PENGUNGKAPAN

2178 Kata
"Herra ... kamu yang kuat ya." kata Dr. Lee.  Dr, Lee adalah salah satu dari beberapa pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir untuk Mr. Jeonghan. Tidak banyak terlihat pelayat yang datang. Hal ini tidak mengejutkan, mengingat bagaimana kehidupan Mr. Jeonghan di masa hidupnya. Selain itu, dia juga bukan orang baik. Untunglah, Herra tidka pernah sama seperti papanya. Dia sudah mendapat pelajaran yang berharga dari mamanya.  "Terima kasih Dok.." kata Herra setelah menundukkan kepalanya.  Herra terduduk lagi di depan foto papanya. Matanya terlihat membengkak dan wajahnya terlihat sangat pucat. Suasana di ruang pemakaman itu terasa sangat dingin. Banyak orang yang berbisik bisik tentang bagaima Mr. Jeonghan semasa hidupnya dan juga bagaimana kehidupan Herra setelah ini. Banyak drai mereka yang merasa kasihan dengan Herra. Tapi tidak sedikit juga yang mengagumi Herra.  "Kasihan Herra ya.. sekarang dia harus hidup sendiri" kata salah satu ibu yang sedang menikmati makanannya.  Sudah tradisi di Korea Selatan, ketika pemakaman, mereka akan disuguhi makanan dna mereka akan memakan masakan pemakaman itu bersama sama.  Herra masih memberikan ucapan terima kasih kepada para tamu yang memberikan penghormatan terakhr. Tidak berapa lama, petugas yang akan mengkremasi jenasah Mr. Jeonghan menghampiri Herra. Ini sudah hari ketiga sejak kematian Mr. Jeonghan. Sudah saatnya jenasahnya dikremasi. Herra memutuskan untuk mengkremasi jenasah papanya, agar bisa disandingkan dengan abu mamanya.  "Silakan ahjussi" kata Herra. Meskipun masih terlihat sangat sedih, tapi Herra terlihat begitu tenang. Dia juga terlihat begitu tenang ketika dia berjalan di depan peti papanya dan membawa satu satunya foto papanya yang tersisa. Dia juga tidak terlihat gelisah ketika abu papanya diserahkan ke tangannya.  Setelah menerima abu tersebut, Herra langsung meletakkan abu papanya di kotak penyimpanan, di samping mamanya. Setelah menutup kotak tersebut, Herra menundukkan kepalanya dan memberikan penghormatan untuk papanya terakhir kali.  "Papa.. Herra sudah memaafkan papa ..." kata Herra tenang.  "Papa .. jangan lupa minta maaf sama mama disana ya" katanya lagi.  "Mama ... tolong jaga papa ya..kalian harus akur disana ya" Y/N menoleh ke arah kotak mamanya.  'Herra akan baik baik saja disini.. kalian berdua tenanglah .. pulanglah dengan tenang ya" Y/N mulai menitikkan air matanya.  "Herra sayang kalian .. sampai jumpa suatu saat nanti" Y/N meletakkan sepasang gantungan kunci di maisng masing kotak.  Herra berjalan meninggalkan kotak penyimpanan abu dengan langkah mantap. Dia tahu bahwa dia harus mulai bisa berdiri sendiri. Dia tahu bahwa dia tidak akan bisa mengandalkan siapa siapa kecuali dirinya sendiri. Meskipun dia sudah melakukannya sejak lama, namun sepertinya kali ini akan terasa berbeda. Dia akan benar benar sendirian.  Sepanjang perjalanan ke rumah, Y/N masih menitikkan air matanya. Untung saja jarak tempat pemakaman dengan rumahnya tidak terlalu jauh.  "Pa.. akhirnya Herra sendirian di rumah" kata Herra sendiri saat dia membuka pimtu rumahnya.  Dia langsung menuju kamarnya tanpa menghidupkan lampunya. Dia meringkuk di lantai kamarnya. Tak terasa terdengar isak tangis yang lama kelamaan semakin keras.  "Hik .. hiik .. hik ...papa..." tangis Herra terdengar.  Tanpa Herra sadari, dia sudah merindukan papanya. Satu satunya orang yang selalu ada di sampingnya setelah kematian mamanya. Malam itu terasa begitu dingin. Kama Herra terasa sedingin es. Tak berapa lama, setelah puas menangis, Herra mulai terlelap. Sudah 3 hari ini dia hanya tidur sebentar sebentar saja. Itu pun tidak dengan tempat tidur yang nyaman. Tanpa sepengetahuan Herra, ruangan yang sedingin es tadi akibat ulah Kim Taehyung. Kim Taehyung sedang bersembunyi di belakang Herra yang sedang meringkuk. Entah perasaan apa yang menghampiri Taehyung, tapi hatinya terasa begitu sakit melihat Herra menangis seperti ini. Air mata menetes di pipi Taehyung, dan membeku di pipinya seperti bulir es. Taehyung juga merasakan tubuhnya semakin dingin ketika dia melihat Herra menangis seperti itu.  Apa yang terjadi denganku? Mengapa terasa sakit sekali? Tidak mungkin.. tidak mungkin gadis ini.  Tapi .. kenapa dingin sekali... Taehyung ingin menyentuh Herra ketika dia sudah terlelap, tapi ada tangan yang mencegahnya.  "Hyung...?" Taehyung sedikit terkejut melihat tangan siapa itu.  "Jangan kamu lakukan!" perintah Kim Namjoon sedikit tegas.  "Kenapa hyung?" tanya Taehyung lagi.  Namjoon menarik tangan Taehyung untuk kembali ke akhirat. Mereka menghilang seperti asap.  "Kamu masih kedinginan Tae?" tanya Namjoon.  "Bagaimana Hyung tahu?" tanya Taehyung sedikit kaget.  "Aku sudah bersama kamu lama sekali, jadi aku selalu tahu kalau ada yang tidak beres" Namjoon menjelaskan.  "Bukan Jimin yang cerita?" Taehyung agak ragu.  "Memang Jimin tahu semua ini?" Namjoon kaget.  "Awas kamu Jimin..." Namjoon sedikit geram.  "Kenapa kita harus pulang hyung? .. aku belum dapat jawabannya" tanya Taehyung.  "Jika kamu menyentuh gadis itu.. dia akan membeku Tae" kata Namjoon menjelaskan.  "Tapi.. biasanya semua sesuai perintahku kan Hyung?" tanya Taehyung sambil menutupi tubuhnya denga sayapnya.  "Tapi gadis ini berbeda Tae..dia.." Namjoon memotong kalimatnya.  Dia agak ragu ragu untuk menceritakan kebenarannya kepada Taehyung. Kim Namjoon memang terkenal karena kebijaksanaannya, dan karena itulah dia diberi kewajiban untuk mengurus Mata Dunia. Bukan dalam arti yang sesungguhnya, tapi itu sebagai istilah untuk mencari informasi tentang manusia di dunia.  "Dia kenapa hyung?" tanya Taehyung penasaran.  "Aku tidak tahu apa aku harus mengatakan ini Tae..." kata Namjoon lagi.  Taehyung melihat hyung nya dan menunjukkan mata memelas. "Dia memiliki kemampuan khusus untuk bisa melihat hal hal yang orang lain tidak bis alihat Tae. Dia gadis yang spesial" Namjoon menjelaskan perlahan.  Taehyung terkejut dengan apa yang dia dengar barusan.  "Tapi Hyung ... bukankah mereka hanya bisa melihat setan, atau hal hal gaib saja?" tanya Taehyung heran. "Iya Tae.. itu sebabnya aku bilang dia spesial." Namjoon mencoba menjelaskan lagi.  "Mungkin hanya dia yang bisa melihat kita. Orang lain hanya bisa melihat hal hal gaib, tapi tidak pernah bisa melihat para malaikat" tambah Namjoon.  "Itu karena...Kim Herra adalah takdir yang ditentukan untukmu Tae..." Namjoon menghela nafasnya.  Taehyung tekejut. Mukanya yang putih terlihat sangat pucat. Seolah olah aliran darahnya berhenti.  TAKDIR???? "Ta-tapi hyung....takdir?" tanya Taehyung tidak percaya. "Bukankah kita malaikat hyung?" tanya Taehyung lagi.  "Iya Tae .. tenanglah ..." Namjoon berusaha menenangkan Taehyung.  "Sebenarnya bukan takdir yang sesungguhnya. Begini ... Kim Herra pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya harus berada di perbatasan dua dunia, dunia kehidupan dan dunia kenyataan. Itu berlangsung lumayan lama. Waktu itu Jungkook pun tidak mampu mengantarkan dia kemanapun. Jantung dan matanya rusak karena kecelakaan itu." tambah Namjoon.  "Ta- ta- tapi hyung.. bagaimana dia bisa melihatku?' desak Taehyung.  "Mata dan jantung yang dia dapat adalah .... milik Park Yoona" Namjoon menjelaskan perlahan.  Taehyung mundur beberapa langkah.  PARK YOONA????? Taehyung terkejut mendengar nama itu.  Nama yang dia rindukan.  Nama yang terasa begitu lama tidak terdengar olehnya.  Nama yang terasa begitu dingin dan begitu menusuk jantungnya.  Rasanya terasa begitu sakit....  Taehyung memegangi dadanya yang terasa begitu sesak. Namjoon mencoba menenangkan dia, Dia memapah Taehyung untuk duduk di tangga Surga. Namjoon memegang tangan Taehyung yang terasa begitu dingin seperti es. Dia menggosok gosok punggung telapak tangannya. Namjoon keheranan dengan keadaan Taehyung. Dia tidak berfikir bahwa efek pertemuannya dengan Herra akan begitu menyiksa Taehyung. Dia juga tidak berfikir bahwa kenyataan yang harus didengarnya justru membuat Taehyung semakin tersiksa.  "Maafkan aku Tae...Aku tidak tahu akan seperti ini" kata Namjoon.  "A -apa mak-maksud hyung?" Taehyung mencoba menata nafasnya.  "Setiap kali kamu bertemu dengan Herra, kamu akan mengalami kedinginan yang luar biasa Tae. Energi Herra akan mengambil semua kemampuanmu dan juga energimu. Itu sebabnya tadi aku melarangmu untuk menyentuhnya. Itu akan membuatmu kehilangan seluruh suhu badanmu, dan nantinta akan mengambil semua kemampuanmu Tae. " Namjoon terlihat gusar.  "Jangan menemuinya lagi Tae...kumohon" Namjoon memelas pada Taehyung.  "Ta- tapi hyung ...Dia Yoona, hyung" kata Taehyung.  "Aku tahu Tae.. tapi bukan Yoona yang sesungguhnya Tae... Dia sekarang Kim Herra" kata Namjoon tegas.  "itu sebabnya.. tadi sebenarnya aku tidak ingin mengatakan kenyataan ini Tae.. " Namjoon terlihat sedih. "Aku takut efeknya akan seperti ini..." kata Namjoon lagi.  Taehyung masih tercengang dengan kenyataan yang dia dengar. Di tengah kedinginan yang dia rasakan saat itu, dia merasakan rasa panas dari amarahnya. Amarah karena rasa sayang. Rasa panas, yang tidak mampu mengganti suhu tubuhnya yang terlalu dingin. Dia bahkan tidak lagi bisa merasakan rasa dingin yang saat ini sedang menyelimuti tubuhnya. Dia begitu bingung, sampai sampai tidak tahu apa yang harus dia lakukan.  "Hyung .. aku harus kembali kesana" kata Taehyung tiba tiba.  "Apa maksudmu Tae?" tanya Namjoon dengan nada keras.  "Aku .. aku harus bertemu Yoona, hyung.." kata Taehyung kebingungan.  "Taehyung.. Tae... " Namjoon berusaha menyadarkan Taheyung.  Taehyung berdiri sambil membetulkan sayap yang dari tadi dia gunakan untuk menghangatkan tubuhnya.  "KIM TAEHYUNG..." teriak Namjoon mengguncang bahu Taehyung.  Suara keras Namjoon terdengar hampir di seluruh area taman Surga. Para malaikat yang lalu lalang langsung berhenti dan menolah ke arah mereka berdua. Namjoon memang terkenal karena kekuatan suaranya.  Para anggota malaikat tampan lainnya juga mendengar suara Namjoon. Mereka langsung menghampiri arah suara Namjoon tadi.  "Ada apa hyung?" tanya Jimin yang datang pertama kali.  "Taehyung.. dengarkan hyung ..." Namjoon berusaha mencegah Taehyung yang ingin kembali ke dunia.  "Ada apa sich?" tanya Seokjin dan anggota yang lain.  "Tae... kamu kena- .....? Aow..." kata Yoongi.  Yoongi langsung menarik tangannya saat dia menyentuh tubuh Taehyung yang sangat dingin. Jimin sudah menyadari hal tersebut ketika melihat wajah Taehyung yang pucat. Dia langsung memeluk Taehyung dengan sayapnya.  Untuk beberapa saat, Taehyung terlihat ling lung. Dia hanya ingin kembali kesana dan menemui Herra.. atau Yoona. Dia mendorong Jimin hingga terduduk di tangga. Jungkook yang melihat Jimin terjatuh langsung membantu Jimin untuk berdiri.  "Taehyung.." teriak Hobi dengan nada keras.  Namjoon mencegah Hobi yang hampir saja memukul Taehyung. Dia menggelengkan kepalanya. Seokjin yang sangat mengenal Namjoon, tahu bahwa ada yang tidak beres.  "Tae.. dengarkan hyung...kamu tidak bisa kesana" kata Namjoon.  "KENAPA hyung?" teriak Taehyung.  "Tae.. dengarkan hyungmu" kata Seokjin.  "Tidak hyung .. aku harus...a-aku..." akhirnya Taehyung pingsan. Seokjin dan Namjoon yang berada di dekatnya langsung menangkap tubuh Taehyung. Mereka langsung membawa Taehyung ke ruangannya.  "Sebenarnya ada apa hyung?" tanya Jungkook pada Jimin.  Yoongi dan Hobi juga melihat Jimin, seolah ingin menanyakan pertanyaan yang sama.  "Aku tidak tahu pasi Kook.. yang aku tahu, sudah 3 hari ini, Taehyung mulai merasakan kedinginan dna mulai melemah. Dia mulai kehilangan kemampuannya. Tadi pagi, dia juga mengalami kedinginan yang sama. Yang aku tahu, dia bertemu dengan seorang manusia yang bisa melihatnya" Jimin mencoba menjelaskan sambil menbetulkan pakaiannya.  "AAPPPAAAAA?????" teriak Jungkook, Yoongi, da Hobi bersamaan.  "Bisakah kalian tidak berteriak?" Jimin memicingkan matanya dan menutup kedua telinganya.  "Kalian lupa kalo kalian malaikat?" kata Jimin lagi.  "Kalian mau bumi jadi gempa bumi karena teriakan kalian: kata Jimin lagi.  "Tunggu Jim.. maksudmu .. benar benar bisa melihat Tae .. Tae yang malaikat?" tanya Yoongi heran.  Rasa penasaran Yoongi, Jungkook, dan Hobi semakin besar, ketika Jimin menceritakan kejadian saat Taehyung membawa Mr. Jeonghan, papa Herra pulang ke akhirat. Mereka mendengarkan dengan seksama setiap cerita Jimin.  "Jadi itu sebabnya tadi Taehyung terasa dingin sekali ya?" tanya Yoongi.  "Itu hanya dari ceritanya Taehyung.. tapi aku tidak tahu mengapa ada nama Yoona disebut hyung" Jimin mengangkat kedua bahunya.  'Aku juga tidak tahu apa yang dibicarakan Taehyung dan Namjoon hyung" kata Jimin lagi.  "Lebih baik kita menyusul mereka saja" kata Hobi.  Setelah membiarkan Taehyung istirahat di ruangannya, Seokjin mengajak Namjoo keluar.  "Apa yang terjadi Joon?" tanya Seokjin.  "Entahlah hyung .. aku tidak tahu akan begini jadinya" kata Namjoon sambil menggaruk kepalanya.  "Ada apa Joon?" desak Seokjin.  Di saat yang bersamaan, Jimin dan anggota yang lain datang untuk melihat Taehyung.  "Bagaimana keadaannya Hyung?" tanya Jimin khawatir.  "Dia hanya butuh istirahat saja" kata Namjoon.  "Hobi.. mungkin kamu bisa membantu menghangatkannya" pinta Seokjin.  Tanpa banyak pertanyaan, Hobi langsung masuk ke ruangan Taehyung. Tidak berselang lama, dia sudah bisa membawa suhu tubuh Taehyung seperti semula.  "Hyung .. kenapa jadi seperti ini?" tanya Jimin.  "Aku tidak pernah tahu Taehyung bisa sampai sedingin itu lho.." kata Hobi.  "Gila kalau Taehyung masih bisa bertahan" kata Hobi lagi. "Joon.. kita keluarga.. ini tentang Taehyung.. kamu harus menceritakan semuanya" desak Seokjin.  Namjoon tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau dia harus menceritakan semuanya. Dia juga tahu bahwa dia tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan ini sendiri. Selain itu, maslaah ini bukan masalah yang sederhana. Ini menyangkut masalah hidup matinya Taehyung, salah satu adik kesayangannya.  'Kita tidak bisa membiarkan Taehyung ke dunia lagi Joon" kata Seokjin setelah mendengar semua cerita Namjoon.  Namjoon mengangguk dan diikuti yang lain.  "Tapi hyung .. sampai berapa lama?" tanya Jimin.  "Kita tahu, kalau Taehyung harus melaksanakan tugas yang diberikan padanya" kata Jimin lagi.  "Aku tahu Jim.. aku juga sedang memikirkannya" kata Namjoon.  "Kita juga tidak mungkin menggantikannya. Kita sudah terlalu sibuk dengan tugas kita masing masing" kata Yoongi.  "Selain itu, jika semua melakukan tugasnya, siapa yang akan mengawasi Taehyung?" kata Yoongi lagi.  " Benar hyung .. Tae hyung bukan orang yang mudah menyerah lho" kata Jungkook dibenarkan anggota yang lain.  Semua terdiam untuk beberapa saat. Mereka mencoba mencari jalan keluarnya. Tapi, sepertinya semua mengalami jalan buntu.  "Satu satunya cara.. kita harus membuat Taehyung mengerti keadaan yang sesungguhnya" kata Seokjin.  "Tapi itu tidak akan mudah hyung.. " kata Hobi.  "Tapi bukan tidka mungkin kan?" kata Seokjin lagi.  "Mungkin sementara waktu, aku akan meminta hakim agung untuk membatalkan semua tugas Taehyung" kata Namjoon.  "Tapi itu tidak akan bertahan lama" kata Namjoon lagi.  "Jadi jalan satu satunya kita harus segera membuat Taehyung menyadari betapa bahayanya masalah ini" kata Namjoon. "Aku akan menemaninya untuk sementara waktu" kata Jungkook.  Akhirnya mereka kembali kepada kewajiban mereka masing masing kecuali Namjoon dan Jungkook.  "Aku harap kamu segera paham apa yang terjadi Tae ..." kata Namjoon. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN