bc

Rumahmu Jauh

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
family
HE
goodgirl
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Uraian

"Dalam keheningan malam yang sunyi, terdapat seorang laki-laki bernama Daffa yang tengah terjebak dalam perasaan cinta yang begitu mendalam. Hatinya terpaut pada seorang perempuan cantik bernama Titah, yang telah mampu mencuri hatinya dengan pesona yang tak terlukiskan. Namun, di tengah kebahagiaan yang seharusnya dirasakan, Daffa merasakan keraguan yang menghantuinya. Perasaan cintanya yang begitu tulus terhadap Titah terus membara di dalam hatinya, namun kehadiran sebuah halangan besar membuatnya terjatuh dalam labirin kebimbangan. Rumah yang menjadi tempat tinggal Daffa terletak begitu jauh dari rumah Titah, memisahkan mereka dengan jarak yang terasa begitu besar. Setiap kali Daffa melangkah menuju rumah Titah, bayangan jarak yang teramat jauh selalu menghantuinya. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu, apakah cinta mereka mampu bertahan meskipun rumah mereka terpisah begitu jauh? Apakah kehadiran jarak tersebut akan menjadi penghalang bagi hubungan mereka? Dalam setiap detik yang berlalu, Daffa terus merenungkan makna sejati dari cinta yang mereka miliki. Kehadiran Titah dalam hidupnya bagaikan sinar yang menerangi kegelapan, namun jarak yang memisahkan mereka bagaikan badai yang menghadang. Daffa pun terjebak dalam konflik batin yang begitu rumit, antara keinginan untuk bersama Titah namun juga ketakutan akan jarak yang terlalu jauh. Di tengah kegalauan yang menghantuinya, Daffa terus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di hatinya. Apakah cinta sejati mampu mengatasi segala rintangan, termasuk jarak yang begitu jauh? Ataukah keputusan untuk mempertahankan cinta mereka akan membawa mereka pada kebahagiaan yang sejati? Dalam perjalanan panjang menuju keberanian, Daffa dan Titah harus menghadapi ujian cinta yang begitu besar. Mereka harus memutuskan apakah cinta yang mereka miliki cukup kuat untuk melawan segala rintangan, termasuk jarak yang teramat jauh. Kisah cinta mereka pun menjadi sebuah perjalanan spiritual yang menguji kekuatan hati dan keyakinan mereka. Rumah yang jauh menjadi simbol dari kesulitan dan rintangan yang harus mereka hadapi dalam menjaga cinta yang mereka miliki. Namun, di balik jarak yang terpisah, terdapat harapan yang terus membara di dalam hati Daffa dan Titah. Harapan untuk bersatu dalam cinta yang tulus dan abadi, melewati segala rintangan dengan kekuatan cinta yang mereka miliki. Dengan setiap helaan nafas yang diambil, Daffa dan Titah terus membangun fondasi cinta yang kokoh, melintasi jarak yang teramat jauh dan menghadapi segala ujian yang menghadang. Mereka belajar bahwa cinta sejati bukanlah tentang dekat atau jauh, namun tentang kekuatan hati yang mampu mengatasi segala rintangan. Dan di akhir cerita, Daffa dan Titah menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuinya. Mereka menyadari bahwa cinta sejati tidak mengenal batas jarak, melainkan mengikat hati yang saling mencintai tanpa syarat. Rumah yang jauh bukan lagi menjadi penghalang, melainkan menjadi saksi bisu dari kekuatan cinta yang mereka miliki. Kisah cinta Daffa dan Titah dalam novel 'Rumahmu Jauh' menjadi sebuah perjalanan yang menginspirasi, mengajarkan tentang arti sejati dari cinta yang tulus dan keberanian untuk melawan segala rintangan. Mereka membuktikan bahwa cinta sejati mampu mengatasi segala halangan, termasuk jarak yang teramat jauh, dan menyatukan hati yang saling mencintai hingga akhir hayat."

chap-preview
Pratinjau gratis
Pertemuan Tak Terduga
Perkenalkan, namaku Daffa Maulana Pratama, biasa dipanggil Daffa. Usiaku 35 tahun, dan aku masih sendiri—sampai akhirnya aku bertemu Titah Christasya Fa Dachi (Titah) melalui media sosial. Wanita cantik itu berhasil mencuri hatiku. Aku dan Titah menjalin hubungan jarak jauh; aku di Singapura, dia di Indonesia. Ini kisahku. SINGAPURA – Kediaman Pak Faisal (Ruang Tengah) Daffa masuk, wajahnya tampak murung. "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumussalam," jawab Pak Faisal. Ia mengamati Daffa dengan khawatir. "Hai, Kakak. Wajahmu terlihat suram. Ada apa? Jangan bilang masalahmu dengan Lyodra masih berlanjut?" Daffa menghela napas. Pertanyaan itu datang dari Daffi Abdillah Faiz, saudara kembarnya—lebih tepatnya, adiknya. Daffi selalu memahaminya, termasuk masalah percintaannya. Dan ya, Daffi benar. Ia baru saja putus dengan Lyodra, sebelum ia mengenal Titah. Ibu Prameswari, ibunya, ikut angkat bicara. "Benarkah, Nak? Ada masalah dengan Lyodra?" Daffa mengangguk lesu. "Iya, Bu. Aku dan Lyodra putus." "Apa? Putus?" Ibu Prameswari tampak terkejut. "Iya, Ma. Kami putus." Daffi menatap Daffa dengan prihatin. "Kenapa, Kak? Kalian terlihat serasi. Kenapa putus?" Pak Faisal menyela, "Karena Lyodra selingkuh, kan?" Daffa mengerutkan dahi. "Ayah tahu Lyodra selingkuh?" Pak Faisal mengangguk. "Ayah sudah menduga. Ayah melihatnya jalan berdua dengan pria lain." (Batin Pak Faisal) Sebenarnya, akulah yang menyuruh Lyodra menjauh dari anakku. Aku tak ingin anakku terikat dengan wanita matre. Flashback On "Lyodra," panggil Pak Faisal, suaranya dingin. Lyodra terlihat gugup. "Ya, Pak? Bapak Daffa, ya?" "Benar. Langsung saja, berapa yang kau butuhkan?" Pak Faisal tak berbasa-basi. Lyodra tampak bingung. "Maksud Bapak?" "Jangan pura-pura, Lyodra. Aku tahu kau mendekati Daffa karena hartanya. Dengar baik-baik, aku tidak akan pernah menyetujui hubungan kalian. Ini sepuluh miliar. Mulai besok, jauhi anakku. Jelas?" Pak Faisal menyerahkan kartu hitam kepada Lyodra. Lyodra menatap kartu hitam dan uang tunai itu dengan mata terbelalak. "Kartu hitam? Sepuluh miliar? Baiklah, Pak. Aku akan menjauhi anak Bapak." Pak Faisal mengangguk dingin. "Bagus." Ia berbalik dan meninggalkan Lyodra sendirian. Flashback Off Daffa terlihat lelah. "Sudahlah, Mah, Pah. Jangan dibahas lagi. Aku capek. Aku ke kamar dulu, ya." "Iya," sahut Pak Faisal, Ibu Prameswari, dan Daffi serempak. INDONESIA – Kediaman Pak Nano (Ruang Tengah) "Iya, Bu. Nanti saya lanjut lagi, ya," kata Ibu Rusmini, masih asyik bercakap-cakap. "Bueeee…!" Titah protes, suaranya terdengar kesal. "Ada apa, Nak?" tanya Ibu Rusmini, tanpa menurunkan volume suaranya. "Ibu berisik banget! Titah lagi belajar. Tugas kuliah banyak, tahu!" Titah kesal. "Oh, maaf, Nak. Ibu nggak akan berisik lagi," kata Ibu Rusmini, tapi suaranya masih keras. Titah tak tahan lagi. Ia meninggalkan ruang tengah dan masuk ke kamarnya. Pak Nano mendekat ke Titah. "Kenapa, Nak? Ibumu berisik, ya?" "Iya, Yah. Titah nggak bisa konsentrasi belajar," jawab Titah. "Oh…" Pak Nano tampak mengerti. "Sudahlah, Yah. Aku mau belajar di kamar saja," kata Titah, lalu masuk ke kamarnya. Aku sedang gabut di kamar, iseng scrolling media sosial. Tiba-tiba, aku tertarik pada satu akun—akun Titah, yang sekarang menjadi kekasihku. SINGAPURA – Rumah Pak Faisal (Kamar Daffa) "Bosen banget nih. Mending scrolling sosmed aja, deh," gumam Daffa. Ia memutuskan untuk menambahkan Titah sebagai teman. "Coba add dia aja… Siapa tahu bisa menghilangkan kebosanan ini. Bismillah." INDONESIA – Rumah Pak Nano (Kamar Titah) "Akhirnya, tugas kuliah selesai juga! Cek HP dulu, deh. Ada yang add aku di f*******:. Confirm dulu," kata Titah sambil memeriksa notifikasi di ponselnya. SINGAPURA – Rumah Pak Faisal (Ruang Tengah) "Mah, Pah," panggil Daffi. "Iya, Fi," jawab Pak Faisal. "Ada apa, Sayang?" tanya Ibu Prameswari. "Aku ada janji sama seseorang. Aku izin keluar sebentar, ya," kata Daffi. "Sama siapa, Fi?" tanya Ibu Prameswari lagi. Pak Faisal ikut penasaran. "Dia pacarmu?" Daffi tersenyum. "Iya, Pah. Pacar baru, tepatnya." "Oh, oke," kata Pak Faisal. Ibu Prameswari tersenyum. "Hati-hati di jalan, Sayang. Sampaikan salamku ke pacar barumu, ya." "Oke, Mah. Assalamualaikum," pamit Daffi. "Waalaikumsalam," jawab Pak Faisal dan Ibu Prameswari. (Kamar Daffa) Daffa tersenyum puas melihat notifikasi penerimaan pertemanan dari Titah. "Yes! Dia terima request-ku. Sekarang, saatnya kenalan!" ** [Daffa Maulana Pratama: Ngobrolnya seru banget ya, Titah. Rasanya kayak udah kenal lama.] [Titah Christasya Fa Dachi: Iya, aku juga ngerasain hal yang sama. Kayaknya kita sepemikiran banyak hal.] [Daffa Maulana Pratama: Betul banget! Eh, besok aku ada acara di daerah [Nama Tempat], kamu pernah ke sana?] [Titah Christasya Fa Dachi: Pernah! Aku sering ke sana sama keluarga. Ada tempat makan enak di sana, [Nama Tempat Makan], pernah coba?] [Daffa Maulana Pratama: Belum! Kayaknya harus dicoba nih. Gimana kalau besok kita ke sana bareng setelah acara aku selesai?] [Titah Christasya Fa Dachi: [Tertawa kecil] Wah, ide bagus! Tapi aku harus izin sama orang tua dulu. Nanti aku kabarin ya.] [Daffa Maulana Pratama: Oke, aku tunggu kabar baiknya. Jangan lupa ya!] [Titah Christasya Fa Dachi: Iya, pasti! Eh, Daffa… aku mau tanya sesuatu.] [Daffa Maulana Pratama: Tanya aja, Titah.] [Titah Christasya Fa Dachi: Kamu… pernah punya pacar yang jauh?] [Daffa Maulana Pratama: [Terdiam sejenak] Pernah. Sangat sulit, jaraknya bikin kita susah ketemu. Akhirnya… ya sudah.] [Titah Christasya Fa Dachi: Aku mengerti. Jarak itu memang… menantang.] [Daffa Maulana Pratama: Makanya aku menghargai banget kalau bisa ketemu orang yang meskipun jaraknya jauh, tapi tetap bisa dekat di hati.] [Titah Christasya Fa Dachi: [Senyum] Aku juga begitu.] [Daffa Maulana Pratama: Semoga kita bisa membuktikannya, ya, Titah?] [Titah Christasya Fa Dachi: [Senyum malu-malu] Semoga….] [Daffa Maulana Pratama: Baiklah, aku harus siap-siap nih untuk acara besok. Kita chat lagi ya, Titah.] [Titah Christasya Fa Dachi: Iya, Daffa. Sampai jumpa!] [Daffa Maulana Pratama: Assalamu'alaikum.] [Titah Christasya Fa Dachi: Wa'alaikumussalam.] ** Sementara itu Daffi menunggu seorang gadis keluar dari rumahnya. DI HALAMAN RUMAH SASTI "Duh, Sasti mana ya? Lama banget. Sudah jam berapa lagi, belum keluar juga dari rumahnya, hmm…" keluh Daffi, mondar-mandir di depan gerbang. Ia memainkan kunci motornya, gelisah. "Assalamu'alaikum, Seng…" Sasti memberikan salam, muncul dari balik pintu pagar. Ia tersenyum manis, membuat Daffi langsung tersipu. "Wa'alaikumussalam, Seng." Daffi menjawab salam Sasti, senyumnya merekah. Ia terlihat lebih tenang sekarang. "Oke, mau ke mana kita sekarang?" tanya Daffi, berusaha terlihat santai. "Ke mana ya? Hmm… jalan saja dulu yuk, Seng. Aku belum tahu mau ke mana, hehe…" jawab Sasti, mengeluarkan suara kecil yang terdengar lucu. "Oh, oke…" seru Daffi, mengangguk. Ia mengulurkan tangannya, dan Sasti menyambutnya dengan lembut. Daffi menggenggam tangan Sasti, merasakan kehangatan yang menenangkan. Ya, gadis cantik yang sekarang sedang menjalin hubungan dengan Daffi bernama Sasti. Mereka berjalan beriringan, suasana di antara mereka dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan. Langkah kaki mereka berpadu, menciptakan irama yang harmonis di pagi hari itu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook