Kelvin kembali ke apartemennya begitu juga dengan Stella. Daffa kembali ke rumahnya, sedangkan Rose tentu saja ke rumah suaminya.
Pukul tujuh, Rose baru saja sampai rumah tapi Barra belum juga kembali. Dia segera masuk dan membersihkan diri. Setelah itu dia merebahkan diri di ranjang karena merasa sangat lelah. Rose melihat jam masih pukul delapan, dia memutuskan mengerjakan sedikit pekerjaannya sambil menunggu Barra pulang.
Tepat pukul sebelas Barra baru pulang.
" Kenapa belum tidur ? " tanya Barra
" Aku menunggu mu, kau pasti lelah " ujar Rose
" Tidak juga setelah bertemu dengan mu " goda Barra
" Kau ini gombal sekali " kata Rose.
Rose membantu melepas jas Barra. Barra menatap lekat wajah cantik istrinya meraih tubuh Rose dan memeluknya.
" Biarkan seperti ini sebentar saja, aku sangat lelah " ujar Barra
Rose membiarkan Barra memeluknya. Ada rasa hangat yang dia rasakan saat Barra memeluknya. Barra melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah istrinya dan dia mencium sekilas bibir ranum istrinya membuat si empu kaget karena ini adalah yang pertama kalinya bagi mereka.
" Apa kau baik - baik saja ? " tanya Rose
" Ya aku baik - baik saja, hanya sedikit lelah " jawab Barra
" Segeralah bersihkan dirimu, aku akan menyiapkan air hangat untukmu "
saat Rose akan beranjak, Barra menahannya ..
" Tidak usah, kau tunggu disini saja " ucap Barra
" Baiklah " ...
Setelah selesai membersihkan diri, Barra melihat Rose yang menyenderkan badan pada sandaran ranjang sambil membaca buku.
Barra merebahkan badannya berbantal pangkuan Rose. Rose yang melihat itu menaruh buku di nakas dan membelai rambut Barra.
" Apa kau sangat lelah, sini biar aku pijit " kata Rose
" Tidak, biar saja seperti ini " ujar Barra.
" Apa ada masalah " tanya Rose ragu
" Iya, ada sedikit masalah di perusahaan cabang yang ada di kota S " jawab Barra
" apa pun masalahnya, kau harus tetap jaga kesehatan " kata Rose
" Iya aku akan mengingatnya " ujar Barra.
Barra bangun dari pangkuan Rose dan duduk bersama Rose. Rose menatap Barra yang juga menatapnya. Barra meraih dagu Rose dan mencium bibir istrinya lama dan melepaskannya, sejenak Barra menatap wajah terkejut istrinya itu. Lalu mencium bibir Rose dan memperdalam ciumannya, menggigit bibir bawah Rose agar Rose membuka mulutnya. Tidak membuang kesempatan dia semakin dalam menelusuri setiap inci mulut Rose.
Ciuman itu semakin panas hingga Barra merasa Rose kehabisan oksigen dan melepaskannya. Barra menatap Rose sayu menahan gairah.
" Bolehkah ? " tanya Barra
Rose tidak menjawab, tapi dari sorot matanya ia juga tidak menolak. Barra melanjutkan aksinya mencium kedua mata Rose dan seluruh bagian wajah Rose sampai ke bibir dan melu**t nya dengan lembut. Barra semakin memperdalam ciumannya menelusuri setiap jengkal mulut istrinya itu. Suara deru nafas mereka berdua terdengar jelas. Tangan Barra menyusup ke dalam baju kaos yang di pakai Rose mengelus punggungnya.
Rose yang merasakan ada sentuhan hangat di punggungnya, menggelinjang seperti ada sengatan listrik yang mengalir di tubuhnya. Barra berpindah menyusuri leher jenjang Rose dan tangannya sedikit demi sedikit mencoba menangkal pakaian yang dikenakan istrinya tersebut hingga terpampanglah tubuh indah mulus sempurna milik Rose. Barra yang melihat tubuh putih mulus tanpa cacat sedikit pun, itu adalah pemandangan yang sangat indah menurut Barra.
Pandangannya kini beralih pada dua benda kenyal dan padat yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga, pas untuk ukuran tangannya. Dia menjil*t dan mengulum put**ng p******a Rose sedangkan tangannya meremas p******a satunya lagi hingga lolos satu desahan dari mulut Rose. Barra semakin memperdalam permainannya, hingga kini tangannya turun menyentuh daerah sensitif Rose dan mempermainkan jari - jarinya disana. Dia memasukkan satu jarinya ke dalam vagi** Rose dan terkejut.
" Apakah kamu belum pernah melakukannya ? " tanya Barra.
Rose hanya menatap Barra dengan mata sayu menahan gairahnya.
" Apa kau yakin akan melakukannya dengan ku ? " tanya Barra lagi
Rose hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Barra.
Setelah melihat jawaban Rose, Barra pun melanjutkan aksinya dan hingga mereka hanyut dalam permainan yang mereka ciptakan sendiri. Ini adalah pengalaman pertama untuk Rose tapi tentu tidak untuk Barra. Tapi ini adalah pertama kalinya ia melakukannya dengan gadis perawan sehingga membuat pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan. Dia merutuki dirinya yang pernah berkata pada Rose, bahwa Rose sudah sering melakukannya selama di luar negeri.
*****
Terima kasih selalu setia menunggu Author update ? jangan lupa klik ikon ( ❤️ ) untuk novel ini yaa ... tembus 500 folls nanti Auth*r akan adain sedikit giveaway untuk kalian di Ins_tag_ram thisisririnn ?