Chapter 1
Gue Alya Tiyara Ramadhani sering dipanggil Tiyara kalau dirumah tapi kalau temen-temen gue sering manggil gue Alya, gue sekarang kuliah di universitas yang cukup terkenal dijakarta gue udah semester akhir dan gue punya temen namanya Tasya dan Amel dua orang ini udah gue anggap kayak saudara sendiri deh pokoknya kemana gue pergi pasti ada mereka dan gue sayang banget sama mereka berduaaa.. gue juga punya adek namanya tuh Aliya Ramadhani masih SMP ni anak sering banget jahilin gue kadang meledek gue juga kalau cowok gue datang pengen banget gue bejek ni anak.!! Tapi gue sayang kok sama dia walaupun dia gitu hahaha.. well..ini cerita gue yang selalu gue jalanin bersama dua sahabat gue ditambah lagi seorang cowok yang super jutek yang pernah gue temui. Oh my God.!!
CEKIDOTTTTT
“kaakk buruan kaliii.. ntar aku telaatt!” teriak si bungsu Aliya yang selalu pergi ke sekolah bareng kakaknya, Alya
“iya iyaa.. sabar dong kamu kakak kan harus rapi juga” ucap Alya turun dari lantai dua dengan terburu-burunya sambil mengecek isi tasnya yang akan ia bawa
“aduuhh lama banget siih.. kalo gini caranya aku naik mobil sendiri aja deh” gerutu Aliya kaya orang yang gak sabaran
“yaudah kamu pergi aja sama pak ujang tu udah nunggu dia” titah Alya
Akhirnya Aliya memutuskan untuk menunggu Alya didalam mobilnya tak berapa lama Alyapun selesai kemudian menyusul sang adik yang sudah ada didalam selama diperjalanan Alya sibuk dengan ponselnya yang selalu saja berdering karna panggilan dari Tasya
“iya sya?” jawab Alya menempelkan ponselnya diantara telinga dengan pundaknya
“loe dimana sih ya? Lama banget!” kata Tasya yang udah ada dikampus bersama Amel
“iaia ini gue udah dijalan macet banget” ucap Alya tiba-tiba ponselnya dirampas oleh Aliya gitu aja hingga Alya kaget
“kak Tiyara kesiangan kak bukan macet ini jalan lancar-lancar aja tu aku udah berapa kali bilang sama dia kalau bangun tu harus tepat waktu aku aja telat dibuatnya kak Tasya, Ampun deehh” omel Aliya sedari tadi sedang Tasya hanya mendengar sambil tertawa dan dengan cepat Alya merampas ponselnya kembali
“kamu apa-apain sih dek!” gerutunya dan ia kembali meletakkan ponselnya ditelinga Alya
“loe gak usah dengerin apa kata dia sya” ucap Alya
“hahaha iyaiya gue tau loe berdua kok yaudahlah loe cepetan bentar lagi dosen killer masuk” ucap Tasya mengakhiri pembicaraan mereka.
Tak berapa lama mereka pun tiba dan kebetulan sekolah Aliya dan kampus Alya tak begitu berjauhan sebelum berangkat ke sekolah, Aliya menyempatkan diri mencium tangan sang kakak tak lupa mencium pipinya juga walaupun begitu Alya langsung luluh dengan sang adik karna perlakuannya yang masih menghormati sang kakak.
“kamu belajar yang bener.. biar bisa kuliah disini juga sama kakak awas kalo gak, kakak laporin ke papa nanti” ancam Alya sebelum Aliya pergi
“iya iyaa bawel banget sihh.. bye kak” pamit Aliya melangkahkan kakinya menuju sekolah yang tak jauh dari kampusnya.
Alyapun berjalan melangkahkan kakinya mengitari kelas-kelas lain hingga akhirnya ia masuk ke kelasnya sendiri dan beruntung belum ada dosen yang masuk ke kelas mereka Alya langsung duduk didekat sahabatnya itu dan langsung mengeluarkan buku pelajarannya
“loe kenapa bisa kesiangan Al?” tanya Amel
“gue gak kesiangan Amel.. tapi gue tu tadi nyari handphone gue gak tau dimana gue taroh ya lama deh” jawab Alya dengan muka melasnya
Tak berapa lama dosen mereka pun masuk dengan membawa seorang pria dengan pakaian yang rapi juga menggunakan kaca mata minusnya dan beberapa buku yang ia pegang
“pagi..” sapa pak Agung selaku dekan mereka
“pagi pak” jawab mereka serempak.
“eh siapa tu?” bisik Tasya pada Amel namun Amel hanya menggelengkan kepalanya saja
“saya kesini membawa seorang pemuda ke kelas kalian namun beliau ini bukanlah mahasiswa baru melainkan dosen baru kalian, beliau adalah dosen bahasa perancis tamatan dari universitas paris dan beliau akan mengajari kalian berbahasa perancis hingga kalian bisa karna beliau adalah pengganti pak komar dosen kalian yang baru saja meninggal, bapak harap kalian bisa bekerja sama dengannya dan harus menghormatinya walaupun kelihatan bapak ini sama usianya dengan kalian.” Ucap pak agung panjang lebar menjelaskan kriteria dosen baru mereka.
“mari pak silahkan perkenalkan nama anda” ucap pak agung
“bonjour! Nama saya Elang Richardson Kalian bisa memanggil saya pak Elang, Saya harap kita semua bisa saling kerja sama dan saling menghormati. Enchante..(senang bisa bertemu dengan kalian)” ucap Elang selesai memperkenalkan dirinya.
“kalau begitu bapak bisa mulai mengajar setelah pelajaran berikutnya.” Ucap pak agung
“terima kasih pak.” Jawab Elang
“kalau begitu kalian tunggu dosen kalian yang masuk, saya permisi dulu” pak agung dan Elangpun keluar meninggalkan kelas Alya dkk.
Setelah mereka tak kelihatan lagi Amel mulai kepo dengan Tasya setelah mereka melihat ketampanan sang dosen ditambah lagi masih muda
“gilaa ganteng banget tu dosen” ucap Amel begitu berlebihan ketika memuji pria
“yaampuun dia tu gak pantes jadi dosen” sambung Tasya
“pantesnya?” tanya Amel
“jadi suami gue hahah” guraunya mengundang tawa diantara keduanya sedangkan Alya sama sekali tak memperdulikan mereka yang sedang membicarakan dosen baru mereka
“eh Al, loe gak klepek-klepek liat tu dosen?” tanya Amel
“enggak” jawabnya begitu singkat.
“yakin loe? Biasa kalau gitu ujung-ujungnya ada rasa suka lo” ucap Amel tertawa kecil namun Alya hanya diam tak menghiraukan ucapan temannya.
***
Singkat cerita kini Elang sudah menjalani tugasnya sebagai dosen yang sudah menginjak 5 bulan kali ini Elang mengadakan ujian harian untuk mereka semua sedangkan Alya baru datang karna ia telat.
“mampus gue.. duuh gimana ni” gumamnya berdiri didepan pintu mengintip semua teman-temannya yang sedang mengerjakan ujiannya dengan tenang Alya dengan perlahan mengendap-endap masuk kedalam kelas namun hasil kerjanya sia-sia karna Elang berada dibelakangnya yang kebetulan habis dari kantor dosen.
“ehem..” dehemnya. Alya pun menghentikan niatnya untuk melanjutkan perjalanannya masuk kedalam sedangkan kedua sahabatnya melihat Alya
“tu anak selalu telat” gumam Tasya
“iya sya, yaampuun Alya”ucap Amel
“kamu ngapain?” tanya Elang bersikap professional sebagai dosen yang memang dianjurkan kepada dekan mereka supaya tegas kepada seluruh mahasiswa disana.
“saya mau masuk pak” jawab Alya terbata-bata
“sudah setengah jam yang lalu ujian berlangsung kenapa kamu baru tiba? Kesiangan?” tuding Elang namun Alya hanya diam dalam hati ingin menonjok muka dosen itu yang menurutnya belagu.
“i..iya sorry pak, rumah saya kan jauh” ucapnya berbohong.
“setelah mereka selesai ujian kamu ke ruangan saya temui saya kalau kamu mau dapet nilai bagus.” Ucap Elang
“iya pak” jawab Alya dan Elang masuk ke dalam kelas menunggu ujian selesai.
Alya memutuskan untuk menuju kantin disana ia memesan minuman dan duduk menunggu ujian temannya selesai.
“iihh nyebelin banget sih tu dosen! Masih muda tapi songong banget gue tonjok juga loe!!” gerutunya ngomel gak jelas tak berapa lama kedua sahabatnya datang menghampirinya
“Al.. dipanggil pak Elang tu” ucap Tasya
“loe jangan sebut dia pak Elang ya didepan gue! Panggil Elang karna dia seumuran sama kita!” ucap Alya yang benar-benar geram dengan Elang
“ya tapi kita kan harus menghormati dia karna masih dilingkungan kampus kalo diluar mungkin gakpapa” jawab Tasya
“ah terserah lah!!” Alya langsung pergi meninggalkan mereka disana.
Kemudian ia menghampiri Elang yang sudah menunggunya dari tadi didalam ruangannya Alya terus berjalan menelusuri koridor kampus hingga akhirnya ia tiba didepan ruangan dosen yang tak jauh dari kelasnya perlahan Alya meraih handle pintu itu kemudian ia membukanya dengan pelan dan ketika ingin masuk ia sama sekali tak melihat Elang didalam ruangan itu
“kok sepi” gumamnya.
Alya tak mau ambil pusing ia pun memutuskan untuk masuk kedalam menunggu Elang disana, beberapa menit kemudian Elangpun tiba dan Alya langsung tersadar dari pandangannya yang melihat layar ponselnya.
“udah lama nunggu?” tanya Elang santai tanpa melihat wajah Alya Ia pun duduk dibangkunya dan sibuk menyusun beberapa arsip yang ia bawa.
"baru aja” jawab Alya begitu singkat.
“silahkan kamu duduk dibangku depan meja saya, ambil selembar kertas kemudian kamu tulis *saya berjanji tidak akan telat lagi* tulis sebanyak 2 lembar lalu kamu tanda tangani” pinta Elang memerintahkan itu semua ke Alya sebagai hukumannya tadi
“apa? Gak salah pak?” tanya Alya tak menyangka dengan keputusan dosen tampan yang satu ini
“kamu kurang puas?atau mau saya tambahi lagi?” tanya Elang dengan santainya memandang wajah mahasiswi nya itu
“eh..jangan-jangan pak iya iya ini saya kerjakan.” Ucap Alya langsung duduk kemudian ia mengambil kertas yang diperintahkan Elang barusan
“kalau gak karna loe dosen gue udah gue jambak loe!!” batin Alya begitu geram dengan sikap dosen yang satu ini
Alya begitu telaten mengerjakannya hingga Elang terus melihatnya sesekali Elang melengkungkan senyumannya ketika melihat tingkah laku Alya, sebagai pria yang normal dan masih muda pula Elang masih bisa merasakan sesuatu yang biasanya orang miliki, tepat pukul 12 siang Alya akhirnya selesai menjalankan hukuman itu dan terakhir ia menandatangani kertas itu.
“nih pak, sekarang apa lagi?” tanya Alya bersikap manis namun hatinya masih geram terhadap Elang
“tidak ada sekarang kamu bisa pulang” ucap Elang
“terus ujian saya gimana dong pak? Masa saya Cuma dapet hukuman tapi nilai ujian saya terancam ?”tanya Alya
“nilai kamu bagus” jawab Elang memberikan senyumannya
“maksud bapak?” tanya Alya kurang paham
“kamu mengerjakan hukuman dari saya nilai kamu sudah ada.” Jawabnya lagi.
“yasudah kamu boleh pulang kerumah” Perintah Elang.
Alya hanya bisa terdiam dan kini ia bergegas untuk pulang namun ketika Alya sudah didepan pintu ia kembali dipanggil oleh Elang
“Alya?” panggil Elang dengan cepat Alya berbalik kearahnya
“jangan lupa makan siang” ucap Elang sontak membuat Alya terheran karna baru kali ini ada seorang dosen yang mengingatkannya untuk makan.
“iya pak, terima kasih” jawabnya lalu ia pun pergi, kini tubuh mungil Alya sudah tak terlihat lagi sedang Elang membereskan surat-surat penting yang berada dimejanya kemudian ia pun bergegas untuk makan siang di kantin kampus itu.
***
“perhatian banget tu dosen.” Gerutunya berada didalam mobil Alya merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya guna menelfon sang adik
“kamu udah pulang?” tanya Alya
“belum aku masih ada praktikum kak, kakak duluan aja deh nanti aku pulang naik taxi aja” ucap Aliya yang masih disekolahnya
“kamu yakin?” tanya Alya siap-siap menghidupkan mesin mobil
“iya kak, nanti aku telfon pak ujang aja deh kalau aku takut pulang” ujar Aliya lagi
“yaudah deh kalau gitu kakak pulang ya kamu telfon aja pak ujang jangan pulang sendiri kakak khawatir nanti” ucap Alya begitu sayang dengan sang adik
“iyaiyaaa.. bawel banget siihh.. yaudah bye kakak aku yang cantiikk” ucap Aliya mengakhiri pembicaraan mereka.
Alya langsung melajukan mobilnya ke rumahnya sedangkan Aliya melanjutkan prakteknya bersama teman kelasnya tak terasa kini waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang Elang bersiap siap untuk pulang Elang langsung ke parkiran motor, Elang sengaja naik motor gedenya karna ia sudah yakin kalau jakarta adalah ibu kota macet dengan jalanan, sedangkan di sekolah tunas kartika Aliya tengah bersiap pulang juga karna prakteknya pun sudah kelar ketika ia ingin menelfon supirnya ponselnya lowbate sedangkan semua teman-temannya sudah pulang kini Aliya bingung harus pulang naik apa karna disekitar sekolahnya tidak ada kendaraan umum.
“duuhh pake acara lowbate lagi males banget gue ke depan sana” gerutunya.
Ia pun ambil pusing dengan berat hati Aliyapun jalan kedepan untuk mendapatkan taxi, Aliya pun terpaksa jalan sendiri dan dijalanan begitulah sepi ditambah lagi panas teriknya matahari ketika diperjalanan Aliya merasakan ada yang mengikutinya dari belakang Aliya berjalan semakit cepat karna ia yakin yang mengikutinya adalah orang-orang jahat
“mamiii tolong Aliya” batin Aliya semakin mempercepat langkah kakinya
“hey cantikk, pelan-pelan dong jalannya tunggu abang” ucap seorang pria dengan pakaian begitu hancur yang tak lain adalah preman sekitar
Preman itu ada tiga orang yang memang selalu berada dijalanan itu, Aliyapun terpaksa lari namun preman-preman itu dengan cepat mengejarnya hingga Aliya terjebak diantara mereka bertiga.
“hayoo mau kemana kamu? Tungguin kita dong” ujar salah satu preman itu dengan nekatnya mencolek dagu Aliya, Aliya begitu ketakutan dan ntah apa yang harus ia lakukan
“jangan ganggu gueee!! Loe pergi!!” bentak Aliya yang memang tak bisa apa-apa selain harus berteriak
“toloonnngg!!!” teriaknya.
Preman-preman itu merasa terganggu dengan cepat putri langsung di tahan dan salah satu preman itu membekap mulutnya.
“loe gak bisa kemana mana sekarang loe ikut sama kita!” ucap preman itu
“halo.. lepasin dia” terdengar suara seorang pria bertubuh tegap yang kebetulan lewat dari sana preman itu langsung melihat kearah dari mana suara itu berasal
“mau ngapain loe? Ikut campur?” preman itu langsung mengeluarkan pisau yang ada dibelakang tubuhnya sedangkan yang dua lagi masih mengurus Aliya untuk mengikat kedua tangan dan membekap mulut Aliya
“saya Cuma mau kalian melepaskan anak itu, itu saja” ucap pria itu.
“ah banyak bacot loe!!” ucap preman itu
Preman itu langsung melawan pria itu dengan cepat pria itu melakukan perlawanan juga satu dari mereka pun babak belur kini temannya yang satu lagi membalas perbuatan pria itu dan alhasil preman itu babak belur juga kini yang terakhir preman itu melawan pria itu dengan menggunakan pisau yang cukup besar dan sangat tajam namun pria itu sama sekali tak bisa dilawan pria itu terus bersaing dengan tiga preman itu dan akhirnya mereka tigalah yang kalah dibuatnya ketiga preman itu langsung pergi lari meninggalkan mereka berdua
“kamu gakpapa?” tanya pria itu langsung membuka ikatan tali yang sudah berada ditangan Aliya
“enggak kak, makasi banyak ya kak” ucap Aliya begitu syok dengan kejadian itu
“yasudah kakak anterin pulang ya.” Tanpa menjawab lagi Aliyapun mengiyakan tawaran pria itu.
Singkat cerita mereka tiba dirumah Aliya yang begitu besar dan mewah namun kelihatan sepi karna Aliya hanya tinggal bersama kakaknya sedangkan kedua orangtuanya masih berada di bandung.
“kak mampir dulu yuk” ajak Aliya begitu ramah dan sopannya
“tidak usah” tolak pria itu dengan lembutnya
“ayo dong kak, Aliya mau ngenalin kakak sama kakaknya aku karna kakak udah nolongin aku tadi” pinta Aliya
“gimana ya..”
“ayo doong” Aliya terpaksa menarik pelan tangan pria itu hingga akhirnya pria itu mau masuk untuk mampir sebentar kerumahnya.
“assalamualaikum.. bii” teriak Aliya
“iya non” jawabnya masih berada didapur
“bi buatin minum buat kakak ini ya..” printah Aliya
“okee non” jawab bi ijah begitu semangatnya karna yang diketahui bi ijah begitu dekat dengan Aliya
“kak aku kekamar dulu ya mau ganti baju terus panggil kakak aku” pamit Aliya.
Bamun pria itu hanya mengikuti kemauan Aliya selang beberapa detik minuman pun tiba dan tak berapa lama Aliya pun turun dengan Alya menuruni anak tangga satu demi Satu
“aku tu ditolongi sama kakak itu kak dia baik banget kalau gak ada dia mungkin aku udah gak tau gimana nasib aku” cerita Aliya sepanjang perjalanan menuju kebawah bersama kakaknya
“ya kamu juga harus hati-hati sama itu orang dek sekarang tu banyak modus bisa aja dia pura-pura baik gak taunya kerja sama sama tu preman” tuding Alya hingga selangkah lagi mereka tiba di ruang tamu
“isshh kakak apaan sih ntar kedengaran sama dia lo gak boleh fitnah” desis Aliya
“iya iya.. mana orangnya sekarang?” tanya Alya
“ituu…” Aliya menunjukkan sesosok pria yang memiliki tubuh tegap tengah duduk disofa empuknya ia membelakangi Alya dan Aliya hingga Alya menjadi penasaran dengan rupa pria itu.
“kak ini kakak aku namanya Tiyara” ucap Aliya memperkenalkan kakaknya didepan pria itu, pria itu langsung berbalik kearah Alya dengan perlahan Alya mengulurkan tangannya
“Ti..” belum sempat ia melanjutkan ucapannya karna Alya begitu kaget dengan pria yang sekarang berada didepannya ia begitu mengenali pria itu bahkan Alya tak menyangka jika adiknya bisa ditolong olehnya.
“pak Elang” serunya.
Ternyata pria yang menolong sang adik adalah dosennya sendiri hingga Aliya pun bingung bagaimana bisa kakaknya memanggil pria itu dengan sebutan bapak.
“halo Alya..” sapa Elang melengkungkan bibirnya
“jadi kalian udah saling kenal?” tanya Aliya
“ya udahlah dek, dia ini dosennya kakak.” Jawab Alya duduk gitu aja disofa tepat didepan Elang duduk.
“tuh kan kak berarti kak Elang ini memang baik.” Puji Aliya
“hmm…”
“oh iya kakak namanya siapa tadi?” tanya Aliya belum mengetahui jelas nama sang dosen
“Elang Richardson bisa dipanggil Elang.. kalau kamu?” tanya Elang balik
“aku Aliya ramadhani kak” jawab Aliya
“cantik namanya kayak orangnya” puji Elang
Alya yang mendengarnya sangatlah geli merasa risih kalau ada dosen yang datang kerumahnya
“makasih kakk.. oh iya kak tiyara ngomong kali jangan diam aja Hp mulu yang kakak pegang!” ucapnya ketika melihat sang kakak sibuk dengan ponselnya
“apaan sih anak kecil gak ucah kepo deh” gerutunya masih fokus dengan ponsel yang ia pegang
“dasar! Oh iya kak Elang, Aliya banyak tugas ni Aliya keatas dulu boleh? Mau ngerjain tugas” ucap Aliya
“ya silahkan..” jawab Elang
“kak tiyara!! Temenin kak Elang tu! Awas kalo gak ditemenin bilang mami ntar” ancamnya berlalu pergi meninggalkan mereka.
Kini diantara mereka masih saja belum ada yang memulai pembicaraan Alya masih sibuk dengan ponselnya sedang Elang memandang wajah Alya sedari tadi, akhirnya Alya merasa ada yang memperhatikannya dari tadi hingga ia menoleh kearah Elang
“bapak kenapa memandang saya seperti itu? Bapak naksir?” ucapnya pede.
Namun Elang hanya tersenyum biasa dengan sikap mahasiswi yang satu ini baginya Alya adalah mahasiswi yang jarang sekali ia temui.
“kamu gak belajar?” tanya Elang sekedar basa-basi dan Alya langsung menaikkan alis matanya merasa heran tiba-tiba dosen bhasa prancisnya itu menanyakan hal bodoh padanya
“yaampun pak masa saya ninggalin bapak sendirian disini? Ntar adik saya ngomel” jawab Alya mengakhiri aktivitasnya bermain ponselnya
“kamu bisa belajar disini ntar saya ajarin karna nilai bahasa prancis kamu rendah sekali” ujar Elang begitu mengagetkan Alya
“apa? Bapak serius? Yaampun pak bukannya bapak yang bilang sama saya kalau nilai saya bagus waktu saya menjalankan hukuman dari bapak? Astaga pakkk tega banget sih sama saya” ocehnya terus keluar dari mulutnya sampai Elang tak bisa bicara sedikitpun dibuatnya
“terus saya harus gimana pak? Apa saya tidak boleh ujian lagi nanti??” tanya Alya
“ini kartu nama saya dan disitu ada alamat rumah saya dan nomor telfon saya” ucap Elang memberikan selembar kartu nama kepada Alya
“kamu harus banyak belajar ya kalau kamu mau dapat nilai bagus..” lanjutnya lagi bergegas berdiri karna Elang akan pulang
“saya tunggu kamu dirumah saya disana akan saya ajarkan kamu semua pelajaran bahasa perancis saya tunggu kedatangan kamu.” Ucap Elang lagi memberikan senyuman manisnya namun Alya sama sekali masih terdiam dan bingung maksud dan tujuan dosen yang satu ini
“saya pamit sampaikan salam saya sama adik kamu. Au revoir!” ucapnya pergi meninggalkan Alya.
Alya meraih kartu nama Elang yang ia berikan tadi kemudian ia melihat isi dari kertas kecil berwarna merah itu
“aaaaaaaaaaa” teriaknya begitu kesal dengan perlakuan Elang terhadapnya.