Chapter 2

1487 Kata
CHAPTER 2 "Haduh aku bingung harus masak apa yah?" tanya Ellina pada dirinya sendiri, lalu dia pun membuka kulkas dan disana tertata rapi bahan makanan mentah, sayuran, daging dan ikan juga telur. Ellina hanya melongo lalu dia mengambil beberapa butir telur dan juga ikan, dia pun mulai memotong ikan tentunya juga mengambil sayuran untuk dia masak. "Aku coba masak ini, Mommy sudah pernah memberi tahu aku sedikit cara memasak," ucap Ellina, dia jadi teringat dengan pesan ibunya untuk belajar memasak andai dia menuruti saran ibunya saat itu, pasti tidak akan begini jadinya. Ellina pun kini bertempur di dapur dengan pearalatan dapur milik Reno. Sementara itu dikediaman Aditama, Reno sedang berbincang dengan Ayah, Kakek juga kakak iparnya diruang keluarga, sedang para wanita memasak di dapur untuk makan malam bersama. "Bagaimana kamu bisa sehebat itu Ren?” Tanya Elvano pada adik iparnya. "Ah Kak Vano biasa saja kak, masih hebatan Ayah," jawab Reno sambil tersenyum pada Ayahnya "Siapa dulu dong Ayahnya, pastinya jiwa bisnisku menurun pada Putraku. lihatlah baru lulus kuliah saja sudah menjadi CEO di perusahaan yg dia bangun dan rintis sendiri, dia memang putra kebanggaanku, oh ya kapan rencana memindahkan perusahaanmu ke Jakarta Ren?” Tanya Dewa. sang Ayah. “Mungkin bulan ini sudah bisa Yah, soalnya sekertaris ku sudah mengurus semuanya, dan menjual perusahaan disana untuk membeli sebuah perusahaan dibidang properti disini, dan mungkin mulai besok aku akan melihat keadaan perusahaan itu," Ucap Reno dengan santai. “Baguslah, cucu Kakek memang sangat mandiri sekarang tidak hanya mengandalkan orang tua saja," Ucap Adrian, yang terlihat bangga pada cucunya. "Karena dia Putra ku Pah, kebangganku," Sahut Dewa yg kini menatap putranya yang seakan bercermin pada dirinya sendiri saat muda dulu, saat melihat semangat Reno dia ingat masa remaja dulu namun dia berbeda karena masa remajanya dia habiskan untuk bersenang-senang, dan nampaknya kemandirian putranya ia dapat dari Renata istrinya. "Tentu saja, lihatlah kalian Ayah dan Anak bagai pinang dibelah dua, iya kan Kek," Ucap Elvano sambil terkekeh, menantu pertama keluarga Aditama itu sudah sangat akrab dengan Ayah dan Kakek mertuanya. "Benar Kak aku juga merasa seperti itu, dan kalian tahu Kak, Kakek aku jg menemukan kembaran Bunda, dia sangat mirip dengan Bunda, aku saat melihatnya sangat terkejut, aku kira dia itu Bunda, tapi masa ia Bunda memakai pakaian modern dan memakai celana jeans kan gak mungkin,"ujar Reno sambil tertawa kecil mengingat saat melihat penampilan Ellina saat itu sangat berbeda jauh dengan Bundanya. "Benarkah, terus dimana dia sekarang?” Tanya Dewa penasaran. "Di Apartemenku Yah, dia berhutang padaku 10 juta jadi aku menjadikannya asisten kebetulan aku butuh asisten, untuk mengurus Apartemenku," Ucap Reno dengan santai. "Kok bisa Ren?, memang kenapa kok dia bisa berhutang sebanyak itu padamu?” Tanya Elvano yang kini ikut penasaran. "Dia kena tipu yah dan barangnya kena jambret jadi barangnya hilang semua, terus dia dikejar petugas bandara karena merusak barang penumpang lain, kebetulan dia minta bantuanku kak, ya sudah aku manfaatkan saja dia haha," jawab Reno lalu tertawa kecil mengingat kejadian dibandara tadi. "Hahahaha Dewa, ternyata pikiran licik mu menurun pada putra mu," Ledek Adrian sambil tertawa terbahak-bahak membuat Dewa dan Reno saling melirik melihat Adrian yang kini tertawa dengan terbahak-bahak. "Ayah dan Kakek kenapa?," Tanya Reno dengan wajah sok polosnya. "Sudahlah lupakan Ren, Kakek memang seperti itu tidak ingat umur kalau sudah kumat penyakit jahilnya," Ucap Dewa pada putranya, Reno pun hanya mengangguk mendengar ucapan sang Ayah. "Hati-hati Nanti bukan dijadiin Asisten untuk membersihkan rumahmu, tapi malah jadiin asisten hidupmu, yang benar-benar mengatur kehidupanmu lalu kamu akan tunduk padanya, seperti Ayah mu yang takut pada Bundamu," Ucap Adrian yang kembali terkekeh. "Sudahlah Kek, jangan bercanda terus, Kakek tahu sendiri kan kalau aku tuh masih mengharapkan Alya, aku masih mencintainya Kek, dan aku ingin Alya lah yang menjadi pendamping hidupku," Ucap Reno yang kini terlihat sedih. "Hey jagoan Ayah sudah jangan sedih, kamu harus bisa mendapatkan Alya Nak, hanya kamu harus berjuang untuk mendapatkannya, seperti Ayah yang dulu berjuang demi mendapatkan Bunda mu," ucap Dewa yang memberikan semangat pada putranya itu. "Tuhkan ngaku sendiri sekarang," Sahut Adrian sementara Elvano yang diam menyaksikan perdebatan antara Ayah dan Kakek mertuanya. "Sudah dong Pah!” ucap Dewa sambil mendengus karena kesal pada Ayahnya yang terus menggodanya, sedang Reno tersenyum melihat Ayahnya yang sedang kesal. "Kak Raffa kapan pulang dari New York Yah?" Tanya Reno menanyakan Kakak Angkatnya. "Mungkin bulan depan, sekalian mengenalkan calon istrinya," jawab Dewa, Raffa adalah putra yang Dewa dan Renata adopsi setelah sebulan kelahiran Reno, karena mereka kasihan pada bayi yang ditinggalkan sang ibu setelah usia Raffa satu tahun. Ibu Raffa meninggal setelah usia Raffa Satu tahun karena kanker Rahim yang dideritanya, dan saat itu kebetulan Ibu kandung Raffa dirawat di rumah sakit milik orang tua Renata. Dan saat tetangga yang membantu mengasuh Raffa tidak bisa lagi membantu akhirnya dia meminta tolong Renata untuk merawatnya. Akhirnya setelah Ibu Raffa meninggal Renata dan Dewa pun memutuskan untuk mengadopsi Raffa. "Wah mau dapat kakak ipar lagi nih aku sebentar lagi," Ucap Reno sambil tersenyum lebar, dan dijawab anggukan oleh sang Ayah. "Hayo pada ngomngin apa nih?," tanya Renata yg baru datang dan bergabung. "Nggak kok bun, cuma lagi ngomongin Kak Raffa yg mau bawa calon kakak ipar pulang dari New York," sahut Reno. "Oh gitu, oh ya makanan udah siap tuh ayo kita makan," ajak Renata, lalu Adrian, Elvano dan Reno pun kini menuju ruang makan, sementara Dewa masih terduduk disofa. "Kenapa?" Tanya Renata yang melihat suaminya masih terduduk disofa. "Tidak ada apa-apa, hanya aku tidak percaya kalau putra kita dan putri kita sudah besar yah sekarang, padahal aku merasa baru kemaren menggendong dan menimang Mereka juga mengajak main bola dihalaman," Ucap Dewa, membuat Renata tersenyum lalu duduk disamping Dewa, dan mengenggam tangan suaminya itu. "Aku juga merasa seperti itu mas, cepat sekali waktu berlalu, sekarang usia Reno sudah 25 tahun, tapi dia sudah mapan dan sukses cuma sayangnya dia belum membuka hati untuk gadis lain, dia masih saja berharap pada Alya, kita sebagai orang tua hanya bisa bersabar, menunggu Reno membawa seorang gadis untuk menjadikannya menantu kita, kita tidak boleh menjodoh-jodohkan kan dia karena aku takut dia tidak akan bahagia, sudahlah sekarang ayo kita makan, aku membuat makanan kesukaanmu loh," Ucap Renata, Dewa pun mengecup Tangan istrinya dengan lembut penuh kasih sayang. "Benarkah? Makasih sayang, ayo mas juga sudah sangat lapar," Ucap Dewa lalu mengikuti Renata menuju ruang makan, kini mereka pun makan malam bersama-sama. "Bun tolong bungkusin buat aku bawa pulang ya," Ucap Reno. "Emang kamu mau makan lagi Sayang?" tanya Renata pada putranya yang tumben-tumbenan meminta untuk dibungkuskan makanan. "Kakak gak nginep disini?" Tanya Inna yang memang masih merindukan sang kakak kesayangannya itu, maklum lah 5 tahun dan jarang bertemu karena itu lah dia sangat merindukan kakaknya itu. "Nggak Inna, kakak harus membereskan apartemen kakak," Jawab Reno "Buat Calon mantu kakek Ren? beres-beres atau nemenin asisten cantikmu Ren," goda sang Kakek yang senang menggoda Reno, tapi membuat Renata mengernyit kan keningnya. "Menantu?’ tanya Renata menatap Dewa lalu Reno, Dewa hanya menggedikkan bahunya. "Nggak kok Bun, cuma asisten baru di apartemen Reno aja, Bunda jangan salah paham," Ucap Reno. "Awas ya kalau bikin malu keluarga," Ucap Renata dengan tatapan tajam, sedang Dewa hanya terkekeh melihat Renata yang kini menatap putranya dengan tatapan tajamnya. "Udah ah bun, Reno pulang dulu," Ucap Reno lalu pamit pada semua keluarganya, sedang Renata menyiapkan makanan untuk Reno bawa pulang. "Bawa ini Nak, berikan juga asistenmu itu," Ucap Renata dengan tersenyum. "Baik Bun, oh ya Inna kalau nanti tidak ada kuliah kamu mampir ke Apartemen Kakak yah, ini alamatnya," Ucap Reno dan Inna pun menerima kertas alamat apartemen kakaknya itu, lalu Reno pun pergi meninggalkan rumah keluarganya untuk kembali ke Apartemennya. ***** Kini Reno sampai di apartemennya, ia pun masuk ke apartemennya, namun tiba-tiba dia mendengar tangisan seseorang di dapur, mendengar suara tangisan yang berasal dari dapur Reno langsung menuju kedapurnya. "Ya ampun Ellin, apa yg kamu lakukan pada Dapurku? ya Tuhan Dapurku jadi seperti kapal pecah dan makanan terbuang sia-sia," Teriak Reno yg melihat dapurnya berantakan dan telur yang sudah gosong juga ikan yg dipotong tak berbentuk oleh Ellina. "Huaaaaaaa, aku kan sudah bilang aku tidak bisa masak tuan, tapi kau memaksa ku untuk tetap memasak hiks..hikss," Ucap Ellina sambil terus menangis. "Ya Tuhan, kenapa hidupku jadi seperti ini," Ucap Reno sambil mengusap kasar wajahnya. "Maaf tuan hiks..hiks..," Ucap Ellina sambil tetap menangis dan kali inj makin kencang. "Sudah jangan menangis terus, sekarang rapikan dapurnya, dan istirahat lah,” perintah Reno yang gemas sekaligus kesal melihat Ellina yang persis seperti anak kecil saat menangis seperti itu. "dasar gadis bodoh, pasti dia sangat manja sampai tidak bisa masak karena terlalu dimanjakan," Gumam Reno. "Tuan," Panggil Ellina "Apalagi hah!” Jawab Reno ketus. "Aku lapar tuan, seharian ini belum makan apa-apa,” sahut Ellina dengan wajah memelas. "Hadeh gadis ini benar-benar membuat ku kesal, ya sudah makan lah setelah kau membereskan semuanya, makanan nya ada diruang tamu, dan kamarmu disebelah ruang TV, setelah semuanya beres istirahat lah, jangan lupa besok kau bangun pagi-pagi untuk merapikan Apartemenku, aku juga lelah ingin istirahat," Ucap Reno. "Baik Tuan," Sahut Ellina, lalu mengambil makanan di ruang tamu dan memakannya dengan lahap karena memang dia sangat lapar. "Makanannya sangat lezat seperti masakan rumahan, aku jadi rindu Mommyku," Ucap Ellina, lalu setelah dia makan, Ellina pun merapikan dapur yang dia buat jadi berantakan dan setelah selesai dia pun pergi ke kamar yang ditunjukkan oleh Reno untuk beristirahat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN