GRAVELAR MARS

292 Kata
Jalan setapak berganti hamparan tanah luas tak berjarak Bau menyengat debu sulfatara telah sirna dari raga Bunga cantigi pun telah beranjak pergi Di depan mata, terlihat bukit bebatuan menunggu tuk dipijak Sayup-sayup angin membelai dengan dingin Langkah kaki merayap perlahan karena diterpa angin Mata fokus ke depan, tetap berjalan pada titian Memijah arah, supaya tak memutar kaki melangkah Jarum jam menunjuk tiga-seperempat Langkah harus dipercepat Angin berubah arah tepat pukul empat Asap sulfatara memenuhi trek hingga bahaya mendera Udara dingin mulai menerpa, memenuhi raga Menyambut diri ini beranjak dan berpijak di tanah terbuka Naik turun bukit penuh batu kerikil beradu, bersuara Sesekali terperosok hingga kaki terseok Di kejauhan terlihat seperti kawah Apakah itu puncaknya? Entahlah! Kenapa tak menanjak? Malah turun ke bawah? Hati bertanya, ada apa dibalik sana Ditanjakan terakhir, kaki menyisir Napas menghempas bebatuan cadas Ingin segera naik ke atas, melihat ada apa ditepi alas Penasaran menawan ingatan, ingin segera melampaui batas Wow….! Batu bersusun, dari kejauhan tampak seperti dusun Begitu anggun, menyerupai untaian huruf yang berkerumun Tunggu….! Membentuk kata, mengusik mata ingin membaca Bagi sebagian orang terkesan sebuah ke-alay-an Membunuh kebosanan dengan memainkan bebatuan Namun bagi seorang pecinta, inilah pembuktian Seperti Bandung Bondowoso dengan Candi Prambanan Bukan pekerjaan mudah Menyusun bebatuan terbaca arah ratusan meter menderah Dari dekat terlihat abstrak, tak dapat dibaca dengan cepat Hanya membayangkan hasilnya dengan singkat Dari atas bukit terlihat menakjubkan sangat Membentuk pola dan kata yang jelas dan padat Sang pesona dalam balutan prasasti dan hikayat Pembuktian cinta yang hebat, terekam dalam potret ingat Andai drone ada di tangan Namamu akan kutata ditumpukan bebatuan Dari tempatku tiduran, drone terbang ke atas awan Hingga nama terabadikan di gravelar mars dalam kenangan # Lembah Batu Susun – 3100 mdpl Mt. Welirang (3156 mdpl) Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN