I. The Last Become The First

1444 Kata
Scotland, 2016 Kim Namjoon menatap Yoo Jisoo yang masih setia berkutat di meja kerjanya dengan beberapa cairan kimia untuk mencoba menemukan formula baru penghilang Vampire Fever. Ya, demam vampir. Waktu telah lama berlalu setelah insiden yang menewaskan 7 orang lebih peneliti di dalam laboratorium. Saat mereka memutuskan untuk kabur dan membawa Kim Taehyung ikut serta, pemuda itu sudah terkontaminasi formula buatan Kim Namjoon. Dimana formula itu dapat membangkitkan demam vampir pada tubuh orang yang terkontaminasi sebagai akibat dari perubahan yang dialami tubuh penerimanya. Tubuh yang disuntik formula akan berubah layaknya seorang vampir. Tertundanya penuaan dini, metabolisme bekerja lambat dan suhu tubuh yang menurun drastis tanpa bisa di kembalikan ke suhu semula. Naamun, dengan jantung yang masih berdetak selayaknya manusia normal hanya saja kecepatan detaknya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan tubuh itu memiliki kekebalan dari semua penyakit, namun dengan efek samping demam vampir yang muncul sewaktu-waktu. Demam ini bukan demam biasa dengan gejala suhu tubuh tinggi atau semacamnya. Demam vampir yang tercipta dari formula buatan Kim Namjoon dan para peneliti yang lain itu membangkitkan insting serta hasrat vampir yang sesungguhnya untuk mencari makanan dan menghisap darah. Saat hasrat tersebut terpenuhi maka demamnya akan reda dengan sendirinya dan tubuh itu akan kembali ke kondisi normal tubuh manusia untuk beberapa saat. Lalu dalam kurun waktu 2 hingga 3 jam, tubuh normal itu akan kembali menjadi vampir. Begitulah siklus yang dialami Taehyung selama 20 tahun terakhir. Namjoon dan Jisoo tidak tahu kesalahan apa yang mereka perbuat serta variabel apa yang mereka lupa atau mungkin salah masukan ke dalam formula yang mereka ciptakan. "Jisoo-ssi kau belum makan dari kemarin bukan? Aku sudah menyuruhmu untuk tidak melupakan jam makan tapi kenapa masih tetap menghiraukanku?" Jisoo menghentikan kegiatannya setelah mendengar suara Namjoon dari arah belakang. Ia berbalik dan tersenyum ke arah Namjoon. "Aku akan makan setelah menyelesaikan ini, hanya sedikit lagi. Terima kasih sudah selalu mau mengingatkanku Profesor," timpal Jisoo lalu memposisikan tubuh menghadap depan dan kembali meraih tabung reaksi yang tadi diletakkannya. "Padahal itu tidak perlu dan ... Kau tahu bukan jika makan tepat waktu hanya membuatku semakin merasa bersalah padamu, Profesor." Jisoo menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sesak di d**a. Wanita itu selalu saja akan menangis saat mengingat kejadian 20 tahun lalu karena sang kekasih, Kim Seokjin yang juga ikut menjadi korban Insiden 96 bersama dengan peneliti lainnya. "Itu bukan salahmu. Kau hanya mengikuti perintahnya. Jisoo-ssi," Namjoon mendekat meraih pundak Jisoo. "Dengarkan aku. Jangan mengambil beban dan menganggap semua kejadian waktu itu adalah kesalahanmu ..." Jisoo membeku tanpa bisa berkata apapun. Dirinya masih dihantui rasa bersalah pada Namjoon karena dialah yang menyuntikan formula buatan mereka pada tubuh vampir terakhir atas perintah Seokjin dan membuat semua peneliti saat itu terbunuh karena serangan dari tubuh vampir yang kembali hidup. "Maafkan aku. Namjoon-ssi, maafkan aku ..." Jisoo tertunduk. Isakan terdengar setelahnya membuat Namjoon menepuk pelan punggung Jisoo. "Aku tidak membencimu ataupun kakakku yang telah mengacaukan penelitian yang kita lakukan bersama. Aku rasa sepertinya inilah yang terbaik. Seharusnya penelitian itu tidak pernah dilakukan," ujarnya menghela napas sebentar. "Andai waktu bisa diputar kembali ... Aku sendiri yang akan menghancurkan formula itu. Semua pasti tidak akan sekacau ini dan aku masih bisa melihat kakakku" Namjoon menatap putus asa foto sang kakak, Kim Seokjin yang terbingkai indah di atas meja kerja Jisoo. Bagaimanapun lelaki itu tahu, walaupun sang kakak membuat kekasihnya terpuruk namun sang kekasih masih mencintai sang kakak tanpa henti. Setiap hari. Dan ia tahu bahwa akan seterusnya seperti itu. ••• Kim Taehyung berjalan di sekitar hutan belakang rumah Kim Namjoon. Rumah itu dibeli Namjoon ketika baru saja sampai di Scotland. Sang kakak sepupunya itu sengaja memilih hunian di pinggir kota dengan tidak banyak rumah di sekitarnya. Hanya ada hutan di pegunungan belakangnya dan sungai mengalir di sisi barat yang saat musim dingin begini akan membeku dan membentuk cermin raksasa alami. Lelaki itu perlahan mendekat ke tepian sungai lalu berjongkok menatap pantulan dirinya sendiri lekat. Rambut pirang, kulit putih pucat dan suhu tubuh yang hampir menyamai dinginnya es yang dipijaknya membuat Taehyung menghela napas kasar. "Cih! Vampir apanya ... Aku malah terlihat seperti mayat beku berjalan. Sudah kubilang kan waktu itu untuk tidak memasukkan DNA Ashley ke dalam formulanya, kenapa juga hyung tidak percaya!" gerutu Taehyung pada bayangannya sendiri. Entah mengapa Taehyung menjadi tambah kesal saat mengingat Ashley, Tubuh vampir mati yang hidup kembali 20 tahun lalu karena suntikan pertama formula Kim Namjoon itu membuatnya benar-benar geram. Dulu Taehyung sangat antusias dengan tubuh itu sampai ia sendiri yang menyatukan tubuh Ashley di awal penelitian. Dan saking sayangnya terhadap tubuh kaku itu, Taehyung sampai memberinya nama hingga seisi lab mulai memanggilnya Ashley karena ulah Taehyung. "Bagaimanapun aku tidak akan pernah bisa membencimu Ashley ... Tapi! Tapi kenapa saat itu kau malah tidak mau mendengarkanku-Ishh! Aku bahkan rela membuat diriku sendiri menjadi bahan percobaan bodoh. Sebenarnya memang aku saja yang bodoh saat itu. Kenapa juga aku menyuntikkan sisa formulanya pada tubuhku sendiri demi menghentikanmu, Ashley—Kenapa? Kau bahkan tak mengenaliku sama sekali" Taehyung kembali menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Jantung Taehyung terasa seperti ditusuk paku besar yang biasa digunakan untuk membunuh vampir dalam film yang pernah ia tonton. Namun sampai sekarang Taehyung tak pernah tahu hal itu benar adanya atau tidak. Yang pasti memiliki perasaan pada tubuh yang mati alias mayat? Itu sangat tidak masuk akal! Ia merasa dirinya gila saat pertama kali melihat wajah Ashley yang terlelap, Taehyung merasa ada yang aneh dengan dirinya. Seolah ia bertemu dengan tepian setelah lama menyebrangi lautan dan merasa sesuatu meletup-letup dalam relungnya. Menghasilkan berbagai warna dan mengisi kekosongan di dalam sana. "Auh! Sepertinya otakku mulai membeku karena terlalu lama di luar sini-Aish!!" Prakkk! Taehyung menginjak keras lapisan es pada permukaan sungai yang membeku di hadapannya, membuat timbul retakan yang mengakar merembet cepat di sana. Tidak butuh waktu lama. Setelah tiga langkah tubuh Taehyung menjauh, cermin raksasa itu sudah berubah berlubang dan membentuk kolam air dingin tak beraturan. Bukannya kembali setelah meluapkan kekesalannya sampai memecahkan lapisan es sungai di sebelah rumah, Taehyung malah berjalan masuk ke dalam hutan. Dengan mood yang masih tidak membaik, tangan putihnya beralih menciptakan masalah lain dengan memukul batang pepohonan yang ia lewati di sepanjang jalan setapak. Membuat salju lebat yang menutup hijau daunnya berguguran. Ia memang tidak memukul batang pohon-pohon pinus raksasa itu dengan seluruh kekuatannya. Karena bisa-bisa pohon satu hutan habis roboh olehnya yang kurang kerjaan. Sekuat itu kekuatan yang Taehyung peroleh dari formula yang disuntikkannya. Taehyung jadi bertanya-tanya, apakah vampir asli seperti Ashley memang memiliki kekuatan sebesar itu? Seperti dirinya yang bisa menghancurkan batu besar, memanjat pohon dalam hitungan detik dan melompat dari dahan satu ke dahan lainnya bahkan bergerak secepat suara merambat di udara atau mungkin lebih? Mendadak Taehyung merasa bangga memiliki kekuatan yang jujur di awal sangat tidak diharapkannya. Karena memang tujuan awal penelitian itu hanya untuk membuat beberapa perubahan saja pada tubuh normal manusia. Bugh! "AKHHH!" "Who's there?!" Taehyung mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang memekik barusan, tepat setelah tangannya menyentuh kulit pohon yang kasar itu. "Answer me-" ucapan Taehyung terhenti ketika melihat sebuah tubuh mendekat ke arahnya dari balik pohon pinus yang terakhir terkena pukul. "Are you okay?" lanjutnya sembari menarik langkah mendekat. Manik matanya tak bisa menggapai wajah cantik yang masih menunduk, membersihkan sisa salju yang menempel pada mantelnya. Rambut panjang yang menghalangi juga menjadi penyebab sulitnya Taehyung mengenali siapa wanita tersebut. Srak! Si wanita menarik langkah menjauh ketika menemukan Taehyung yang sudah berada tidak ada selangkah di hadapannya persis. Kepala itu mendongak menatap Taehyung dengan raut wajah kesal. Namun Kim Taehyung malah mematung di tempat ketika telah dapat menangkap jelas wajah itu. Iris keperakannya bertemu pandang dengan milik si wanita yang berwarna biru meredam berkilauan. "Who are you?" ••• "Marryluna Everleigh, aku tinggal di balik hutan bukit belakang. Ms. Jisoo mengundangku saat kemarin kami kebetulan bertemu di swalayan," jelas Luna seraya menjabat tangan Kim Namjoon. Lelaki itu mengangguk mengerti. "Jadi? ..." "Panggil saja Luna" lanjutnya. Kim Taehyung menatap menelisik Luna yang berbincang dengan dialek Scots Ulster yang cukup kuat. Namun Taehyung sedikit ragu ketika melihat wajah Luna yang dominan oriental-Apakah dia blasteran? Batin Taehyung lalu kemudian berucap rendah pada Prof. Yoo yang berdiri di sampingnya persis. "Kenapa Noona mengundang orang aneh sepertinya? Lihatlah ... dia sangat ane-" AAAKH!!! Taehyung memekik tertahan saat merasakan kulit perutnya dipelintir keras oleh Jisoo. Sebenarnya tidak sakit. Taehyung hanya sedang mencoba drama baru di depan stranger batinnya. "Tutup mulutmu atau aku akan membiarkanmu jadi mayat hidup penghisap darah selama hidupmu!" "Noona~ kau jahat-" "Ms. Jisoo?" panggil Luna yang selesai berbincang dengan Namjoon, membuat Jisoo langsung beralih dan meninggalkan Taehyung yang sudah nampak memutar bola matanya, jengah. "Ahh, iya. Jadi ... bagaimana kalau makan malam dulu setelah itu baru membahas hal pentingnya kemudian?" "Eum, tidak terlalu buruk. Baiklah ...." To be continued...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN