"Aduh, Ma!" Tara dan Tama langsung berhenti dengar seruan Devin. Mereka noleh ke belakang dan melihat Devin berdiri sambil mengusap pundak kanannya. "Kenapa, Dev?" Tara bertanya, didekatinya Devin dan menatap khawatir anaknya. Devin kembali meringis. "Pundak aku sakit, Ma. Kayaknya aku gak bisa bawa koper lagi, deh." Tama menatap malas Devin. Dia tahu nih. Tara langsung menatap Tama yang berdiri sambil berkacak pinggang. "Tama, kamu bantuin abang dulu, ya? Kesian Abang kamu, pundaknya sakit." Bingo. Cewek itu langsung menatap sinis Devin, yang sudah menyeringai lebar tanpa sepengtahuan Mamanya. Bangke gak tuh? Dengan terpaksa dan gak ikhlas, Tama menarik dua koper berukuran besar dan ngikutin Devin dan Tara yang berjalan di depannya. Gak lupa juga Tama menyumpah serapah De

