Eps 4

1024 Kata
Disisi lain Barra yang terlihat tidak bersahabat hari ini diruangannya melampiaskan kekesalannya kepada karyawan - karyawannya. Alvin yang melihatnya tak tau harus apa melihat atasannya sekaligus sahabatnya tersebut. Memang kalo dikantor mereka bersikap profesional tapi jika sudah diluar kantor mereka adalah sahabat sejak kecil. " Kamu urus semuanya, aku mau pergi " perintah Barra kepada Alvin " Baik Tuan " jawab Alvin menunduk hormat Barra melangkah pergi meninggalkan gedung Malik Grup ke apartemen miliknya yang ditempati kekasihnya Bella. Sesampai di apartemen, Barra langsung menekan kode dan masuk. Barra tidak menekan Bella disana karena memang dia tidak memberitahu Bella sebelumnya bahwa ia akan menemuinya. Barra berjalan menuju kamar dan berhenti di depan pintu karena mendengar seseorang berbicara lewat telpon ia terkejut dan seketika amarahnya memuncak mendengarnya. Bbraaaaakkkkk !!! Barra mendobrak pintu kamar dan bertepuk tangan, ia berjalan dan tersenyum sinis menatap orang yang ada dihadapannya itu. " Segera kemasi barang - barang mu dan pergi dari sini. Dannn ingat ! Jangan sekali - kali muncul di hadapanku lagi !! " Ucap Barra menatap tajam orang tersebut dan mengepalkan tangan menahan amarah. " Sayang aku bisa jelaskan semuanya " ucap Bella berlari berusaha memeluk Barra namun Barra segera menghindar dan mendorong Bella keras hingga terjatuh di lantai dekat ranjang. " Aku tak butuh penjelasan mu ! Pergi dari sini sekarang sebelum aku menyeret mu keluar !! " tegas Bara penuh amarah. Dengan terpaksa Bella mengemasi barang - barangnya dan melangkah pergi dari apartemen Barra, Ia menoleh menatap Barra dan melanjutkan langkahnya mengusap buliran bening yang sudah lolos dari pelupuk matanya. Barra yang sudah dikuasai amarah seketika menghancurkan barang - barang di sekitarnya. " Kenapa kau lakukan ini padaku Bellaaaaaa .... KENAPA !!! " Teriak Barra " Aaaakkkhhhhhh !!!! " Teriak Barra lagi meremas rambutnya frustasi dan menyenderkan kepalanya di tempat tidurnya. * Flashback On * " Iya Pa, tenang saja semua rencana kita pasti berhasil. Barra sangat mencintaiku dan dia pasti akan melakukan apa pun untukku, apa lagi kalo kita sudah menikah nanti itu akan mempermudah kita untuk menguasai semua hartanya. Hahahha " terdengar tawa jahat Bella, karena ia berpikir bahwa rencana untuk menguasai harta Barra akan segera terwujud. " ....... " " Baiklah Pa, aku tutup dulu " Bella tersenyum senang tanpa mengetahui ada orang yang mendengar pembicaraannya. Barra yang moodnya sudah tidak enak semakin dibuat emosi oleh kekasihnya, didepan pintu ia tidak bisa menahannya lagi dan ... Bbbrrrraaakkkk !!! * Flashback Off * Barra bangun dan segera menghubungi seseorang untuk bertemu di cafe x. Sesampainya dia cafe x Barra melihat orang tersebut sudah ada disana dan duduk dihadapan wanita tersebut. " Ada apa kau memintaku kesini menemuimu ? " Tanya Rose, Ya orang yang dihubungi Barra tadi adalah Rose. " Aku ingin kamu menerima perjodohan ini " Kata Barra to the point. ' Busy**t dah ni orang gak punya pendirian banget. Kemarin nyuruh gue buat nolak sekarang nyuruh gue terima. Dasar cowok plin plan ' Batin Rose " ..... " Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Rose membuat Barra bingung. " Hei ... apa kau tidak dengar apa yang aku katakan barusan ? dan aku tidak terima penolakan ! " tegas Barra lagi. ' Lahh kalo gak terima penolakan kenapa ngajak ketemu ' batin Rose jengah " Baiklah. Tapi aku punya permintaan " kata Rose " Katakan " jawab Barra " Aku harap kita bisa menjaga privasi masing - masing. Dan aku tetap akan bekerja setelah kita menikah nanti " Kata Rose datar " Baiklah, aku setuju " Jawab Barra. Mereka keluar dari cafe dan berpisah. Barra kembali ke perusahaan dan Rose juga ke perusahaannya. Karena memang ia tadinya akan ke perusahaan tapi tiba - tiba ia mendapat telpon dari Barra. Rose memang mempunyai perusahaan sendiri dinegara ini, yang ia bangun dari nol dengan usahanya sendiri dibantu sahabatnya. Perusahaannya bergelut dibidang Desain Property yang berpusat di negara London tapi tidak ada yang mengetahui itu termasuk Daddynya sendiri. Rose juga punya beberapa kawasan apartemen elit di London. Rose memang sangat pintar, dia awalnya mengumpulkan uang dari hasilnya menjadi model di London selama satu tahun. Lalu Rose membuka butik yang dia sendiri yang menjadi desainernya. Siapa sangka karyanya sangat laku keras dipasaran. Tidak heran selama empat tahun usahanya sangat sangat berkembang, bahkan sekarang Rose sudah memiliki banyak apartemen elit dan perumahan elit di London dan negara xix ini. Rose selalu menutupi identitasnya dan sampai sekarang tidak ada yang tau perusahaan ARG Corp. siapa pemiliknya. Yang Daddynya tau bahwa ia hanya kuliah di London tapi siapa sangka Rose menjadi pengusaha sukses disana hanya dalam kurun waktu yang bisa dibilang sangat singkat. Yang mengetahui itu hanyalah ketiga sahabatnya yang sudah banyak membantunya hingga dititik ini. *** Sebulan berlalu hari pernikahan pun tiba, Rose sangat cantik dengan gaun pernikahan rancangannya sendiri begitu pun dengan Barra, ia terlihat gagah dan tampan dengan setelah jas berwarna hitam dan celana yang senada. Acara pernikahan lancar, kini sedang berlangsung acara resepsi yang diselenggarakan disalah satu hotel mewah milik keluarga Malik. Orang tua mereka sangat senang apa lagi Mamanya Barra ia sangat bahagia, karena akhirnya keinginannya melihat Barra menikah terwujud. Tapi tidak dengan Ibu tiri Rose, mamanya Devan. Ia berpikir kenapa Rose bisa beruntung menikah dengan keluarga konglomerat nomor satu dinegara ini. Seandainya dia mempunyai anak perempuan sudah pasti dia akan menikahkannya dengan Barra. Tetapi dalam hati kecilnya dia juga senang karena Rose akan keluar dari rumah untuk selamanya. Barra berjalan menuju ruang rias untuk menjemput Rose. Sampai disana dia tertegun melihat kecantikan wanita di depannya yang sekarang sudah sah menjadi istirnya itu. ' Cantik ' batin Barra Barra masih terpaku dengan kecantikan Rose hingga Rose berjalan melewati Barra dan menoleh kebelakang. " Ayo " kata Rose mengagetkan Barra " Heh ... Iya ay .. ayo " jawab Barra mengikuti langkah Rose dari belakang. Sampai di depan aula, Barra meminta Rose menggandeng tangannya dan berjalan menuju pelaminan. Banyak para tamu undangan rekan bisnis kedua keluarga yang hadir. Tapi tidak ada media karena acaranya tertutup hanya keluarga dan rekan bisnis mereka saja. Bahkan Barra tidak mengundang teman - temannya kecuali Alvin yang menjadi asisten sekaligus sahabatnya sejak kecil, Sedangkan Rose hanya mengundang Sahabatnya Stella, Rio, Kelvin dan Daffa teman barunya di kampus. Khairin Nisya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN