Abi pindah ke sisi Bintang, apa boleh buat, tidak dipeluk tapi dia tetap bisa memeluk sang istri. Ketiganya larut dalam kehangatan yang menentramkan. “Bee,” panggil Abi dan Bintang menyahut. “Aku, kamu dan Kanina, kita pernah terluka dengan cara yang berbeda. Namun, kebersamaan kita akan menjadi obat paling ampuh untuk sembuh bersama.” Mendengar kalimat Abi, mata Bintang mulai berkaca-kaca. Bintang mengakui betapa dalam luka yang selama ini ia rasakan. Tak terbayangkan olehnya bagaimana seorang anak kecil seperti Kanina harus merasakan sakit yang sama di usia yang begitu muda. Padahal Kanina selalu tampak ceria, tapi Abi benar—mereka semua, dengan segala luka yang ada, akan saling menguatkan. “Bee, akhir pekan ini mau ke rumah Mama? Kita ajak Bapak dan Ibu juga,” tawar Abi. Bintang memb

