Prolog
Di dunia kultivator, yang kuat menindas yang lemah, yang lemah berusaha menjadi yang kuat, persaingan itu terus terjadi di dunia kultivator.
Dunia kultivator juga terdapat banyak alam, daratan, bintang, galaxy dan juga benua.
Di daratan rendah, daratan rendah dibagi menjadi 5 benua, yang tidak lain adalah benua tengah, benua utara, benua barat, benua selatan dan benua timur, dan masing masing benua dipimpin oleh kekaisaran.
Benua Tengah dipimpin oleh kekaisaran Tang.
Benua utara dipimpin oleh kekaisaran Ming.
benua barat dipimpin oleh kekaisaran Han.
benua selatan dipimpin oleh kekaisaran Qing.
benua timur dipimpin oleh kekaisaran Song.
Nama nama kaisar disetiap benua adalah kaisar Tang Li, kaisar Ming Xiao, kaisar Han Dong, kaisar Qing Peng dan kaisar Song Hui.
dari kelima kaisar itu, kaisar Tang Li lah yang memiliki kekuatan paling tinggi, dan menjadikan dia sebagai kaisar terkuat, kekaisaran Tang juga menjadi kekaisaran yang terkuat diseluruh daratan rendah.
Di benua selatan, atau kekaisaran Qing, ada salah satu kota yang berada di pinggiran barat kekaisaran Qing, nama kota itu adalah kota pasir putih, kota pasir putih di lindungi oleh 4 klan dan 2 sekte menengah.
Yang tidak lain adalah klan Lin, klan Xiao, klan Ling dan klan Feng, adapun dua sekte menengah itu adalah sekte lembah perawan dan sekte gunung pasir.
Di klan Lin.
ada seorang remaja 12 tahun yang tidak bisa berkultivasi seperti teman teman sebayanya, sehingga setiap hari dia di bully dan di rendahkan oleh semua anggota klan Lin, bahkan ayah nya Lin Dan juga tidak menganggapnya sebagai anak.
Lin Chen kecil itu di perlakukan seperti anak tiri oleh ayah nya sendiri, padahal Lin Dan sudah berjanji pada ibu Lin Chen bahwa dia akan menjaga Lin Chen dengan nyawa nya sendiri, tapi setelah ibu Lin Chen atau Ling Yun meninggal, Lin Dan memperlakukan Lin Chen seperti anak tiri.
Lin Dan memperlakukan Lin Chen seperti itu hanya karena Lin Chen yang tidak bisa berkultivasi dan menjadi kultivator, sehingga Lin Chen dianggap sampah klan dan membuat malu klan Lin.
bukan hanya klan Lin saja yang tidak menganggap Lin Chen sebagai anggota klan mereka, bahkan klan Ling yang merupakan klan ibu nya juga tidak menganggap Lin Chen sebagai anggota klan mereka.
ayah Lin Chen adalah Patriak klan Lin saat ini, sementara ibu Lin Chen atau Ling Yun adalah putri dari klan Ling, hal itu seharusnya membuat Lin Chen menjadi tuan muda dari dua klan yang berada di kota pasir putih itu, tapi yang ada justru Lin Chen diperlakukan seperti anak tiri.
meski tidak bisa berkultivasi, bukan berarti Lin Chen hanya diam saja, setiap hari Lin Chen melatih kekuatan fisik nya, karena dia yakin, jika fisiknya kuat, maka dia bisa menjadi kultivator tanpa menggunakan Qi.
Lin Chen tidak bisa berkultivasi karena dantian nya tidak bisa menampung energi spiritual yang dia serap, setiap kali dia berkultivasi menyerap energi spiritual, energi spiritual yang dia serap itu entah tersimpan dimana, sehingga tidak ada yang tersimpan dantian nya.
seperti biasa, hari ini Lin Chen melatih kekuatan fisik nya di belakang rumah, dia berlari mengelilingi halaman belakang rumah yang cukup luas itu, selain berlari, Lin Chen juga pus up, melakukan banyak gerakan untuk melatih kekuatan fisiknya.
menjelang sore, Lin Chen menghentikan latihan nya, lalu dia kembali ke rumah untuk menyiapkan makan malam buat dia dan juga ayahnya, tapi sebelum itu, Lin Chen lebih dulu membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru, sebab badan nya bau keringat karena baru selesai berlatih.
selesai menyiapkan makan malam, Lin Chen duduk di meja makan untuk menunggu ayah nya kembali dari aula klan, beberapa saat kemudian, ayah Lin Chen datang, lalu dia duduk disalah satu kursi dan bersiap untuk makan.
"Hueeek"
Lin Dan memuntahkan makanan yang baru saja dia masukkan kedalam mulut nya.
"makanan macam apa ini? apa kamu tidak bisa masak yang lebih enak lagi hah?" bentak Lin Dan yang emosi.
sementara Lin Chen yang di bentak, dia ketakutan dan hampir jatuh karena terkejut dibentak.
"maafkan aku ayah" ucap Lin Chen yang menangis dan ketakutan.
"maaf maaf, bisa nya hanya minta maaf saja" bentak Lin Dan lagi, lalu dia menendang meja dan meja pun melayang dan menjatuhkan semua makanan yang di masak Lin Chen.
setelah menendang meja makan dan menumpahkan semua yang ada diatas meja makan, Lin Dan masuk ke kamar nya dengan terus mengomel ngomel seperti ibu ibu rumah tangga.
Lin Chen hanya bisa duduk dan memeluk kedua kaki nya dan dia menangis, meski perlakuan Lin Dan itu sudah berulang kali, tapi tetap saja Lin Chen merasakan sangat sakit hati pada ayah nya.
kadang Lin Chen bertanya apakah dia anak Lin Dan atau hanya anak pungut, sebab semua anak di perlakukan dengan baik oleh orang tua mereka, tapi berbalik dengan Lin Chen, dia di perlakukan seperti anak tiri.
beberapa saat kemudian, hati Lin Chen sudah lebih baik, lalu dia berdiri dan berjalan masuk ke kamar dengan perut kosong, bahkan perut nya keroncongan, tapi Lin Chen sudah tidak berani untuk masak dan makan lagi.
Keesokan harinya, seperti biasa, Lin Chen bangun lebih awal dan pergi berlatih, tapi kali ini Lin Chen ingin berlatih di hutan yang berada di belakang klan, Lin Chen ingin berlatih menaiki bukit bukit kecil di hutan yang ada di belakang klan.
karena selain melatih kekuatan fisik, Lin Chen juga ingin melatih pernafasan nya, sehingga dia memutuskan untuk berlatih di hutan.
setelah keluar dari klan, Lin Chen langsung pergi ke hutan, tidak lama kemudian, dia sampai di hutan, lalu Lin Chen menatap sebuah bukit kecil yang berada di depan nya itu.
"aku akan menaiki bukit ini" ucap Lin Chen, lalu dia mulai berlari dan menaiki bukit kecil yang ada di depan nya itu.
Di tempat lain.
lebih tepatnya di aula klan, Lin Dan dan semua tetua klan juga sudah berkumpul, tampak mereka membahas sesuatu yang sangat penting.
"Patriak, sampai kapan klan kita mendapat hinaan seperti ini? aku tidak ingin karena anak sampah itu, klan kita tidak di pandang lagi oleh klan yang lain" ucap salah satu tetua, yang tidak lain adalah tetua Feng.
"benar patriak, semua orang membicarakan klan kita, bagaimana bisa kita putra Patriak adalah seorang sampah? jika seperti ini terus, klan kita tidak di anggap sebagai klan kuat lagi" timpal tetua yang lain, yang tidak lain adalah tetua Fang.
mendengar itu, Lin Dan hanya diam saja, sebenarnya dia juga ingin membawa Lin Chen ke suatu tempat yang jauh dari klan, karena dengan tidak bisa berkultivasi, Lin Chen menjadi sebab klan Lin menjadi bahan ejekan semua orang yang berada di kota pasir putih.
tapi disisi lain, Lin Dan juga sudah berjanji pada istri nya, Lin Dan sudah berjanji jika dia akan merawat Lin Chen dengan sangat baik, Lin Dan juga berjanji akan membuat Lin Chen menjadi kultivator kuat suatu saat nanti, sehingga dia merasa keberatan karena janji itu.
tapi dilain pihak, Lin Dan juga terus mendapat tekanan dari para tetua klan, jika dia tidak menghiraukan keluhan mereka, maka posisinya sebagai Patriak sudah pasti terancam, bisa jadi dia di lengserkan dari kursi Patriak.
"lalu apa saran para tetua?" tanya Lin Dan yang ingin tahu pendapat para tetua klan.
"bagaimana jika kita membuang saja sampah itu ke hutan mati Patriak?" ucap tetua Feng berpendapat.
"apa?" ucap Lin Dan terkejut, sebab pendapat tetua Fang itu sama saja dengan membunuh Lin Chen.
"benar patriak, jika kita membuang sampah itu ke hutan mati, maka klan kita sudah tidak memiliki sampah lagi seperti dia, klan kita akan kembali menjadi klan yang di hormati" sahut tetua Fang.
"tapi kenapa harus hutan mati tetua?" tanya Lin Dan.
"karena jika kita membuang nya di hutan mati, sampah itu akan berlatih dengan hewan buas disana, mungkin dengan begitu, dia akan mengeluarkan kelebihan nya yang tersembunyi" jawab tetua Fang sambil tersenyum jahat.
Lin Dan terdiam mendengar alasan tetua Fang, padahal dia tahu jika tetua Fang dan yang lain nya berniat ingin membunuh Lin Chen, tapi dia juga tidak bisa bertindak tegas pada mereka, yang terpenting bagi Lin Dan sekarang adalah posisi nya sebagai Patriak klan tetap bertahan.
"baiklah, kita akan membawa Chen'er ke hutan mati" jawab Lin Dan terpaksa.
para tetua yang mendengar jawaban itu pun tersenyum kemenangan, karena rencana mereka untuk menyingkirkan Lin Chen dari klan sudah mendapat dukungan dari Lin Dan, ayah dari Lin Chen.
sementara itu, Lin Chen yang tidak tahu rencana para tetua yang ingin mengusirnya dari klan itu terus berlari menaiki bukit, meskipun dengan nafas yang tersengal-sengal, Lin Chen tidak menyerah dan terus berlari ke atas bukit.
menjelang siang, Lin Chen sudah naik turun bukit itu sebanyak 2 kali, lalu dia beristirahat sebentar untuk mengembalikan kekuatan nya.
setelah beristirahat sebentar, Lin Chen kembali melakukan latihan nya, dia mulai berlari mendaki bukit kecil itu, menjelang sore, Lin Chen mengehentikan latihan nya, lalu dia bergegas kembali ke klan dengan tubuh yang sangat kelelahan.