Bab 9

1537 Kata

Canting duduk di ujung kursi mobil mewah yang menjemput Tirta dan membawanya kembali ke Jakarta, menempel pada pintu agar ia tidak duduk berdekatan dengan Tirta. Hari sudah tidak terlalu pagi, embun yang menyelimuti desa Canting yang berada di kaki gunung sudah mulai menguap meninggalkan butiran embun di atas rerumputan saat mereka meninggalkan desa itu. Salam perpisahan penuh haru antara Canting dan keluarga Pak Noto, tidak ada tanda-tanda keluarga Pak Somad mengantarkan kepergian Canting. Sepertinya mereka sudah tidak memiliki muka untuk menatap dunia, mereka terlalu malu kerena kejahatan berlapis yang telah mereka lakukan. Lebih buruk lagi, mereka bahkan tidak menguntai patah kata maaf atau terima kasih pada Canting yang telag menyelamatkan hidup mereka. Walaupun setelahnya mereka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN