Akhir Semuanya

643 Kata
#Kecewaku Aku tak menyangka pacar ku Dwi melakukan hal itu dengan ibu ku sendiri. Salah ku dimana Dwi ? Apa yang kurang dari ku Dwi ? Kenapa kamu tega khianati aku Dwi ? Kenapa harus ibu ku Dwi ? Ibu kenapa kamu jahat kepada ku ? padahal kau tahu ibu Dwi adalah pacar ku ? Kata kau sayang pada ku Bu ? tapi kenapa harus dengan Dwi pacar ku ? kenapa Bu kenapa ? Aku harus bagaimana dengan situasi ini ? Apakah aku harus pergi tinggalkan rumah atau apa ? Aku bingung sekali. ( isi dalam hati Laras ) Tak lama pintu kamar ku berbunyi seperti ada yang mengetuknya. tok tok tok ... siapa ? ( jawab ku ) Ini ibu sayang. Boleh ibu masuk ? masuklah Bu ? pintu terbuka lebar dan itu ternyata ibu ku ibu Tari. Ada apa Bu ? Laras maafkan ibu ya nak ! Ibu tidak bermaksud sakitin hati mu, serius ! biarlah Bu, nasi sudah jadi bubur kok Bu ! Kalau memang Dwi lebih milih ibu ya sudah, aku tidak bisa berbuat apa-apa bu ! Laras, Dwi masih cinta kok sama kamu, sayang ! Ibu dengarin Laras ya ! aku dan Dwi sudah putus Bu. tidak ada yang perlu di jelasin lagi. Aku sudah ikhlas kok Bu. Tapi Laras ? sudahlah Bu, tolong keluar ya Bu ? Laras mohon keluar Bu ! Jangan lupa tutup pintunya ya Bu ! Laras mohon ! Ta ... Pi .... Laras ! ibu Laras mohon ! baiklah Laras. maafkan ibu ya nak ! Ibu keluar dulu. Setelah pintu tertutup oleh ibu, aku nangis bersembunyi dibalik selimut ku yang tebal, bantal ku basah. Aku harus ikhlas ! Tidak apa-apa kalau nantinya Dwi jadi ayah tiri ku. Laras ikhlas kok ! #6 Bulan kemudian Waktu kaya seperti biasanya tapi bedanya Dwi sekarang tinggal bersama ku dan ibu ku. Aku selalu melihat mereka bermesraan dan selalu bersama. Inikah yang dinamakan sakit tak berdarah. Tapi aku harus ikhlas biar mereka bahagia. Aku kembali menjalani kehidupan ku seperti biasanya. Tidak ada yang berubah. Tiba-tiba ibu memanggil ku. Laras, ayo turun ibu mau bicara ? iya Bu, ada apa ? Sini duduk sayang ! Kami bertiga duduk di ruang tengah. Aku, ibu Tari dan Dwi. Sayang ibu mau bicara pada mu, bisa minta waktu mu sebentar ? iya boleh Bu, ada apa ? Mulai hari ini bisa kah kamu panggil Dwi dengan sebutan ayah sayang ? aku syok sangat-sangat syok dan tidak percaya dengan permintaan ibu pada ku. maksud ibu ? ... iya sayang, Dwi dan ibu akan menikah jadi mulai hari ini bisa kah ? Dwi hanya diam sambil melihat ku dan berpegangan tangan pada ibu. aku gak tau harus bilang apa pada mereka berdua. Ibu bukannya terlalu cepat ya ? kan Dwi baru 6 bulan tinggal bersama kita. Apakah aku harus panggil dia begitu ? kalau kamu keberatan tidak apa-apa kok sayang, ibu paham kok. Maafkan aku ya Laras. maafin Dwi ya ! Semua sudah jadi bubur Dwi. Jadi lebih baik kau diam saja. gimana sayang anak ibu, mau kah ? nanti Laras pikir-pikir dulu ya Bu ! terlalu cepat soalnya buat ku ? pasti kamu syok ya sayang tapi tidak apa-apa kok. Santai saja. itu saja yang ingin ibu sampaika, tidak ada lagi kah ? kenapa memang sayang ? kalau tidak ada Laras mau ke kamar, mau istirahat sudah malam soalnya. baiklah sayang. istirahat ya jangan tidur terlalu malam. good night hunny ! good night mom ! loh kok gak good night sama ayah dulu. ehmmm, good night dwi ! iya good night Laras. Aku lari masuk kamar dan Sampai di kamar ku banting pintu kamar ku lalu aku nangis menjadi-jadi. Kayanya aku harus pergi dari rumah ini deh. Itu harus ! Aku sudah tidak peduli pada ibu atau pun Dwi. Mau mereka nikah atau gak bukan urusan ku lagi. Maaf Bu, maafkan Laras.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN