Bab 34

1110 Kata

"Perasaanku mengatakan rasanya padamu sudah hilang," lirih ustadz Rahman dengan pandangan yang teduh tapi menusuk tajam kedalam hatiku. Bagaimana mungkin bisa secepat itu? Aku tidak percaya. Aku harus membuktikan dengan mata kepalaku sendiri Sinta masih sangat mencintaiku. Aku tahu itu. Sangat yakin. Selalu kukenang tatapan kosongnya ketika aku melakukan ijab qobul kedua dengan Janah dan hari-hari berikutnya. Dia masih mencintaiku. "Kamu pasti tidak percaya, kan?" tanyanya menyelidik. Aku hanya bisa diam. Entah bagaimana lagi aku harus bicara. Jika diungkapkan akan menimbulkan kekecewaan baru. Ada rasa sakit yang menjalar ke dalam tubuh ini jika membayangkan Sinta tidak lagi mencintaiku. Wanita yang selama ini ada dalam tempat terbaik dihati dan jiwaku kini telah menjauh dari pandang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN