bc

Istri Pilihan Istriku

book_age18+
564
IKUTI
5.3K
BACA
revenge
love-triangle
one-night stand
HE
dominant
stepfather
drama
bxg
secrets
like
intro-logo
Uraian

Garen adalah pengusaha muda yang memiliki usaha karaoke keluarga yang tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia. Dia harus menuruti keinginan Hera istrinya untuk menikahi wanita pilihannya karena umurnya yang tidak lama lagi. Saat Garen merasa kecewa dengan keputusan Hera, ia memutuskan menghibur diri ke salah satu cabang karaoke miliknya dan bertemu dengan Kaliya seorang wanita yang suka menipu lelaki hidung belang. Tak disangka dia menjadi korban penipuan Kaliya dan setelah menyadari dia berniat untuk menuntut balas dengan cara menawan wanita itu untuk menjadi istri ketiganya. Awalnya Kaliya menolak, namun Garen memiliki seribu cara untuk menjerat wanita itu dan tinggal satu atap dengan dua istrinya yaitu Hera dan Viona.

Warning : Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar dan konten dewasa. Harap bijak dalam menyingkapi konten karena cerita ini murni fiktif belaka.

chap-preview
Pratinjau gratis
Tamu VIP
"Ini gila!!!" raung Vein Garendra seorang Pengusaha muda yang memiliki puluhan cabang karaoke keluarga di belahan kota-kota besar. Membentak sang istri Yunistia Hera dengan emosi membara. "Cuma ini satu-satunya cara supaya anak kita mendapatkan perlindungan, Ren!" "Membuat anak kita terlindung atau kau mau mengekang kebebasanku! Aku tahu persis apa yang ada dalam kepalamu, Hera! Kau masih saja curiga padaku." "Aku melakukan ini demi sucinya pernikahan kita, Ren!" "Omong kosong! Aku gak akan pernah menyetujui rencanamu ini. Aku bakal mempertaruhkan apapun untuk menyembuhkanmu!" "Kamu tau kalau aku gak bakal bisa sembuh sebab itu kamu gak mau memenuhi keinginanku. Pasti kamu mau nyari pengganti aku nantinya." "Walaupun kamu menyuruhku menikah lagi dengan perempuan pilihanmu supaya cintaku padamu tak terbagi, gak bisa jadi jaminan cintaku tetap utuh untukmu. Bukan gak mungkin suatu saat aku bakal jatuh cinta lagi." "Setidaknya aku masih memiliki harapan untuk tetap menjadi cinta pertama dan terakhir untukmu." "Hidup itu penuh pilihan, Hera. Mencintai atau dicintai, saling mencintai atau saling menyakiti, bahagia atau tetap terpuruk dalam nestapa. Kalau kamu berpikiran seperti itu, berarti kamu gak benar-benar mencintaiku dan kamu gak pernah benar-benar memahamiku." "Garen! Aku mencintaimu sebab itu aku mau kau menikah dengan wanita pilihanku karena aku yakin kamu tidak akan pernah jatuh cinta sama dia!" "Kenapa?" bentak Garen kesal. "Kenapa kamu begitu yakin aku gak bakal jatuh cinta sama dia?" "Karena dia tidak sebaik aku! Dia cewek oportunis yang mau melakukan apa saja demi uang!" Luapan emosi Garen sudah tidak bisa lagi dibendung, alih-alih memaklumi keinginan si istri— dia malah merasa harga dirinya benar-benar diremehkan. Bukan hal yang mudah menunggu detik kematian menjemput istrinya tercinta namun dengan keegoisan si istri Garen seketika merasa muak. "Oke! Lakukan saja apapun yang mau kau lakukan. Anggap saja ini persembahan terakhirku untukmu!" Garen meninggalkan kamar mewah itu dengan perasaan emosi yang menyala. *** Ketika sedang dilanda kecamuk emosi yang membuat akal sehatnya nyaris terbakar. Seorang perempuan cantik mengetuk room VIP sebuah Karaoke keluarga miliknya. "Maaf Pak saya datang mengantar pesanan." "Kamu karyawan di sini?" "Kalau tidak mana mungkin saya membawakan pesanan." "Taruh saja di situ." Perempuan itu mengangguk kemudian meletakkan Bir di atas meja. "Temani saya di sini." "Maaf Pak, kami dilarang menemani tamu." "Saya tamu VIP!" "Saya juga karyawan VIP, jadi mohon maaf saya harus menolak permintaan Bapak!" "Kenapa?" "Karena itu menyalahi aturan perusahaan." "Cih! Aturan? Saya yang akan menerobos aturan itu." Alih-alih terkesima perempuan itu malah undur diri. "Permisi Pak!" "Berani kamu keluar dari ruangan ini, saya pastikan besok kamu bakal dipecat!" "Maaf permisi!" Garen langsung menyergapnya, mengekang tangannya kemudian menelpon dari telepon paralel yang ada di ruangan itu. "Datang ke sini sekarang!" sergahnya dengan lantang. Tak lama seorang perempuan berpangkat Manager operasional datang ke ruang itu. "Malam Pak! Ada yang bisa dibantu?" "Saya mau perempuan ini menemani saya di sini!" "Baik Pak, silahkan." Perempuan itu seketika melongo heran, jelas-jelas tertulis pada aturan perusahaan bahwasanya mereka dilarang menemani tamu untuk kepentingan apapun. "Tapi, Bu!" "Gapapa Kay, Bapak ini tamu VIP." Perempuan berusia 25 tahun itu meringis, mendengar Tina— si Manajer Operasional itu berkata demikian. "Baik, Bu!" sahutnya pasrah. Setelah Tina keluar perempuan itu duduk sambil bersungut. "Siapa nama kamu?" tanya Garen basa-basi. "Kaliya, temen-temen biasa manggil Kay." "Nama yang unik!" Garen terkekeh. "Hah …." Kaliya mendesah miris. "Saya Garen. Panggil saja Ren! Gak usah panggil Bapak." "Oke!" sahutnya sembari memeriksa list lagu teratas hari ini. "Mau nyanyi apa, Ren?" "Apa saja yang kamu suka." "Saya gak bisa nyanyi!" "Kerja di karaoke tapi gak bisa nyanyi, payah!" ejek Garen. "Pemilik pabrik rokok gak mesti harus merokok bukan?" Mendadak Garen tertawa mendengarnya. "Alangkah jauhnya perumpamaan itu!" "Terserah!" jawab Kaliya kesal. Selama dua jam dia harus menemani Garen bernyanyi. Tak dipungkiri suara Garen bagus jika hanya untuk menyalurkan hobi. Sehingga waktu dua jam yang disangka Kaliya akan membosankan tak terasa sudah berlalu. "Lo mau balik?" tanya Kaliya setelah waktu yang diambil habis. "Kepalaku pusing." "So?" "Kamu bisa nyetir?" "Bisa, kenapa?" "Antarkan aku ke hotel." "Hotel? Yang benar saja," ucap Kaliya sarat akan penolakan. "Kamu gak mau dipecat, 'kan?!" "Siapa lo bisa sebegitunya mecat gue lantaran gak mau nganterin ke hotel." "Tamu VIP," jawabnya sambil bergelayut ke tubuh Kaliya. "Aih, jangan kayak gini kenapa? Gak sopan banget, sih!" Garen mengeluarkan amplop dari tas pinggangnya. "Buat kamu." Kaliya membuka isi amplop tersebut, isinya sama dengan gajinya dua bulan di sana. Tanpa basa-basi Kaliya langsung menyetujui permintaan Garen. Ia membawa Garen ke sebuah hotel bintang lima langganannya, memesan kamar VIP untuk sekedar melepas sesak. Garen merasa ada yang aneh dengan bahasa tubuhnya, seolah ada sesuatu yang menggelitik. Tatapannya kian nanar melihat Kaliya malah seperti melihat Hera— istrinya. Kaliya mengumbar senyum memikat untuk menggodanya. Berbisik dengan lembut, "Aku akan membuatmu melayang malam ini." Senyum godaan itu beralih menjadi sarkastik ketika Garen mulai meluncurkan serangan. Menciumi sekujur wajah kecuali bibirnya, gadis itu selalu menghindar saat bertemu bibir. Cukup lama sesi pemanasan itu berlangsung, sebentar lagi hal yang diinginkan itu pasti terjadi. Tubuh mereka akan bersatu saling memberi dan menerima. Menggauli sunyinya malam beraroma wangi cinta semalam. Sampai terlepasnya ujung kenikmatan itu, tubuh keduanya akan terkulai lemas beralih ke alam bawa sadar yang lain. Ketika pagi datang maka semua akan berakhir. Seharusnya begitu. Namun apalah mau dikata sepertinya kisah cinta semalam itu harus berlanjut. Paginya, Kaliya menangis meratapi kegadisannya yang sudah terenggut. Tangisan pilu itu membuat Garen tersentak, ia mendengar namun memastikan bahwa itu bukan tangis sang istri. Garen terlonjak menarik selimut, ekspresinya mematung mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Ia hanya mengingat berciuman dengan istrinya sepulang dari karaoke. Ternyata itu hanya ilusinya yang bercinta dengannya adalah Kaliya. Seorang gadis yang saat ini tengah meratapi darah keperawanannya. "Anu, apa yang terjadi?" Kaliya menoleh cepat dengan tatapan mengerikan seolah ia bersiap menelan pria itu bulat-bulat. Garen perlahan maju untuk memastikan apa gerangan yang diratapi Kaliya. Betapa terkejutnya dia ternyata semalam ia telah merenggut kesucian seorang gadis. Otot-ototnya mendadak terasa lemas, pikirannya kacau sampai tak bisa berkata apapun. "Gue sudah gak berguna lagi, gak ada lagi yang bisa dibanggakan. Gue cuma cewek kotor yang gak akan bisa mendapatkan cinta sejati setelah ini." Kaliya meremas erat rambutnya. "Maafkan saya," ucap Garen penuh penyesalan. "Apa maaf lo bisa ngembaliin keperawanan gue?" "Jadi saya harus bagaimana?" Kaliya menggeram. "Setelah melakukan semua ini lo masih nanya harus ngapain. Eh lu punya otak gak, sih?!" "Saya tahu apa yang harus saya lakukan tapi saya sudah memiliki istri." Kaliya menarik rambut Garen. "Lalu kenapa kamu masih ngelaba kalau sadar punya istri?" "Maafkan Saya … kamu gak usah khawatir, saya akan bertanggung jawab menikahimu."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Oh, My Boss

read
387.0K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.8K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook