bc

Natsukashii

book_age18+
14
IKUTI
1K
BACA
arranged marriage
brave
drama
bxg
heavy
icy
coming of age
lies
rebirth/reborn
stubborn
like
intro-logo
Uraian

Bertemu Jevano dan Satya adalah definisi sial untuk seorang Mikayla. Bertahun-tahun melupakan Jevano, nyatanya berujung pada pertemuan yang terus terjadi setelah sebuah peristiwa yang mengakhiri hubungan baik keduanya.

Lantas, kehadiran Satya hanya memperkeruh suasana hati Mika. Karena sebuah kata perjodohan tersemat antara dirinya dengan Satya.

Natsukashii, ketika kenangan kembali terbayang. Alih-alih senang, Mika hanya berdoa semoga ia hilang ingatan secepatnya.

Ini tentang Mika, yang tengah berusaha untuk amnesia.

--Natsukashii

--

Vector by : Eunleeda

chap-preview
Pratinjau gratis
00.
Natsukashii. Salah satu kata dalam bahasa Jepang yang masih sulit untuk di terjemahkan. Ada sebagian orang mengatakan bahwa natsukashii berarti ungkapan rasa sayang. Lalu, ada sebagian lainnya yang mengatakan bahwa itu adalah ketika kita merasakan sebuah rasa dari masa lalu. Rindu? Atau nostalgia? Sepertinya seorang Mikayla Cyrene tak ingin peduli pada bagaimana seseorang mengungkapkan rasa sayang dan rindu. Karena setelah 26 tahun hidup di dunia, ia hanya punya dirinya sendiri. Mika tak pernah merindukan siapapun, Mika tidak pernah mengatakan bahwa ia menyayangi seseorang. Lahir di tengah keluarga berkecukupan dengan beragam fasilitas mewah. Nyatanya membawa seorang Mikayla menjadi seseorang yang harus bersaing dengan saham milik papa. Mika, gadis angkuh dengan wajah dingin itu lebih suka menyendiri alih-alih bergabung untuk makan malam bersama. Menurutnya, keluarganya terlalu rukun untuk dikatakan bersaing. Bagi Mika, sebuah jamuan makan malam hanya rutinitas tahunan untuknya. Karena untuk bersanding dengan ketiga anggota keluarganya, Mika tak pernah ingin. Ia tak pernah ingin terlahir dengan semua ini. Jika tuhan berkenan, Mika memang sejak lama ingin pergi dari keluarganya. Tanpa menyisakan sedikitpun sebuah kenangan. Tak akan pernah ada yang menganggap Mika benar-benar ada, termasuk papa. Setelah hidup bergelimang harta dan jadi gadis penurut yang anggun, nyatanya Mika harus tertampar oleh keadaan. Papa tak benar-benar menginginkannya. Papa hanya mengurusnya untuk menutup sebuah aib, bahwa seorang Hendra Baskara memiliki anak dari sekretarisnya. Mika benar-benar muak. Mika benar-benar tak ingin dirinya lahir di dunia. Harusnya ibu kandungnya membuang Mika saja alih-alih mengancam Hendra untuk mengungkapkan pada publik atas kelahiran putri yang tak pernah diharapkan itu. Pada akhirnya, papa memang harus mengadopsinya, dan menyatakan bahwa mama melahirkan anak kedua mereka. Drama yang epik untuk seorang pengusaha furniture terkemuka seperti papa. Mika tahu, selain tak diharapkan, kehadirannya juga sebuah mala petaka untuk mama dan Ray. Dua orang yang tak akan pernah rela seorang gadis kecil hadir di tengah keluarga mereka yang harmonis pada awalnya. Sampai akhirnya, Mika benar-benar tahu alasan mengapa mama tak suka padanya sampai Mika memilih untuk tidak peduli lagi pada wanita itu. Untuk orang-orang yang hadir dalam hidup Mika. Mika hanya ingin melupakan mereka. Mika hanya ingin, kehidupannya lekas membaik setelah dirinya mengalami amnesia. Tidak sulit untuk membuat kepalanya blank dan tak mengingat apapun. Maka, matanya kembali terbuka kala cahaya yang merembet masuk melalui celah gorden menyinari wajah Mika. Gadis itu mengerjap untuk kali kedua. Obat tidur yang tadi malam ia minum benar-benar membantu Mika amnesia sejenak. Setidaknya, ia tidak akan memikirkan hal lain selain pada pekerjaan yang menumpuk di meja kerjanya. Setelah aktivitas pagi yang cukup membuat waktunya tersita. Mika sudah siap menenteng tas mungilnya. Mata tajam gadis itu seolah tertarik pada selembar kertas yang terlipat rapi di atas amplop yang membungkus pada awalnya. Gadis itu berdeham. Seorang pemuda berkaca mata kemarin malam datang ke rumahnya. Memberikan sebuah amplop yang terlalu lama tak Mika lihat wujudnya. Entahlah siapa laki-laki itu, yang Mika lihat, seseorang itu sering keluar dari rumah nomor 15. Meraih selembar kertas yang amat ia kenali. Karena pada selembar kertas ini Mikayla kembali nostalgia. Terlempar pada tahun-tahun menyenangkan sebelum apapun berubah menjadi rumit. Dan seorang Mikayla Cyrene tak menampakkan diri dari orang-orang di masa lalunya. Maka, seorang Mikayla kembali menyelam dalam sebuah ingatan di masa lalu. Dimana gadis itu belum berubah jadi lebih angkuh seperti sekarang ini. "Kak. Saya mau izin," ucapan seorang peserta berhasil membuat Mika yang tengah memegangi kepalanya yang berdenyut mendongak menatap si adik tingkat dengan tatapan paling sulit diartikan. Dia sudah terlalu lelah dengan tiga hari ke belakang. Mata sayunya yang memerah sudah begini sejak kemarin malam. "Ada apa?" tanya Mika dengan datar. Menatap laki-laki di depannya. Meminta jawaban cepat atas pertanyaannya yang satu ini. Hari sudah semakin sore saat laki-laki itu datang padanya. Pemuda bermata sipit itu berdeham pelan sebelum mulai memberanikan diri untuk menjawab dengan tegas. "Almira sakit. Dan saya izin untuk mengantarnya pulang," Mika melebarkan mata dengan ekspresi terkejut. Yang tak lama wajahnya benar-benar datar tak menampilkan raut persahabatan sedikitpun. "Kenapa harus kamu? Jika Almira sakit, maka tugas panitia yang mengantarnya ke klinik atau pulang ke rumahnya. Kamu masih peserta." gadis itu berhenti sejenak. Memijat pangkal hidungnya meredakan emosi yang hampir memuncak. Hari ini, hari terakhirnya untuk membimbing para adik tingkat dalam acara himpunan. Sebagai penanggung jawab acara, tentu Mika mengerahkan semua ketegasannya. Memanfaatkan wajah dinginnya untuk mengintimidasi setiap peserta yang akan mangkir. Seperti yang satu ini. Tapi mungkin, laki-laki dihadapannya tak punya sedikitpun rasa takut. "Kamu tidak bisa pergi seenaknya begini. Biar panitia yang mengantarnya pulang," putusnya final. Tak ingin diganggu gugat. Tapi lagi-lagi, laki-laki ini masih bersikeras mengantar peserta lain bernama Almira yang dilaporkan tengah sakit. "Saya punya tanggung jawab sebagai pacarnya. Jadi izinkan saya untuk pergi mengantarnya kak," "Saya bertanggung jawab mengantar pacar saya pulang dengan selamat," tegas pemuda itu. Mika tersenyum saja. Berusaha menekan jauh rasa emosinya yang lagi-lagi terpancing sampai ke ubun-ubun. Mika memasok banyak oksigen agar memenuhi paru-paru serta otaknya. "Dan kamu tidak bertanggung jawab dengan masa depan organisasi ini? Kamu tidak profesional. Saya jadi ragu. Sepertinya, saya merekomendasikan kamu adalah keputusan tersalah saya selama ada di himpunan ini," "Maaf menyela," kata laki-laki itu. "Tapi ini juga tanggung jawab kak. Saya tidak akan membiarkan Almira kesakitan di tempat ini. Sudah seharusnya saya yang menjaga dia dan mengantarnya sampai rumah dengan aman," Mika mengeraskan rahang. Lelah sekali menghadapi kepala batu di hadapannya ini. Gadis itu menghela napas panjang. Ia sudah terlalu lelah untuk hari ini. Maka, Mika benar-benar menyerah pada seorang laki-laki yang ia kenali sebagai ketua himpunan yang baru menggantikan kepemimpinannya. "Terserah," adalah satu kata yang lolos dari bibir tipis Mikayla. Mengundang banyak tanya para panitia lain yang menatapnya heran. Tapi tak berani menyela apa yang sedang Mika lakukan. Atau, mungkin saja mata Mika bisa menusuk d**a mereka sampai bolong. "Tapi satu hal," Mika berhenti. Hanya untuk mengambil selembar kertas di atas meja kerja tepat di samping meja yang ia tempati. "Jangan pernah berharap sertifikat ini kamu miliki. Keluar dari acara berarti kamu dianggap gugur. Padahal kamu bisa bertahan dan membiarkan panitia mengurus Almira," Laki-laki di depan Mika agak tersentak ketika gadis itu jelas menyimpan sertifikat atas namanya. Melipatnya menjadi beberapa bagian. Dan berakhir mengenaskan di dalam laci meja kerja perempuan itu. Pemuda bermata sipit itu lantas menggeram. Tapi sepertinya, ia salah memilih lawan. "Baik. Saya keluar dari acara ini," "Silakan, Jevano. Jangan pernah menyesal dengan hal yang kamu anggap tanggung jawab itu." Mikayla Cyrene jelas mengingat bagaimana Jevano mangkir dari acara himpunan saat itu. Memilih untuk mengantar Almira --si pacar-- ke rumahnya dengan selamat. Cih. Bucin sekali manusia yang satu itu. Tanggung jawab. Katanya? Apakah mengantar pacar pulang saat acara penting himpunan, terlebih dia adalah ketua yang baru, adalah sebuah tanggung jawab? Mika terus bertanya pada otak kusutnya. Apakah itu adalah tanggung jawab? Tidak profesional sekali. Jika Mika jadi Almira. Dia akan menyuruh Jevano menyelesaikan tugasnya. Dan membiarkan dirinya diurus panitia, atau mengurus diri sendiri justru lebih baik. Tapi sepertinya, Mika telah mengenyahkan segala pikiran semrawutnya tentang hal itu. Tak penting punya cinta. Mika lebih suka ada bersama yang lainnya. Kepentingan untuk organisasi dan profesional pada tugasnya sudah cukup. Buang jauh kata cinta itu. Buktinya, Mika sakit hati karena cinta. Terlalu percaya cinta membuat Mika buta akan segalanya. Dan Jevano, salah karena mengatasnamakan cinta sebagai tanggung jawab. Bullshit. Dan hari ini, Mikayla Cyrene hampir terkena serangan jantung ringan hanya karena melihat si mata sipit itu juga datang dalam acara Musyawarah Besar himpunan untuk adik tingkat mereka. Mika mengeraskan rahang. Masih diserang ego hanya karena melihat laki-laki itu yang menyorotnya dari kejauhan. Berjalan dengan santai menuju mejanya yang hanya diisi dirinya seorang. Gadis itu jadi menyesal, kenapa dia rela meninggalkan pekerjaan yang menumpuk hanya untuk bertemu dengan Jevano di tempat yang sama. Seperti tujuh tahun yang lalu. Hari ini, Mika memilih untuk datang karena dia sudah terlalu lama merindukan himpunannya. Mengingat segala macam tanggung jawab juga beragam rasa yang berkecamuk dalam dadanya selama beberapa tahun terakhir. Mika tak pernah datang bukan karena dia membenci setiap kejadian hal yang ia alami saat itu. Tapi, Mika merasa sangat bersalah pada banyak orang. Jevano juga jadi salah satu alasan kenapa Mika tak pernah menampakkan diri ketika acara besar himpunan diadakan. Gadis itu, memilih untuk bersembunyi. Mengasingkan diri semenjak wisuda. Tak menghubungi satupun teman-temannya ketika punya nomor baru. Tidak pernah bergabung dalam grup angkatan maupun alumni himpunan. Mikayla benar-benar menghilang seperti ditelan bumi. Maka kini, ia jadi pusat dari sorotan Jevano yang dulunya teramat dekat sebagai rekan himpunan juga adik tingkat yang loyal. "Kak Mika," sapaan Jevano membuat Mika mengerjap cepat. Pada akhirnya, gadis itu memilih menarik kedua ujung bibir hanya untuk membuat lengkungan kecil. Agar terlihat lebih bersahabat. Yang nyatanya jika dirasa-rasa, ini hanya membuat suasana makin canggung. Sapaan itu adalah yang pertama ia dengar setelah sekian lama menghilang. Mungkin semuanya lupa padanya yang memilih memisahkan diri dari kerumunan. Tapi Jevano, dengan senyuman cerah, matanya membentuk bulan sabit yang indah. Kembali menyapanya. Padahal, bisa saja pemuda itu tak menganggapnya hadir di tengah hiruk pikuk anggota yang lainnya. Harusnya Jevano marah pada Mika yang seenaknya melipat sertifikat miliknya hanya karena ia ingin mengantar pacarnya sendiri pulang. Mika kejam. Mika sendiri sadar akan hal itu. Harusnya, laki-laki ini tak pernah memberinya senyuman cerah begitu. Yang ada, penyesalan dan rasa bersalah Mika kembali hadir. Mungkin. Setelah pertemuan ini berakhir, Mika juga akan bersembunyi lagi. Rasa bersalahnya selalu hadir. Apalagi kini, ia menyadari bahwa dulu dirinya terlalu kejam. Jika saja Mika bisa lebih sabar menghadapi Jevano. Dirinya akan percaya diri dan mengenalkan diri sebagai Mikayla Cyrene si wakil ketua Himpunan tahun 2018. Mika tak pernah tahu. Bahwa kehadiran Jevano hari ini akan mengubah berbagai pandangannya pada setiap kejadian di kehidupannya. Pada bagaimana peliknya menjadi dewasa yang bijak. Juga, mengerti apa itu tanggung jawab yang sesungguhnya. Karena sampai saat dia berdiri dari duduknya untuk menyambut Jevano. Gadis itu masih tak tahu apa arti tanggung jawab yang sebenarnya versi Jevano. Mungkin, gadis itu akan berdamai dengan dirinya dan memaafkan segala kesalahannya di masa lalu. Atau, melupakan segala hal mengenai himpunan juga dunia yang pernah membuatnya merasa jadi orang yang berarti. Mika tak pernah tahu tentang takdir. Takdir yang mempertemukannya lagi dengan teman-teman juga segala yang berhubungan dengan himpunan. Pada rasanya yang sudah lama tertutup untuk satu orang. Pada setiap rasa sakit akan masa lalu. Juga tentang dirinya sendiri yang terlalu kejam saat itu. Mikayla Cyrene mungkin akan mengasingkan diri, lagi.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.9K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook