Eps 5

1046 Kata
Saat Daffa memasuki aula, banyak pasang mata yang menatapnya kagum, Terutama para gadis anak dari para kolega bisnis yang ada disitu. Bagaimana tidak, model yang sangat terkenal di negara ini hadir di acara pernikahan orang no. 1 negara ini. Banyak yang bertanya - tanya apa hubungan mereka. Dia berjalan kearah pengantin baru, Rose tersenyum kepadanya. Sedangkan Barra menatapnya bingung karena perasaan dia tidak pernah mengundang Daffa, bahkan kenal pun tidak. Barra hanya mengenalnya sebagai model dan CEO di perusahaan ayahnya yang bergerak dibidang perfilman, sangat jauh berbeda dengan perusahaannya. Jadi mereka tidak ada kerjasama. Daffa menyalami kedua orang tua mempelai dan beralih ke Rose. " Selamat ya Rose, semoga kau bahagia " kata Daffa kepada Rose tulus " Iya Daff, terima kasih " jawab Rose tersenyum " Baiklah, aku kesana dulu ya " pamit Daffa menunjuk seseorang yang ia kenal, namun sebelum itu Daffa beralih ke Barra. " Jaga dia baik - baik ... karena dia sudah seperti adik bagiku ... jika kau menyakitinya aku tak akan segan padamu " bisik Daffa kepada Barra dan turun dari pelaminan ' Sial ... apa dia tadi mengancam ku ? berani sekali dia ' batin Barra kesal " Bagaimana bisa kau kenal dengannya ? " tanya Barra yang dari tadi menahan amarah " Dia temanku di kampus " jelas Rose singkat " Bagaimana ceritanya laki - laki dan perempuan berteman " ucap Barra " Kami memang berteman ... lagian apa masalahmu ... Kau sudah berjanji untuk tidak mencampuri urusanku " Kata Rose yang tidak suka jika ada orang yang meragukannya " Kau ... " belum sempat Barra menyelesaikan perkataannya, ada tamu yang datang hendak memberikan mereka selamat. Acara berakhir sukses, kini Rose sedang berada di kamar hotel. Rose berjalan ke kamar mandi hendak membersihkan diri. Badannya sudah terasa lengket sejak tadi, Sedangkan Barra melepaskan jasnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan mata karena kelelahan. Tiga puluh menit Rose keluar dari kamar mandi menggunakan piyama yang sudah ia siapkan tadi. Barra pun bangun dan langsung menuju kamar mandi membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi ia melihat Rose sudah tertidur pulas. ia menaikkan selimut Rose sampai keatas dadanya dan mengamati setiap inci wajahnya. ' Dia sungguh cantik, semoga nanti aku bisa mencintainya ... bahkan dia lebih cantik dari pada Bella ... Aaaakkhhhh mengingat wanita ular itu, ingin sekali rasanya aku tenggelamkan di laut. ' batin Barra kesal Dia pun menaiki ranjang dan tidur disamping Rose. Tak lama ia ikut tertidur karena lelah. Pagi harinya Rose terbangun dan mendapati dirinya yang berada dalam pelukan seseorang. Aaaaaaaakkkkhhhhh Barra yang sedang tertidur, terkejut mendengar teriakan Rose. " Ada apa ? " tanya Barra dengan suara serak khas bangun tidur " Kenapa kau tidur disini " tanya Rose menatap tajam Barra " Lalu ? " tanya Barra santai Rose mencoba mengingat apa yang terjadi dan tiba - tiba tersenyum malu setelah mengingat tentang statusnya sekarang. " Sudah ingat ? " tanya Barra lagi Rose hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan langsung bangun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selama satu jam Rose di kamar mandi baru ia keluar dan melihat Barra yang sudah duduk disisi ranjang. ia memang sengaja berlama - lama di kamar mandi karena ia malu untuk bertemu dengan Barra, ia bingung harus bersikap apa dan melakukan apa. " Kenapa mandi saja, lama banget " tanya Barra datar " Memangnya kenapa ? aku kan cewek jadi wajar saja mandinya lama " jawab Rose memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak ingin menatap wajah Barra " Terserah kau saja " kata Barra datar dan berlalu ke kamar mandi. Barra keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, menampilkan perut six packnya. ' Sexy banget ' batin Rose menggeleng - gelengkan kepala membuang jauh - jauh pikirannya. " Sudah puas mandang nya ? " tanya Barra. Rose terkejut dan segera membalikkan badannya. " Kenapa tidak memakai pakaianmu di dalam saja ? Kau ini sangat tidak tau malu " kata Rose Melihat itu, Barra mendekati Rose berniat menggodanya. " Kenapa emangnya ?, Kau kan istriku jadi tidak masalah jika aku begini " bisik Barra di telinganya. " Kau ... " geram Rose seketika membalikkan badannya dan tanpa sengaja menyentuh d**a bidang milik Barra. Rose gelagapan segera menarik tangannya dan mundur perlahan. Namun Barra terus mendekat sampai Rose tidak bisa mundur lagi. Barra mendekatkan wajahnya kearah Rose tapi Rose memalingkan wajahnya ... ia menetralkan jantungnya yang berdetak dengan cepat. " Kenapa ? Bukankah ini hal yang biasa ... bahkan kau sudah lama di luar negeri. Pasti kau sudah sering melakukannya. " Kata Barra menyeringai sinis kearah Rose. Rose seketika menoleh menatap Barra tajam. Dia sangat tidak suka dengan apa yang Barra katakan padanya. " jaga ucapan ada tuan muda !!! Kau tidak berhak menilai ku seperti itu tanpa kau tau yang sebenarnya !!! " geram Rose dan pergi keluar kamar untuk menenangkan pikiran. " Kenapa aku sampai berbicara seperti itu tadi, padahal aku hanya berniat menggodanya. Haisss aku tidak mengerti dengan diriku sendiri " gumamnya bingung. Rose duduk dibangku taman hotel dan memikirkan bagaimana hidupnya ke depan bersama Barra. Apakah dia akan hidup selamanya bersama seorang pria yang tidak ia cintai. Atau apakah dia bisa mencintai pria itu. Ia memejamkan mata memikirkan semua itu. Tidak ingin pusing apapun itu ia akan menjalani hidupnya seperti air mengalir. Rose berjalan ke arah restoran hotel dan memesan sarapan. Setelah pesan makanan ia memilih duduk di pojok dekat jendela sambil menatap jalanan kota yang masih renggang. Pesanan datang, baru ia akan memulai sarapan tetapi seseorang datang dan duduk di harapannya tanpa permisi. Rose mendongakkan kepala melihat siapa yang datang. Rose menghela nafas kasar, dia tidak ingin berdebat dan melanjutkan sarapannya tanpa memperdulikan orang didepannya. " Maafkan aku " kata Barra " Heemm " Rose hanya menjawab dengan deheman. " Maafkan atas ucapan ku tadi, aku tidak bermaksud bicara seperti itu " kata Barra menyesal. " Tidak masalah, apa yang kau ucapkan tadi ada benarnya. Kehidupan disana memang seperti itu, tapi tidak semua orang sepertu yang kau katakan " jelas Rose " Aku mengerti, sekali lagi maaf. Ada yang ingin aku sampaikan padamu, tapi habiskan dulu sarapan mu " ucap Barra menatap Rose. Rose hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. " Apa kau sudah sarapan ? " tanya Rose " Hemm ... sudah " jawab Barra **** Khairin Nisya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN