21. Bapak-Bapak Misterius

1810 Kata

“Karena barusan Gala bilang kalau dia akan pulang sepuluh hari lagi, gimana kalau seminggu setelahnya, Ibu dan Ayahnya Gala langsung datang ke rumahmu? Kamu setuju?” Alih-alih segera menjawab, aku malah terdiam. Ini karena aku terlalu terkejut dengan kalimat yang Bu Raras katakan. Bu Raras kini malah tersenyum. Beliau melepas tanganku, lalu menyeruput minuman yang tadi dibawakan si Mbok. “Ibu kayaknya nakutin kamu, ya, Salma?” “O-oh, bukan begitu, Bu. S-saya cuma agak kaget saja. Gimana kalau soal ini, nanti saya diskusikan dengan Mas Gala dulu setelah dia pulang dari Belanda?” “Iya, boleh. Gitu aja.” Bu Raras mengangguk setuju. “Ibu aja yang kayaknya terlalu bersemangat.” Suasana mendadak hening. Bu Raras diam, aku apalagi. Aku tidak tahu harus membawa obrolan apa. Aku kikuk setenga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN