Chapter 3

1915 Kata
CHAPTER 3 Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, Reno pun sudah bangun dari tidur lelapnya, dia kini keluar dari kamarnya, namun dia melihat apartemennya masih sepi dan sepertinya belum ada yg membersihkan ruangan apartemennya itu, Reno terlihat kesal lalu dia menuju kamar tamu untuk membangunkan Ellina, karena dia yakin gadis itu pasti belum bangun. Dok Dok Dok "Ellin bangun kamu!” Teriak Reno sambil menggedor-gedor pintu kamarnya dengan kesal. Ellina pun akhirnya keluar dengan baju yang dia pakai kemarin, karena memang dia tidak memiliki baju. Tidak ada satu pun bajunya yang tersisa akibat kopernya hilang dibandara. "Ada apa ini masih pagi, sudah gedor pintu kayak penagih hutang saja," Ucap Ellina tanpa merasa bersalah sedikit pun, dan parahnya dia menguap di depan Reno, membuat Reno geram dan menyeret tangan Ellina keluar dari kamarnya. "Kau bilang ini masih pagi, lihat jam berapa sekarang?! Kau disini untuk bekerja bukan untuk tidur," Ucap Reno menyadarkan Ellina karena saat Reno menemuinya tadi nyawanya masih belum terkumpul antara sadar dan tidak. "Ma-maaf tuan, aku lupa kalau aku sekarang tinggal dirumahmu, soalnya kalau dirumah aku bangun tidur jam 10 kalau tidak ada jadwal kuliah, oh iya tuan aku tidak punya baju ganti, kalau boleh tolong belikan aku beberapa pakaian tuan," Ucap Ellina tanpa rasa malu sedikit pun. "Astaga gadis ini benar-benar membuatku tidak waras, Bunda apa salah ku, kenapa aku bisa bertemu gadis konyol dan menyebalkan sepertinya dia," ucap Reno sambil mengusap kasar wajahnya yang terlihat frustasi karena menghadapi gadis seperti Ellina. "Please tuan boleh ya? aku tidak punya baju ganti lagi soalnya, nanti kalau aku tidak pakai baju disini bahaya loh tuan," Ucap Ellina lagi kali ini dengan memohon dan sedikit memaksa dengan ucapan konyolnya. Mana berani dia tidak memakai baju dihadapan seorang pria dia mengatakan itu hanya untuk menggertak Reno saja, agar mau membelikan baju untuknya. Ellina Ellina memang si gadis konyol yang tidak tahu malu. "Tuhan ampunilah dosaku jika aku mempunyai kesalahan kenapa kau menghukumku dengan kesialan ini," Gerutu Reno, lagi-lagi sambil mengusap wajahnya dengan kasar. "Banyak beramal Pada yang membutuhkan pahalanya besar loh tuan, nanti tuan bisa masuk surga," ucap Ellina lagi namun kali ini dengan wajah seriusnya sambil menatap wajah Reno. "Baiklah-baiklah sekarang kau mandi lalu bersiap, setelah itu kita beli baju untukmu," Ucap Reno dengan pasrah dari pada harus mendengar perkataan Ellina yang bisa membuatnya pusing kepala nantinya, lalu dia pun kini pergi ke kamarnya untuk bersiap mengantar Ellina ke toko baju. Beberapa menit kemudian, Ellina pun sudah selesai bersiap, begitu pun dengan Reno yang kini sudah tampil gagah dan tampan, lalu Reno pun menatap Ellina yang kini sedang bengong sambil menatap Reno membuat Reno risih karena terus ditatap oleh Ellina. "Wah, kalau seperti ini dia memang sangat tampan," Ucap Ellina dalam batinnya, sambil terus menatap kearah Reno. "Hey kau?! Kenapa malah bengong hah?!” Ucap Reno sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Ellina yang terlihat sedang melamun. "Eh, iya tuan ada apa?” tanya Ellina yang mulai tersadar dari lamunannya. "Nanti setelah aku belikan baju, kau buang bajumu itu, lihat bajumu sudah sangat kotor," Ucap Reno. "What!!, tidak tuan ini baju kesayangan ku, aku akan mencuci dan menyimpannya, aku tidak akan pernah membuangnya sampai kapan pun," Ucap Ellina, kali ini tanpa rasa takut sedikit pun pada Reno "Astaga kau benar-benar membuatku gila nona Ellina, terserah dirimu saja terserah," geram Reno sambil memijat pelipisnya yang sudah benar-benar pusing karena selalu dibuat kesal oleh Ellina, dan akhirnya Reno dan Ellina pun menuju kesebuah butik ternama di Jakarta. ***** Setibanya disebuah butik Ellina langsung nyelonong masuk tanpa disuruh, Reno hanya bisa menggelengkan kepala dan mengelus d**a dengan kekacauan apa yg akan terjadi didalam butik nanti, dia melangkah kan kakinya dan matanya terbelalak saat Ellina malah tengah asik memilih baju-baju yang bermerk. Tentu saja Reno tidak percaya karena gadis yg terlihat polos begitu lihai dalam memilih barang dan baju bermerk, tentu saja dia lihai dalam memilih baju yang bermerk karena sebenarnya Ellina bukan anak dari kalangan biasa-biasa saja, dia seorang putri dari pengusaha yang sukses di London dan ibu nya pun seorang dokter Psikolog ternama di London, Ellina pergi ke Indonesia hanya untuk bertemu kerabatnya dan menikmati hadiah liburan karena Ellina sudah lulus kuliah dan dia lulusan spesialis dokter Anak, jika kemalangan tidak menimpanya mungkin saat ini dia sedang duduk manis disebuah villa di Bali karena itu tujuan Ellina memang berlibur di Bali, tapi sayang kemalangan menimpanya, dan akhirnya mempertemukannya dengan pria yang kini menjadi majikannya. "Hey kemarilah, apa ini cocok untukku kan?!” Panggil Ellina pada pelayan butik itu sambil menempelkan dress becorak bunga- di tubuhnya. "Wah cocok sekali nona, suami anda yang tampan itu pasti akan sangat menyukainya saat anda memakai dress ini," Ucap pelayan butik itu, sementara Reno hanya duduk diam disebuah sofa dan menatap malas pada Ellina, yang masih memilih beberapa baju, namun tiba-tiba tanpa diduga dari dalam sebuah ruangan, keluar seorang gadis dan bersamaan dengan seorang pria baru keluar dari ruangan membuat mata Reno membulat seketika. "Alya!" panggil Reno, lalu Reno berdiri mematung sambil menatap gadis yang bernama Alya itu. "Ren, kamu disini?" Tanya Alya dengan senyuman manisnya, sementara Reno hanya mentap lirih dan hatinya seakan hancur berkeping-keping setelah melihat Alya dengan pria lain. "Dia siapa?" Tanya Randi yg kini merengkuh pinggang Alya. "Oh dia Reno, temanku, kapan kamu datang? Dan kamu kesini dengan siapa apa dengan Inna, Ren?" Tanya Alya, kini Reno berusaha menahan emosinya hatinya mencelos melihat kemesraan Alya entah dengan siapa dia? mungkin saja kekasihnya karena mereka terlihat begitu mesra. "Hah, tidak aku kesini bersama kekasihku," jawab Reno spontan, Reno langsung mendekati ruang ganti tempat Ellina mencoba baju-baju yg dia pilih tadi. "Sayang apa kau sudah selesai? Cepatlah keluar, aku ingin mengenalkanmu dengan seseorang," lanjut Reno dari luar ruang ganti. "Issshhh.. siapa yg teriak sih terus ngapain manggil-manggil sayang segala," Umpat Ellina, lalu dia keluar dengan memakai dres warna biru dongker polos selutut, membuat aura kecantikannya semakin terpancar. "Ada apa tu-" belum Ellina menyudahi ucapannya Reno langsung membekap mulut Ellina, membuat Alya dan Randi jg beberapa pelayan bingung dengan kelakuannya. "Dengar, Hari ini kau harus menolongku kau harus berpura-pura menjadi kekasihku, kalau tidak aku akan membuatmu masuk penjara karena kebohonganmu saat dibandara aku akan bilang pada mereka kalau kau bukan istriku, setelah itu kau akan dipenjara," bisik Reno mengancam Ellina agar tidak kedengaran oleh yang lainnya, dan itu berhasil membuat Ellina ketakutan dan langsung mangungguk setuju untuk mengikuti kemauan Reno, kini Reno pun melepaskan bekapannya pada mulut Ellin, dan menghampiri Alya dan Randi. "Kenapa Ren, dia kenapa?" Tanya Alya sambil menatap Eliina. "Maaf dia sedang marah padaku jadi tadi sedikit berteriak, dia kekasihku, kami berkenalan di London, dan dia kesini untuk bertemu dengan orang tua ku," Ucap Reno memulai kebohongannya, membuat Ellina menatapnya tajam. "Oh, hay Nona kenalkan Namaku, Alya temannya Reno," Ucap Alya sambil mengulurkan tangannya dengan senyuman manisnya. "Aku Ellina, panggil saja Ellin," sahut Ellina menjabat tangan Alya dan membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya. "Ok kapan-kapan kita makan malam bersama yah, mau kan?!” ajak Alya, belum, belum sempat menjawab ucapan Alya, Ellina sudah ditarik oleh Reno kearah kasir untuk membayar baju-baju yg Ellina pilih tadi. "Aku pergi dulu Alya, sedang buru-buru soalnya," Ucap Reno sambil menarik tangan Ellina keluar dari butik. "Temanmu aneh sekali Alya," Ucap Randi yang melihat tingkah Reno yang membuatnya bingung. "Sudah lupakan tentang Reno, kita kan ada acara harus bertemu beberapa desainer lain, nanti kita terlambat," sahut Alya, lalu mengambil Tas diruangannya. "Iiiihh lepasin sakit tahu nggak. bisa gak sih nariknya pelan-pelan jangan kasar kayak gini, kau ini benar-benar yah, selalu membuatku kesal dan terpojok," protes Ellina sambil mengelus lengannya yg Reno tarik kasar tadi. "Sudah jangan banyak bicara, masuk ke mobil, aku akan membawamu pada seseorang yg akan mengajarimu memasak agar Dapurku tidak berantakkan lagi," Ucap Reno yg kini sudah menuju ke pintu masuk mobil. "Tapi kan ini baru jam 09.00 masih pagi tuan, tidakkah kau memberikan aku sarapan lebih dulu," Ucap Ellina dengan wajah memelas. "Masuklah, nanti kau akan mendapatkan makanan disana, dasar gadis aneh, cantik-cantik tapi aneh dan selalu membuatku kesal," Ucap Reno sambil mulai melajukan mobilnya setelah Ellina duduk disampingnya. "Aku memang cantik tuan, kau baru sadar kalau aku cantik, kau tahu saat aku masih kuliah dulu banyak yg tergila-gila padaku tapi tidak ada yg membuatku tertarik, aku ingin mencari suami yg berasal dari Indonesia, karena aku ingin menetap di Indonesia," Ucap Ellina sambil tersenyum. "Bisa tidak kau diem saja!!, tutup mulutmu, kau tahu ocehan mu membuatku tidak bisa konsentrasi menyetir," Ucap Reno membuat Ellina seketika menghentikan ucapanya, Reno pun kembali fokus menyetir mobilnya. ***** Kini Reno pun sampai di rumah orang tua Reno, dia pun memencet belnya beberapa kali sampai akhirnya Inna membuka pintunya, dan saat membuka pintu, dia sangat terkejut melihat seorang gadis yg mirip sekali dengan ibunya. "Kakak jadi ini yg bernama kak Alya?” tanya Inna pasalnya Reno belum pernah membawa Alya ke rumahnya, hanya namanya saja yg keluarganya kenal sedang orangnya belum pernah dipertemukan karena Reno tidak berani mengajak Alya untuk bertemu kaluarganya karena gadis itu hanya menganggapnya teman. "Kok mirip banget sama Bunda sih kak? kayak Duplikat Bunda aja," Sambung Inna, membuat Ellina mengerenyitkan keningnya, dia ingat nama Alya adalah pemilik butik tempat dia berbelanja baju tadi. "Diam kau anak kecil, dia bukan Alya namanya Ellina dia asistenku yg akan membersihkan apartemen dan memasak untuk ku," Ucap Reno dengan exfresi datarnya. "Hay Kak Ellina, maaf ya aku kira nama Kakak, Kak Alya," Ucap Inna dengan senyuman manisnya. "Iya gak apa-apa, panggil aja Ellin," sahut Ellina sambil tersenyum pada Inna yang adalah adik Reno. "Iya Kak Ellin, kak Reno sayang banget loh dia cuma dijadiin asisten, terlalu cantik, pantasnya jadi Kakak iparku saja," goda Inna sambil terkekeh saat melihat ekspresi wajah kakaknya yang kini melotot padanya. "Diam kau bocah, Bunda ada gak?” Tanya Reno yang sudah kesal dengan ocehan adiknya itu. "Ada dia hari ini tidak ke rumah sakit kok," jawab Inna sambil tersenyum. "Kebetulan kalau gitu, ayo masuk kau harus belajar memasak pada Bunda ku, agar Dapurku tidak berantakan dan terbakar juga makananku tidak terbuang sia-sia, Inna tolong kau panggil Bunda," Ucap Reno lalu masuk diikuti oleh Ellina. "Kini semua keluarga sudah berkumpul diruang keluarga, mereka menatap Ellina lalu menatap Renata, mereka tidak percaya ada yg sangat mirip dengan Renata, bisa dibilang Ellina benar-benar seperti duplikat Renata, dia seperti Renata saat masih remaja namun yg ini lebih modern dan pakaiannya lebih modis, Dewa yg memang belum pergi ke kantor hanya bisa melongo karena ada yg bisa menandingi kecantikan Renata istri tercantiknya.. "Hey kalian kenapa segitunya melihat dia? Nanti dia Nangis loh kalau dilihatin kayak gitu, aku sengaja membawanya kesini, agar Bunda mengajarkannya memasak, bukan untuk menatapnya seperti itu. Kalian tahu dapur ku berantakan karena dia untung saja tidak kebakaran, Bun tolong ajari dia memasak, aku harus melihat kantor baruku, nanti kalau sudah selesai aku akan menjemputnya lagi kesini," Ucap Reno lalu dia terkejut karena keluarganya masih menatap Ellina. "Hey kalian denger gak sih apa yg aku bilang,” ucap Reno setengah berteriak, dan akhirnya menyadarkan mereka semua dari keterkejutannya. "Iya Ren, Bunda pasti ngajarin dia masak, Siapa nama kamu nak?” Tanya Renata sambil menatap lembut kearah Ellina. "Ellina Tante," Ucap Ellina sambil tersenyum. "Uuuuh manis banget sih kamu sayang," Ucap Alena "Iya manis banget, boleh gak kalau jadi calon menantu keluarga Aditama,” sambung Ara “Nenek, jangan mulai yah," peringat Reno memprotes ucapan Ara Neneknya. "Iya, Kakak juga setuju dengan apa yg Nenekmu katakan, habis dia imut dan gemesin banget sih," sahut Alena dengan tersenyum manis pada Ellina "Kakak," Rajuk Reno pada sang kakak "Sudahlah, aku pergi dulu kalau tetap disini aku bisa gila, tolong ajarkan dia memasak," Ucap Reno lalu pergi meninggalkan keluarganya. Sementara keluarganya tertawa melihat Reno yg kesal karena ulah mereka, setelah Reno pergi keluarganya bukan langsung mengajari Ellina memasak, mereka malah mengajaknya sarapan sambil mengobrol untuk mengorek informasi lebih dalam tentang jati diri Ellina yang sebenarnya. Dan setelah para pria pergi ke kantor, setelah tahu lebih dalam tentang diri Ellina, Renata, Alena dan Ara pun mengajari Ellina memasak, sedangkan Inna pergi ke kampusnya jadi tidak bisa ikut mengobrol bersama mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN