bc

The Fool

book_age16+
530
IKUTI
2.2K
BACA
playboy
arrogant
goodgirl
drama
comedy
sweet
ambitious
campus
office/work place
love at the first sight
like
intro-logo
Uraian

"Oppaaaa!"

"Ka (pergi) jangan mengganggu ku terus, aku sudah muak denganmu!" Jae Hwan hanya mengangkat sebelah tangannya tanpa berbalik memperdulikan gadis cantik itu.

Gadis itu berlari kecil menyusul Jae Hwan menarik tangannya untuk berbalik dengan kasar.

"Oppa, Apa maksudmu? Kau bilang kau sangat menyukaiku."

"Ku pikir kau ... Kau sangat menyukaiku!" ucap gadis itu pelan dan ragu ia masih terkejut dengan respon pria di hadapannya ini.

"Itu seminggu yang lalu, aku sudah tidak menyukaimu lagi," Jae Hwan mengusap rambut gadis itu lalu berbisik, "jangan berfikir aku akan menyukaimu selamanya, itu hanya omong kosong!"

Bagaimana mungkin seseorang yang menganggap wanita hanya permainan saja di pertemukan oleh takdir dengan cinta yang sesungguhnya membuatnya dengan tidak keberatan membuat gadis itu masuk ke wilayah teritorinya. Akankah hubungan keduanya berakhir selamanya atau pria itu kembali menjalani kodratnya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Some Memories Are Unforgettable
Malam sudah larut, ini pukul dua pagi orang-orang bahkan tidak menyebutnya malam lagi, jelas sudah lewat. Tapi Jae Hwan masih memegang botol soju nya dengan erat, ia tengah duduk di sebuah kedai tepi jalan. Bersama udara yang pengap sebab malam pun terasa panas baginya, entah sudah berapa botol yang dihabiskan ia bahkan sudah lupa. Pikirannya terus saja di penuhi penyesalan pada gadis itu, seseorang yang bersabar dengan tingkahnya selama 2 tahun terakhir. Gadis yang kini menyerah menghadapinya. Kenangan tentang gadis itu terus saja muncul membuatnya merasa bertingkah bodoh selama ini dan terlalu terlambat ketika kini ia sadar gadis itu benar-benar telah masuk terlalu dalam di hatinya. Pria itu merogoh ponsel dari saku jaket kulit miliknya menyentuh layarnya dan wuusshh seperti magic wajah gadis itu dan dirinya tengah tersenyum muncul di layar seakan tengah mengejek betapa t***l dirinya 'sial,' ia mengumpat. Jae Hwan mengetik nama gadis itu. Ara. hampir menekan tombol hijau disana lalu mengurungkannya lagi kemudian membanting ponselnya di meja, jelas itu ponsel mahal layarnya bahkan tidak retak karena kekesalan Jae Hwan. Ia mengacak rambutnya yang sudah berantakan sejak beberapa jam lalu karena ini adalah kali kesekian ia mengulang kejadian yang sama. Jae Hwan seperti pria bodoh padahal ia tidak pernah begitu. Malam semakin larut ketika otak Jae Hwan masih terus dipenuhi gadis itu yang berputar memberinya rasa penyesalan paling dalam, mabuk tidak membuatnya lupa akan dosa besar karena telah menyakiti wanita paling berharga di hidupnya. Entah harus berapa botol alkohol lagu yang ia teguk agar setidaknya ia bisa memaafkan dirinya sendiri. ''Ara ssi, jeongmal mianhae (maafkan aku).'' Jae Hwan mulai bergumam sendiri, wajahnya memerah ia menangis juga karena alkohol yang membuat tubuhnya terasa terbakar. Lelaki itu menangis tertunduk menatap lantai meski penglihatannya mulai kabur karena alkohol atau juga air matanya. laki-laki yang terkenal tukang onar, playboy bahkan sudah tidak terhitung gadis mana saja yang tidur dengannya, seorang laki-laki yang sanggup tinggal sendiri sejak remaja karena tidak ingin diatur keluarganya itu untuk kali ini menangis seperti orang bodoh hanya karena seorang wanita. "Ara ssi ...." "YA!" Seorang wanita paruh baya menegurnya, jelas dia si pemilik kedai terlihat dari celemek yang digunakan sebagai penegas antara dirinya dan pelanggan meski Jae Hwan harus membuka matanya yang sipit dengan lebar. Jae Hwan tidak perduli kemudian dia tetap sibuk dengan dirinya, menuangkan lagi soju ke gelas yang ternyata sudah habis isinya. Ia menatap kosong pada botol yang di pegangnya pikirannya tidak sedang benar-benar disana, otaknya tidak bekerja secara rasional dan lebih seperti orang linglung. "Ahjumma, soju!" "Kau sudah terlalu mabuk, pulanglah!" wanita itu mengibaskan tangannya. "YAA!! Aku tidak mabuk," teriaknya, "ambil ini aku bisa membeli semua soju ... semua yang ada disini!" Jae Hwan menyodorkan beberapa lembar uang yang bahkan cukup membeli 10 botol soju lagi, wanita paruh baya itu tidak berkata setelahnya ia lebih peduli dengan uang daripada laki-laki itu dan ia kembali dengan dua botol soju meletakkannya di meja lalu pergi tanpa basa basi. Tiba-tiba saja pria itu ingat hari penerimaan mahasiswa baru di kampusnya dua tahun lalu. Gadis itu menampilkan tarian terbaiknya, ia begitu energik ia bahkan tampak bersinar padahal lampu ruangan saat itu dibuat redup. Gadis itu akan jadi populer dengan gayanya yang sedikit tomboi Jae Hwan bisa melihatnya dari ramainya tepuk tangan yang mengakhiri penampilannya di tambah beberapa senior juga ikut naik ke stage untuk menari, sebenarnya itu koreografi yang mudah semua bisa menirunya karena sangat populer tapi seharusnya tidak cocok untuk gadis sepertinya, itu jenis tarian konyol dan tidak seksi atau penuh berkharisma sama sekali kenapa ia memilihnya padahal banyak tarian girlband yang bisa menonjolkan dirinya dan bisa menarik perhatian tapi tarian Gangnam Style dari PSY itu terlihat berbeda saat ia yang melakukannya. Matanya membulat, Jae Hwan tertarik, jelas saja menjadi pemenang diantara banyak pesaing adalah takdirnya tapi ia juga tahu dirinya tidak suka terikat, maka ia memutuskan untuk sedikit bermain-main saja seperti yang biasa ia lakukan. Saat itu dirinya sendiri bisa merasakan senyum jahat yang tersungging di sudut bibirnya. ** Jae Hwan pulang ke apartemennya pukul 7 pagi benar-benar semalaman ia habiskan untuk menyiksa dirinya dengan tidak beristirahat, sebenarnya dia sudah pergi dari kedai 3 jam yang lalu tapi selanjutnya ia habiskan waktu dengan berjalan kaki tanpa arah dalam keadaan mabuk, Seoul masih ramai di jam itu orang-orang juga mungkin menghabiskan malam yang sama atau perasaan Jae Hwan saja sebab ia tidak ingin patah hati sendiri, hanya beberapa mobil yang melintas ia sendiri bahkan bisa dengan santai menyebrang tanpa melihat arah. Dering ponsel terus mengganggu pria yang baru saja mencoba tidur, ia meraba setiap sudut tempat tidur dengan malas dan menyadari benda itu tidak ada dalam jangkauannya. "Ara ssi, ponselku dimana?" Ia lalu terdiam, Jae Hwan sadar tidak ada Ara disana, tidak ada wanita itu yang selalu sibuk di apartemennya entah membereskan tempat tidur atau membuat makanan untuknya. Dan dengan bodoh kenangannya berserakan dimana-mana sehingga dimana pun ia berada bayangan wanita itu terus saja muncul. Ponselnya berdering lagi membuyarkan lamunannya sejak tadi tentang gadisnya itu tapi kali ini ia dapat menemukannya. Telepon dari ibunya. "Mm ... eomma." "YA! Kau tidak kuliah?" "Mm ...." Ia menjawab dengan malas. "Ya Tuhan apa saja kerjamu?" "Eomma, jebal keumanhaeyo (kumohon berhenti)!" Jae Hwan memohon, "kepalaku masih pusing." Ia lalu mematikan telepon ibunya tanpa menunggu jawaban sebab ia yakin jika tidak di hentikan ibunya akan terus mengoceh bahkan mengucapkan sumpah serapah padanya. Waktu menunjukan pukul 4 sore ketika layar ponselnya kembali menyala ternyata dia sudah cukup tidur, entahlah rasanya baru saja ia terlelap kecuali badannya yang pegal-pegal seperti menjelaskan bahwa kegiatan itu saja melelahkan. Meski begitu hari ini ia memutuskan tidur lagi setidaknya ia bisa lupa pada gadis itu dan berhenti bertingkah bodoh dengan merusak dirinya atau menelepon Ara habis-habisan walau tetap di acuhkan. Membuang harga dirinya yang semua orang tahu sangat Jae Hwan jaga. Pria itu terkekeh menertawakan dirinya sendiri. ** Hari itu, 9 mei 2016 Jae Hwan menghampiri Ara yang tengah berkumpul dengan kelompoknya, tiba-tiba saja ikut duduk di samping gadis yang menjadi pusat perhatiannya tanpa mengucapkan apa-apa membuat suasana sedikit canggung, semua junior tahu siapa Jae Hwan dia salah satu yang paling terkenal di kampus. Bagaimana tidak, ia tampan, kaya bahkan mahasiswa lain tidak ada yang berani dengannya itulah juga sebab kenapa Jae Hwan bertindak semaunya, ia memiliki segalanya juga memiliki kendali atas orang lain di sekitarnya. "Kenapa diam? Kalian terlihat asik tadi. Lanjutkan saja!" katanya sambil tersenyum dan memberi isyarat dengan tangannya. Semuanya hanya saling tatap lalu Kim Tae Hyuk mencairkan suasana membuat semua mengobrol seperti semula walaupun sebenarnya pandangan mereka tertuju pada satu orang. Ara pun begitu, bedanya hanya karena ia merasa risih sebab sejak tadi Jae Hwan menatapnya, terlalu dekat bahkan. "Mwo (apa)?" Ara memberanikan diri bertanya meski bibirnya hampir kelu karena gugup. "Ani (tidak) aku hanya ingin bergabung denganmu," ucap Jae Hwan santai, senyum liciknya tidak pernah hilang dari wajahnya dan itu membuat Ara sedikit merinding lalu kemudian ia berdiri membuat semua mata memandangnya tanpa sebab. Entahlah ia memiliki kharisma yang membuat semua mata tertuju padanya, dan apa-apa yang tidak Ara sadari tadi sekarang terlihat jelas. Pria itu tinggi dan tampak sempurna dengan celana jeansnya. "Ahh ... kau! Kenapa kau berbicara santai denganku?" Jae Hwan jelas bertanya pada Ara. Tapi Ara tidak menjawab ia membiarkannya. Ara tidak boleh menatap laki-laki itu sebab Ara tahu ia bisa terpesona seperti yang lain ia tidak akan membiarkan waktu kuliahnya di rusak oleh urusan semacam ini. "Oppa!" Suara yang manja terdengar dari mulut seorang gadis cantik dengan kaos putih dan skirt berwarna merah yang jelas terlalu pendek untuk menutupi bagian kakinya, ia menggandeng lengan Jae Hwan tanpa sungkan membuat pandangan setiap orang kini tertuju pada mereka. Terlihat sangat serasi sebab wanita itu sempurna dengan kulit seputih s**u dan tubuh yang menggoda. Untuk seorang wanita sekalipun gadis itu membuat jatuh cinta. "Sedang apa kau disini? Kau bilang akan mengajakku pergi!" gadis itu menggelayut manja jelas membuat beberapa orang disana tampak muak. "Ahh ... Mianhae (maaf) aku ada urusan lain." Ucap Jae Hwan santai sambil melepaskan pegangan gadis itu perlahan membuat si gadis merengut menatap Jae Hwan. "Oppa, kau tahu aku memesan couple shirt untuk kita. Itu sangat manis. Kita akan memakainya kemana-mana. Eung?" "YA! Siapa yang masih memakai couple shirt jaman sekarang?" Jae Hwan sedikit mengejek. "Wae (kenapa)? Itu manis. Ada gambar hati disana, juga ada_" "Kau mempermalukan dirimu sendiri!" ucap Jae Hwan memotong penjelasan gadis itu dengan raut jijik membayangkan ia menggunakan tshirt tersebut saja sudah seperti mimpi buruk. Jae Hwan memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu yang di pandangi hampir semua orang disana. "Oppaaaa!" "Ka (pergi) jangan mengganggu ku terus, aku sudah muak denganmu!" Jae Hwan hanya mengangkat sebelah tangannya tanpa berbalik memperdulikan gadis cantik itu.Gadis itu berlari kecil menyusul Jae Hwan menarik tangannya untuk berbalik dengan kasar. "Oppa, Apa maksudmu? kau bilang kau sangat menyukaiku." "Ku pikir kau ... Kau sangat menyukaiku!" ucap gadis itu pelan dan ragu setelah ekspresi kesal Jae Hwan padanya tidak berubah. "Itu seminggu yang lalu, aku sudah tidak menyukaimu lagi," Jae Hwan mengusap rambut gadis itu lalu berbisik, "jangan berpikir aku akan menyukaimu selamanya, itu hanya omong kosong!" Dari satu kejadian saja Ara sudah tahu laki-laki seperti apa Kim Jae Hwan. Gadis itu bahkan membuka mulutnya dan membulatkan mata karena begitu terkejut kejadian semacam itu ada di hadapannya seolah muncul dari drama. Ara memasang sign dalam dirinya bahwa dia harus menghindari laki-laki b******k itu atau nasibnya akan sama dengan semua gadis yang pernah Jae Hwan Permainkan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Saklawase (Selamanya)

read
69.7K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
168.2K
bc

HYPER!

read
624.7K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
80.1K
bc

Daddy Bumi, I Love You

read
36.0K
bc

LAUT DALAM 21+

read
299.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook