Airin melihat kedatangan Tuan Bramantyo dan terlihat tuan Bramantyo hanya datang seorang diri mana Kinanti. Airin segera membuka ponselnya dia ingin melihat informasi dari anak buahnya memang anak buahnya mengatakan kalau tuan Bramantyo akan kembali dan kini sudah di bandara bersama dengan Kinanti dan itu dikirim beberapa jam lalu tapi saat ini hanya ayahnya dan dia tidak melihat keberadaan wanita itu.
"Kemana wanita itu kenapa kamu berkata seperti itu apa maksudnya ? Apa kamu tidak merestui hubungan mereka?" tanya nyonya Marcella yang tidak suka dengan suaminya melarang Airin bersama dengan Verrel.
Menurutnya Varrel sangat baik dan mencintai anaknya itu yang terpenting. Tidak seperti dirinya yang terlalu mencintai suaminya namun pada akhirnya dia mendapatkan siksaan seperti saat ini. Untuk itu Nyonya Marcella tidak ingin anaknya mencintai pria lebih besar dari pria.
Dia ingin pria tersebut yang mencintai Airin dengan cukup besar karena ketika pria mencintai wanita cukup besar kemungkinan besar menyakiti wanitanya tidak akan terjadi. Dan itu bisa dia lihat dari sorot mata Verrel saat ini.
Sedangkan Verrel yang mendengar penolakan dari ayah Airin hanya bisa tersenyum kecil dia tahu siapa ayah dari Airin tuan Bramantyo.
"Anda tidak mengenal saya ya ? Bukannya kita bekerja sama masa Anda lupa dengan saya," ungkap Verrel yang membuat tuan Bramantyo terdiam.
Tuan Bramantyo tidak menyangka ternyata yang menyukai anaknya adalah rekan kerjanya juga dia memang jarang bertemu dengan orang yang akan bekerja sama dengannya. Anak buahnya saja yang dia turunkan sedangkan dia hanya menerima hasil dan menghambur-hamburkan uang.
"Maksud Anda apakah Anda orang yang bekerjasama dengan perusahaanku untuk proyek pembangunan hotel itu?" tanya Tuan Bramantyo.
"Tentu saja, Anda melupakan saya ya? Saya ini rekan bisnis Anda. Saya tahu Anda tapi Anda tidak tahu saya mungkin Anda tahu tapi karena belum pernah bertemu sebelumnya jadi Anda tidak ingat. Dan karena Anda selalu mengirim orang lain yang mengerjakannya."
"Sedangkan Anda terlalu sibuk dengan urusan lain." perkataan dari Verrel membuat tuan Bramantyo terdiam.
Dia mulai gugup apakah Verrel mengetahui hubungannya dengan Kinanti. Tuan Bramantyo tersenyum kecil dan mendekati Verrel. Dia tidak menyangka kalau anaknya bisa bersama dengan seorang pengusaha hebat.
Tuan Bramantyo pun ingin menjodohkan anaknya lebih dulu tapi anaknya malah mendapatkannya tanpa bantuan darinya dan itu akan membuat dia berkuasa. Karena dia akan meminta salah satu perusahaan milik Verrel untuk menjadi maharnya nanti. Itulah yang ada di pikirannya saat ini memanfaatkan anaknya.
"Ideku hebat juga, satu perusahaan tidak masalah." namun sayangnya itu bisa terbaca oleh Airin. Dia tahu betul kalau ayahnya pasti ingin memanfaatkan dirinya.
"Saya minta maaf ya tuan Verrel karena sudah tidak mengenal Anda. Saya banyak kerjaan di luar proyek pun hanya orang mengerjakannya tapi semua proyek berjalan dengan lancar bukan ?" tanya tuan Bramantyo yang mulai bersikap baik ke Verrel.
Sedangkan Verrel hanya tersenyum mendengar apa yang tuan Bramantyo katakan.
"Saya memang tidak masalah asalkan sesuai dengan yang sudah di sepakati. Kalau begitu saya permisi dulu saya ada keperluan. Oh, ya Airin untuk pertemuan itu nanti saja kalau ibumu sudah sehat ya,".jawab Verrel yang membuat Airin membolakan mata.
Karena Verrel secara terang-terangan mengatakan hal itu. Karena penasaran tuan Bramantyo angkat bicara.
"Kalau boleh tahu apa yang kalian rencanakan apa boleh saya tahu sebagai orang tua dari Airin? " tanya tuan Bramantyo.
"Papa tidak perlu tahu itu urusan pekerjaan lain kali saja papa tahu." Airin tidak ingin ayahnya besar kepala dan mulai merencanakan sesuatu.
"Saya ingin mengajak Airin untuk bertemu dengan keluarga saya. Apa tidak boleh ?" tanya Verrel yang langsung to the point.
Airin mengepalkan tangannya dia tidak menyangka kalau Verrel malah mengatakan hal itu dan tentu saja reaksi dari tuan Bramantyo sangat senang.
"Wah ... wah kalau begitu saya suka pertemuan ini. Kapan kamu mengundang kami katakan saja kami akan datang bukan begitu Marcella?" tanya Tuan Bramantyo.
Namun tidak ditanggapi oleh nyonya Marcella. Dia memandang ke arah anaknya dia tahu kalau anaknya tidak menyukai Verrel jadi dia tidak akan memaksa tapi semuanya tergantung kepada anaknya.
Airin lah yang akan menjalankan kehidupannya bukan dia dan juga suaminya.
"Airin, antar tuan Verrel keluar ya dan bicarakan apa yang perlu kalian bicarakan," jawab Nyonya Marcella kepada Airin untuk mengantar Verrel keluar.
Namun Verrel menolaknya."tidak perlu biarkan Airin di sini saja. Saya pamit dulu Airin," pamit Verrel segera pergi bersama dengan asistennya Mohan.
Tuan Bramantyo yang melihat sikap dingin anaknya dan juga istrinya emosi dia mendekati keduanya.
"Kalian ini benar-benar ibu dan anak yang tidak tahu diri. Kalian menyambut dia dengan dingin dan kamu tahu Airin dia itu orang paling kaya dia juga sangat dermawan apa sikapmu seperti itu? Apa maumu mau mencari pria yang miskin?" tanya Tuan Bramantyo yang sedikit kesal dengan perlakukan keduanya ke Verrel dengan cuek.
"Jangan mengatur anakku biarkan dia dengan dunianya kamu tidak perlu ikut campur itu masalah pribadinya. Airin masih memiliki kehidupannya sendiri apapun yang dia lakukan itu berdasarkan keinginan hatinya bukan dari kita." Nyonya Marcella membela Airin untuk tidak dipaksa dekat dengan Verrel.
Sebenarnya Airin mulai merasa ada sesuatu dengan Verrel. Dia nyaman dengan Verrel tapi karena dirinya ingin membalaskan dendam kepada ayahnya jadi dia mengurungkan sedikit niatnya untuk urusan pribadi.
"Aku itu juga orang tuanya aku ayahnya aku yang akan jadi walinya bukan siapa-siapa jadi aku berhak menentukan siapa yang akan dinikahi oleh Airin. Jadi kamu Marcella jangan mencoba untuk menjadi provokator."
"Aku tidak ingin sampai kamu mengasut Airin kamu setujui saja pertemuan itu kita akan pergi bersama ingat itu jangan membantahku. Jika kamu membantahku maka aku akan menghukummu Airin aku tidak peduli kamu itu anak satu-satunya, anak perempuan aku harus bersikap tegas. Dan satu lagi buka blokiran itu mengerti!" tegas tuan Bramantyo kepada Airin untuk tidak membantah apa yang dia katakan dan juga meminta Airin membuka blokirannya.
Airin tidak peduli dia tetap akan menutup blokiran tersebut karena uang yang dipakai tuan Bramantyo itu adalah uang perusahaan hasil dari proyek yang didapatkan selama ini.
Dan dia juga mendengar beberapa gosip saat dia berada di kantor bonus mereka selalu dikurangi dan itu membuat perusahaan mulai sedikit goyang karena beberapa karyawan yang sudah lama kerja dan sudah memiliki jam terbang yang sangat baik dalam proyek ingin resign.
Untuk itu dia menjaga keuangan perusahaan agar tidak di salah gunakan oleh keduanya terlebih lagi pelakor yang tidak tahu diri itu. Sedangkan Verrel yang keluar dari ruangan inap milik Nyonya Marcella tanpa sengaja bertemu dengan seseorang dan keduanya saling memandang satu sama lain.
"Tidak mungkin." Memori Verrel mulai berputar dan tiba-tiba.
"Ampun ... ampun jangan siksa aku jangan siksa aku. Aku minta maaf, aku bersalah maafkan aku. Lepaskan aku ... tolong jangan seperti ini aku takut...aku takut," teriak Verrel.
Ingatan masa lalu Verrel muncul begitu saja setelah sekian lama dia menghilangkan traumanya, hancur dengan melihat seseorang yang dia kenal. Verrel berdiri tegak dia seperti orang yang membeku.
Mohan yang melihatnya mencoba untuk menepuk lengan dari Verrel dia bingung dengan tuannya yang terlihat seperti ketakutan. Matanya berair.
"Tuan... Tuan kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang anda lihat Tuan. Katakan kepada saya. Tuan sadarlah Tuan...tuan," panggil Mohan yang berkali-kali memanggil Verrel namun Verrel tetap saja membeku.
Air matanya terus mengalir semua orang memandang ke arahnya. Mohan yang merasa semua orang memandang ke arah mereka berdua panik lalu Mohan pun ikut melihat ke arah pandangan Verrel dia ingin tahu apa yang dilihat oleh tuannya itu.
"Kenapa Tuan memandang ke arah wanita itu apa tuan mengenalnya." Mohan yang curiga arah pandangan dari tuannya ikut memandang ke arah pandangan tuannya.
Dan ada wanita yang saat ini berdiri sambil lakukan panggilan telepon dan Mohan menoleh ke arah tuannya dia terkejut tuannya sudah menahan amarah dan tiba-tiba Verrel jatuh tidak sadarkan diri.
Mohan semakin panik dia tidak tahu kenapa tuannya seperti ini. Tuannya yang anggota gangster tiba-tiba melemah. Apakah dia musuh tapi tidak mungkin kalau musuh pasti tuannya akan melawan dan tidak ada satupun yang tahu jati dirinya di dunia gangster.
"Tolong ... tolong ...tolong saya. Tolong," teriak Mohan kepada pihak rumah sakit untuk menolongnya.
Tanpa menunggu lama suster segera membantu Verrel mereka mengangkat Verrel dan meletakkannya di bankar dan membawanya ke uang IGD. Mohan yang panik segera menghubungi ayahnya kebetulan ada di rumah sakit tersebut untuk menjaga sang nenek dan tidak lupa Mohan juga menghubungi Airin dengan mengatakan kalau Verrel masuk IGD.
Setelah menghubungi Airin tiba-tiba Mohan tersadar. "kenapa aku hubungi nona Airin, ya." Mohan menepuk keningnya dia jadi bingung bagaimana bisa dia menghubungi Airin.