Dengan gerakan halus, Abi mendorong tubuh Bintang hingga tanpa sadar mereka sudah terbaring di atas kasur. Awalnya, Abi melumat lembut bibir manis yang selalu memikatnya, tapi seiring detik bergulir, ciuman itu berubah. Ritme yang semula lembut menjadi semakin menuntut, semakin intens, seolah ada rasa lapar yang tak terpuaskan. Nafas keduanya semakin berat, tersengal dalam ciuman yang memabukkan itu, hingga akhirnya Bintang yang lebih dulu melepaskan diri, membiarkan desahan halus keluar dari bibirnya karena tangan nakal Abi meremas benda sintal di tubuh Bintang. Abi menatap dalam ke mata Bintang, yang kini sayu tapi berbinar dengan kehangatan. Napas mereka terdengar berderu, tidak teratur, seiring Abi mengecup kening Bintang dengan lembut. Kecupan itu begitu lama, penuh dengan makna, seo

