01
Diruang Kelas Xl MIPA 2
"Rara, mau sampai kapan lo kayak gini ? " tanya Nilam pada Rara yang sedang menyalin catatan dari bukunya ke buku lain.
Rara menaruh pulpennya sejenak,tersenyum tipis kearah Nilam yang duduk disampingnya.
" Gak tahu, dijalanin aja lam ".
" Tapi gue kasihan Ra, tangan lo juga butuh istirahat. Di sekolah ini tempat belajar dan menimba ilmu bukan jadi babu. Ayo kita lapor Bu Endang Bk. Biar si Januar gak seenaknya sama lo. Gara-gara dia juga lo jarang kekantin, padahal punya magh " ucap Nilam sedikit tidak terima, sebab temannya ini dijadikan babu oleh Januar.
"gak usah lam,gak ingat dulu kita pernah lapor. emang setelah itu dia nggak nyuruh-nyuruh gue. Tapi itu cuma berlaku dua hari, hari berikut nya dia balik kaya dulu malah lebih parah" ucap Rara menolak saran dari Nilam.
Rara kembali melanjutkan kegiatan menyalinnya.
Nilam Melamun "Bener apa yang dibilang sama rara.Tapi gue gak habis pikir sama Januar, udah dikasih dua tangan yang utuh sama Tuhan tapi gak digunain sebaik mungkin. Mending tangannya diamputasi terus dikasih sama orang yang lebih membutuhkan" Batinnya.
Nilam tersadar dari lamunannya.
"Eh gue mau kekantin lo titip apa?".
Tanpa mereka sadari,seseorang mendengarkan
semua pembicaraan Nilam dan Rara dari samping pintu masuk kelas. Orang itu bergegas pergi
"somaiy nya mang udin yg pedes ya " Rara merogoh sakunya, menyerahkan uang satu lembar berwarna hijau kepada Nilam.
" Siap, ditunggu ya pesanannya ".
Nilam berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke kantin.
" Cukup