bc

Gadis Buta Milik CEO

book_age18+
600
IKUTI
4.1K
BACA
HE
blue collar
drama
city
like
intro-logo
Uraian

Adrew sudah berusaha melepas cintanya pada Annisa demi agar gadis itu tidak menjadi sasaran bullying para fansnya. Namun, usahanya ternyata tidak berhasil, malah menimbulkan kemalangan bagi sang pujaan hati.

Gadis itu menjadi buta, hidupnya hancur dan semuanya gelap. Andai Annisa tidak menjadikan iman sebagai penguat, mungkin ia telah mati bunuh diri. Pada akhirnya, Adrew tak bisa melupakan gadis itu dan kembali mengejar cintanya yang tertunda oleh mala petaka rasa cemburu seseorang.

Apakah Annisa bisa menerima Adrew?

Atau apakah Annisa menolak Adrew dan membiarkan pemuda itu merasa bersalah seumur hidup?

chap-preview
Pratinjau gratis
Gadis Berkerudung
Adrew menatap di kejauhan sana, melihat ada gadis berkerudung yang memakai seragam putih abu-abu yang sama dengannya.  Tiba-tiba sahabatnya yang paling bawel menepuk bahunya, "Ad, liatin apa lo?" tanya Geo. Adrew menggeleng dan kembali fokus ke ring, melempar bola basket ke sana. "Gue tau kok lo liatin Annisa, kan?"  Setelah bola masuk ke ring, Adrew segera menangkapnya dan mendriblenya. Teriakan-teriakan sekelompok perempuan memenuhi lapangan, padahal para remaja laki-laki itu hanya latihan dan tak melakukan atraksi apapun selain tebar pesona. Namun, mereka berhasil membuat para gadis berteriak histeris seperti orang kesurupan. "Annisa siapa?" tanya Adrew balik. Geo merebut bola yang sedang dimainkan oleh Adrew dan menghadang langkah temannya itu, agar Adrew fokus pada pembicaraan mereka. "Mungkin Fajri, Elang sama Zhen gak peka sama perasaan lo, ke Annisa, tapi gue sering lihat lo perhatiin tuh cewek berkerudung," ujar Geo membuat Adrew menegang. "Gue gak tau namanya," jawab Adrew sekenanya. Tentu saja fakta itu membuat Adrew shock bukan main. Bagaimana bisa ada laki-laki menyukai seorang gadis tapi tak tau namanya. Biasanya kalau ia tidak suka stalking, minimal ia tau namanya atau nama panggilannya. "Heh?! Lo suka sama dia tapi lo gak tau namanya?" tanya Geo hampir berteriak. "Jadi namanya Annisa?"  Adrew jelas tak memperhatikan ocehan Geo yang suka melebih-lebihkan sesuatu. Namun, ia tidak tau kalau sekarang ia yang kebangetan karena tak tau nama gadis yang ditaksir. Geo menghela napas merasa frustasi dengan sahabatnya yang sok polos itu. Sementara Adrew dengan santai kembali menatap sosok yang sedang duduk di antara dua gadis yang mengoceh.  Gadis berkerudung itu hanya mendengarkan dan sesekali tertawa. Meski ketiga gadis itu duduk di tribun lapangan basket, mereka terlihat tak fokus ke arah para pemain di lapangan. Mereka terlihat hanya mengobrol dan terus mengabaikan sekitar seolah dunia hanya milik mereka bertiga.  "Annisa Rahmah, dia anaknya tukang nasi uduk di depan gerbang komplek gue. Kadang juga dia yang jualan kalo Emaknya gak jualan," ujar Geo. Adrew menatap Geo terkejut, membuat Geo salah paham. "Kenapa lo, nyesel karena dia cuma anak tukang nasi uduk?"  Adrew menggeleng, "Justru gue berniat jemput lo tiap pagi." Binar di wajah Adrew membuat Geo ngeri dan mencoba mengonfirmasi. Sahabatnya tak ada yang tau persis isi pikiran penyandang rangking pararel dalam tiga semester berturut-turut. "Lo suka sama dia, suka banget?" "Iya, suka banget." Rasanya sekarang Geo ingin nyemplung ke rawa-rawa kalau saja ada rawa-rawa di sekitar sana, sayangnya tidak ada. Ia shock tentu saja, temannya yang satu itu minta ditendang bokongnya karena membuatnya hampir jantungan. Geo shock bukan main, selain karena Adrew yang tak pernah menunjukkan ketertarikannya pada seorang gadis sampai dicap 'belok', ditambah dengan siapa yang ditaksir sahabatnya itu. "Wah si gelo, dia muslimah Ad!" Adrew mengeryit bingung, "Kenapa?" "Lo sama dia gak bakal bisa sampe finish atau pernikahan. Kalo lo maksa, itu hanya akan memperpanjang penderitaan lo. Tapi terserah sih, kalo gue boleh kasih saran lebih baik lo berhenti sekarang daripada nanti udah cinta semakin dalam." Adrew tak membantah, ia hanya diam dan kembali merebut bola di tangan Geo untuk dimainkan lagi. Ia diam bukan mengabaikan saran Geo, ia tau persis apa konsekuensinya, tapi ia tak tau akan bagaimana ke depannya. Di sisi lain, Annisa, Dewi dan Keyla tengah duduk sambil ngobrol dengan cemilan di tangan masing-masing. Mereka di sana bukan untuk nonton para pemain atau tim basket berlatih, melainkan mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan mengobrol. Meskipun pada dasarnya Dewi dan Keyla juga ingin cuci mata dengan melihat para anggota tim basket yang merupakan most wanted boy di sekolah. "Liat tuh Kak Adrew maco banget, gila!" pekik Dewi memuji. "Iya bener lo, Wi! Udah ganteng, maco, tinggi, dingin dan ... seksi," puji Keyla dengan suara centilnya. Annisa jijik mendengarnya, ia hanya bisa meringis dengan senyum kaku. Sementara Keyla masih senyum-senyum tak jelas, untung cemilan yang sedari tadi ia makan tak salah masuk lewat lubang hidung. Kalau benar terjadi Annisa tak akan menahan tawanya, sebab itu bukan ketidak sengajaan. "Dia dari keluarga Rexan, kan?" tanya Dewi. "Iya, anak pemilik Rexan yang memproduksi mobil Rex-X dan yang terbaru itu Rex-SportOne. Udah gitu selama ini produknya hanya diproduksi sedikit karena harganya yang super mahal. Limited edition gak tuh!" "Woah gendeng, cucok!" "Gimana yah kok bisa ada manusia sekeren dia, apakah aku masuk ke dunia novel?" tanya Keyla menghalu. "Terus kita jadi figuran gitu?" tanya Dewi tetawa. "Enggak dong, kita harus merubah nasib kita agar tidak sial," ujar Keyla membantah. "Sudahlah, pusing aku ...." protes Annisa halus. "Menghalu dia Nis," ujar Dewi tertawa. "Lu juga kan suka menghalu," ujar Keyla tersenyum. "Suka, kita kan sebelas dua belas sama lo, gue sebelas dan lo dua belas." "Apaan curang, enggak dong gue sebelasnya." "Kenapa gak 12.12 aja kayak promo tahunan," sambar Annisa jengah. "Ide bagus, Sayang," ujar Dewi pada Annisa. Mereka terus mengobrol hingga bel masuk berbunyi. Annisa, Dewi dan Keyla terlihat santai menuju kelas. Tak seperti siswa lain yang berlari seperti dikejar dedemit.  Tiba-tiba Keyla merasa sahabatnya Annisa terlihat pucat dan mulai melambat jalannya, ia segera berhenti dan memegang bahu Annisa. "Nis, lo kagak apa-apa?" tanya Keyla cemas. Dewi ikut cemas dan meletakkan punggung tangan kanannya di dahi Annisa. "Ke UKS aja, yuk!" Annisa menggeleng dan tersenyum lemah, tetapi detik berikutnya ia limbung dan ditangkap oleh sebuah tangan besar. Annisa diam menahan sakit kepalanya, berusaha melihat siapa yang menangkapnya tetapi ia malah diangkat dan dibawa ke ruang kesehatan. Saat itulah Dewi, Keyla dan orang-orang yang ada di koridor yang dilewati Adrew langsung jejeritan iri. Ya, orang yang membawa Annisa adalah Adrew, most wanted boy sekolah. Annisa sudah tak sadarkan diri, Adrew langsung mempercepat langkahnya ke ruang kesehatan. ••• Saat bangun dari pingsannya di sore harinya, Annisa sudah mendapati Dewi dan Keyla yang menatap khawatir padanya. "Lu udah sadar?" tanya Dewi cemas. "Nih minum dulu," ujar Keyla sambil menyodorkan segelas air putih. Annisa berusaha bangun dibantu Dewi, kemudian meminum air putih dari Keyla. "Makasih ya, De dan Keyla." Dewi dan Keyla menghela nafas, Keyla menjawab, "B aja kali kayak sama siapa." "Lu udah baikan?" tanya Dewi memastikan. "Iya, alhamdulillah udah. Sekarang jam berapa?" tanya Annisa balik. "Jam setengah tiga, lo pingsannya lama banget dari jam setengah satu," keluh Dewi. "Ya maaf, aku juga gak tau nih tiba-tiba sakit kepala. Seumur hidup aku belum pernah pingsan, bahkan kalau itu upacara dengan pidato panjang." "Masa sih? Biasanya orang kalo pingsan karena udah biasa pingsan," ujar Keyla. "Gak tau juga," balas Dewi. "Aku juga gak tau ini," jawab Annisa. "Ya udah aku mau pulang, aku nebeng Dewi dulu ya." "Siap Bos, lo gimana Key?" tanya Dewi. "Gue naik angkot, biasa ...." ujar Keyla santai. "Maaf ya gak bisa nemenin Key," ujar Annisa merasa bersalah. "Ooo sante Sis, gue kan strong girl." Dewi dan Annisa tertawa, kemudian ketiganya keluar dari UKS dan menuju parkiran. Dua di antara mereka bertiga adalah gadis dari kalangan biasa, hidup sederhana dan menjalani semua secukupnya. Hanya Dewi yang anak seorang pengusaha, meski begitu ia tidak menjalani kehidupan hedon, sederhana. Sehingga orang-orang yang tidak dekat dengannya, tidak akan tau kalau ia anak orang kaya.  Di zaman serba flexing ini, menjai sederhana ketika ia memiliki semua hal pasti sangat susah. Namun, itu yang dikagumi Keyla dan Annisa, kesederhanaan dan kerendahan hati Dewi yang membuat mereka nyaman bersahabat dengan Dewi. Saat Annisa, Dewi dan Keyla sampai di parkiran, ternyata masih ada sebuah mobil dan tak lama setelah mereka mendekati motor Dewi, Adrew datang dan mendekati satu-satunya mobil di sana. Sosoknya mengagetkan ketiga gadis itu, Dewi dan Keyla merasa kalau ada pangeran yang jatuh dari kerajaan langit di film Sun Go Kong. "Udah baikan?" tanya Adrew pada Annisa. Annisa bingung melihat ke arah Dewi dan Keyla, tetapi keduanya malah terpaku pada Adrew.  "Lo, Annisa kan?" tanya Adrew lagi. Annisa mengangguk kikuk, sementara Dewi dan Keyla sudah berbinar ala-ala fans girl, mereka jadi tuli tiba-tiba. "I ... Iya Kak," jawab Annisa gugup. "Udah baikan emang mau naik motor?" tanya Adrew sambil memencet kunci alarm di mobilnya. "Em ...." Annisa berusaha meminta bantuan dari Dewi dan Keyla dari tatapan mata. "Iya Kak," ujarnya kemudian. "Ikut mobil gue aja, sekalian sama yang gak naik motor." Ketiga gadis itu kembali menegang bingung, tetapi Keyla malah menjawabnya dengan lantang. "Boleh Kak," jawabnya. Annisa dan Dewi menoleh ke arah Keyla dengan tatapan horror, tetapi dengan santainya Keyla menerima sambutan dari Adrew yang memencet tombol untuk membuka pintu. Pintu mobil terbuka ke arah atas membuat ketiga gadis itu tercengang. Tentu saja mereka belum pernah melihat mobil seperti itu secara langsung, mereka hanya nonton di YouTube atau TV. Bahkan Dewi juga tak pernah ada di circle kalangan elit yang memiliki mobil diharga rumah gedongan di Jakarta. "Masuk," ujar Adrew pada Keyla dan Annisa. Annisa yang masih bengong didorong oleh Dewi untuk masuk ke dalam mobil Adrew, sementara Keyla secara agresif sudah duduk di samping tempat duduk pengemudi. Keyla juga terlihat bisa dengan mudah memakai sabuk pengaman karena meski dari kalangan biasa, keluarga Keyla dari kaum menengah dan punya properti seperti mobil meski model jadul, jadi wajar kalau ia bisa memasnag sabuk pengaman dengan mudah.  Sementara Adrew melihat Annisa yang kesulitan memasang sabuk pengaman, ia dengan spontan berjalan ke jok belakang dan memasangkan sabuk pengaman pada Annisa dengan lembut. Tak bisa dihindari kejadian itu mengikis jarak di antara mereka. Karak sedekat itu bisa membuat parfum Adrew yang super wangi bin mahal itu masuk ke penciuman Annisa yang tegang itu. Semua berjalan tiba-tiba, maka tiba-tiba pula Adrew sudah selesai memasang sabuk pengaman dan kembali ke jok kemudi. Pintu tertutup otomatis, Dewi menunggu mereka hingga lenyap di balik tembok gerbang sekolah. Ia sanhat menyesal karena hari ini membawa motor, ia jadi tak bisa naik mobil bersama most wanted boy di sekolahnya. "Bangke, gue harusnya naik angkot tadi pagi. Gagal deh naik mobile mewahnya cogan," gerutunya sambil menutup kaca helm dan pergi dari area sekolah. Di perjalanan pulang suasana mobil terasa dingin dan kaku. Keyla secara terang-terangan menatap Adrew yang dengan santai menyetir. Namun, dalam pandangan Keyla, Adrew tetap keren meski sedang menyetir. Sementara Annisa merasa sedikit kedinginan, ia menggosok kedua tangannya mengurangi rasa dingin itu. Adrew yang diam-diam memperhatikan Annisa dari kaca tengah mobil pun langsung memencet tombol suhu dan menaikkannya sedikit agar tak terlalu dingin. "Kamu kenapa liatin saya?" tanya Adrew melirik Keyla. "Karena Kakak ganteng," jawab Keyla asal. Annisa mendelik ke arah Keyla dan berpikir kalau sahabatnya itu gila.  "Eh maksudnya, karena yah ehem begitulah," ralat Keyla cengar-cengir. Sementara Annisa sudah malu mewakili Keyla yang tak tahu malu. Kemudian Adrew berdehem memgalihkan pembicaraan. "Ehem, kalian tinggal dimana?" tanyanya. "Di gang MMG nomor 009, kalau Annisa di gang LKJ nomor 045," jawab Keyla. Annisa baru saja memikirkan itu, jika Keyla turun duluan ia bisa terjebak dengan Adrew berduaan. Tentu saja ia tak bisa dan segera pergi dari sana. "Ehem, tapi bukannya kamu mau ke rumahku dulu Key?" tanya Annisa yang sedari tadi kalem. "Eh ..." Keyla mengingat-ingat, tapi ketika ia menoleh ke arah Annisa tatapan shaabatnya itu terlihat memelas. "Oh iya, lupa gue. Ya udah Kak langsung aja ke gang LKJ nomor 045." "Oke," ujar Adrew yang membuat senyum Keyla tambah lebar. Adrew melihat Annisa menghela nafas, semua itu terasa lucu di mata Adrew. Ia memperhatikannya sejak awal, sejak Annisa berkatakalau Keyla melupakan suatu hal sampai saat ini.  Mengapa Annisa menghindari bersama dengannya sementara ia tau ada banyak gadis yang menyukai Adrew karena ketampanannya. Adrew mengagumi sosok Annisa yang lembut, polos dan kuat. Entah apa yang membuat gadis itu ebgitu menarik, tetapi bagi Adrew, Annisa adalah tipe idealnya. Ucapan dan peringatan Geo seolah hanyalag angin lalu atau gigitan semut yang tak bermakna, tetapi Adrew cukup memikirkannya. Fakta bahwa ia telah jatuh dalam pesona gadis itu dan fakta bahwa ia mencintai gadis itu dengan sepenuh hatinya. "Ini kemana?" tanya Adrew berhadap bahwa Annisa yag menjawab. "Kiri," jawab Annisa sesuai harapan Adrew. Meski singkat, itu sudah membuatnya berbunga dan merasa diakui keberadaannya. Ia tau pasti sikapnya tak diketahui oleh Annisa kalau ia menyukainya, tapi Adrew tau ia sangat mencintai Annisa.  Ia membiarkan dirinya sendiri jatuh sejatuh-jatuhnya, ia hanya tak ingin melepaskan perasan itu begitu saja meski tau endingnya tak akan bahagia. Ia belajar lewat kisah Kakaknya Darell yang juga jungkir balik memperjuangkan gadis bernama Mei yang masih diperjuangkannya, belum menemui titik terang yang bisa merengkuh mereka dalam ikatan pasti. Ia juga prihatin dengan kisah itu, tetapi ia juga tak bisa menyalahkan kakaknya akrena cinta meang sekuat itu mengikat apalagi bagi pria yang sejatinya sulit melepaskan dan ikhlas. Darell juga sudah berusaha untuk pindah ke lain hati tapi faktanya ia gagal lagi dan lagi. Darell kembali ke titik yang ssma yakni mencintai Mei yang tak mungkin untuknya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook