu meniupnya,lalu menyodorkannya pada Evan. "Van,makan nih aaa" Mereka yang lain tertawa melihat Daniel yang sedang menjahili Evan. "Apasih kudanil,geli banget gue,jangan ganggu deh gue lagi ngobrol nih sama inces" Walau mulutnya nyerocos pria itu tetap memakan sosis yang disodorka Daniel. Melihat itu mereka yang lain tertawa,Evan terlihat bingung,kenapa mereka tertawa. "Prft..Hahahaha..Evan ternyata lebih b**o dari Nana,Evan kok b**o sihh" "Kenapa sih ketawa,gue segitu lucunya ya?" Mereka tertawa semakin keras bahkan Daniel sampai tertunduk,astaga wajah Evan itu memang cocok untuk dibully,dia itu bully able. Malam itu,Arana dapat merasakan kembali apa yang sudah lama tidak ia rasakan,kehangatan ibu dan perlindungan Ayah,yang Arana rindukan akhirnya kembali ia rasakan,Arana sangat bahagia malam ini,bahagia. ______________________________________ jangan lupa vote and comment (つ≧▽≦)つ
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN