Jalanan terlihat begitu sepi dan lengang karena malam yang semakin larut apalagi malam ini bukan malam weekend yang menjadikan jalanan biasanya ramai karena banyak muda mudi keluar untuk menghabiskan malam Minggu mereka.
Mobil berwarna merah itu meluncur dengan mulus di jalanan, di dalamnya duduk seorang wanita cantik yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Indri Permatasari seorang wanita cantik berusia tiga puluh lima tahun, wanita yang merupakan seorang dokter itu, bersenandung mengikuti musik yang terdengar di dalam mobilnya.
Malam ini hatinya terasa senang karena bisa mengobrol dengan Dimas, pria yang pernah diam-diam dia sukai sewaktu dirinya Koas dan pria itu sering membantunya. Indri akui Dimas bukanlah pria yang tampan, wajahnya juga biasa saja tetapi karisma pria itu dari dulu telah menggetarkan hatinya. Dengan tubuh tinggi dan bahu lebar, berkulit sawo matang. Dimas terlihat begitu jantan sebagai seorang pria.
Pernikahan Indri adalah pernikahan yang cukup bahagia walaupun awalnya pernikahan wanita itu terjadi karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka. Tetapi Heru Pramono suami yang bertanggung jawab dan Indri belajar mencintai suaminya.
Awalnya pernikahan yang terjadi karena perjodohan itu terasa canggung karena pernikahan mereka terjadi tanpa cinta tetapi lambat laun pernikahan mereka berjalan lebih mudah. Indri dan suami menjadi semakin erat , apalagi setelah Indri hamil dan melahirkan buah hati mereka lalu hadirnya anak kedua mereka semakin membuat hubungan Indri dan Heru semakin erat dan tanpa mereka berdua sadari telah ada cinta dalam rumah tangga mereka.
Namun semuanya berubah seiring dengan kesibukan Heru dengan perusahaannya yang semakin lama semakin berkembang. Kesibukan pria itu membuat waktunya bersama keluarga dan anak-anak menjadi berkurang apalagi Indri yang juga sibuk dengan praktik dan pasiennya membuat hubungan yang sudah erat itu semakin lama semakin dingin dan akhirnya Indri dan Heru seperti orang asing yang tinggal bersama apalagi ketika kedua anak mereka tinggal bersama nenek dan kakeknya membuat suami istri itu semakin jauh.
Bahkan sudah tiga bulan ini , Heru suami Indri sering berangkat keluar kota, alasannya karena ada pekerjaan di sana. Indri curiga kalau suaminya berselingkuh tetapi karena tidak ada bukti membuat wanita itu tidak berani menuduh suaminya.
Tetapi walaupun Indri curiga kalau suaminya berselingkuh, tidak ada rasa sakit hati dirasakan oleh wanita itu malah Indri berkesan cuek dan tidak peduli. Itu yang sering membuat wanita itu berpikir apa mungkin selama pernikahan mereka yang hampir sepuluh tahun , tidak pernah ada cinta ? Mereka terlihat sebagai sebuah keluarga bahagia hanya karena semua orang didekat mereka menginginkan hal itu bukan karena mereka benar-benar bahagia dengan semuanya.
Mobil telah terparkir rapi di dalam garasi, Indri masuk ke dalam rumah mewah dan mendapati hanya kesunyian yang menyambutnya, mungkin asisten rumah tangga mereka sudah pada tidur, Indri merasa wajar karena memang sudah larut malam dan sudah waktunya untuk beristirahat.
Indri lalu masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu memutuskan untuk mempunyai kamar sendiri selain kamar bersama dengan Heru yang terletak di lantai atas dan suaminya juga tidak keberatan ketika Indri mengutarakan maksudnya itu dan akhirnya kamar yang terletak di lantai bawah menjadi kamar Indri ketika Heru tidak berada di rumah.
Kamar Indri luas dengan dinding yang di cat warna putih, di tengah-tengah kamar ada ranjang berukuran Queen yg berlapiskan penutup tempat tidur berwarna hijau muda. Secara keseluruhan kamar ini adalah kamar pribadi Indri dengan segala selera wanita itu yang tertuang di dalamnya bahkan Heru saja tidak pernah masuk ke dalam kamar ini.
Dengan santainya, Indri melepaskan kemeja biru yang dipakainya dan menjatuhkannya ke lantai lalu berjalan menuju ke kamar mandi, sesampainya didepan meja rias , wanita itu membuka kaitan rok ketat yang dipakainya dan menurunkannya sehingga Indri berdiri hanya mengenakan pakaian dalam yang begitu seksi.
Indri menyukai pakaian dalam yang seksi dari G-string, hingga Thong. Wanita itu benar-benar menyadari bahwa dirinya mempunyai tubuh yang seksi yang membuat setiap pria tidak bisa memalingkan wajahnya ketika melihat dirinya lewat di depan mereka.
Walaupun Indri sudah pernah melahirkan dua kali tetapi wanita itu pintar mengurus tubuhnya sehingga bentuk tubuhnya masih seperti gadis saja.
Masuk ke dalam kamar mandi, Indri berdiri di depan cermin besar yang berada di dalam, melihat penampilannya sendiri di depan cermin yang memantul bayangan seorang wanita berkulit putih dengan tubuh seksi. Tangannya meraih kaitan bra yang berada dibelakangnya dan melepaskannya, penutup d**a berwarna hitam itu jatuh ke lantai sehingga dua bulatan montok terpampang jelas didepan matanya.
Kedua tangan Indri terangkat dan menangkup bulatan montok itu yang tidak bisa tertutup seluruhnya karena ukurannya yang besar, ukuran bra tiga puluh enam cup C bahkan terkadang masih terasa sempit bagi wanita itu.
Sambil matanya menatap ke arah bayangannya sendiri di cermin, kedua tangan Indri meremas payudaranya dengan lembut sambil sesekali mencubit p****g kecokelatan yang telah keras terangsang. Dari mulut wanita itu terdengar suara mendesis seperti orang yang sedang kepedasan, remasan tangannya semakin kuat.
Wanita itu sudah tidak tahan lagi. Gairah telah menyelimuti dirinya. Tangan kanannya bahkan telah turun ke bawah dan menyelusup masuk ke dalam G-string yang dipakainya.
Dengan tergesa-gesa Indri melepaskan G-string yang dipakainya sehingga sekarang wanita itu berdiri di depan cermin dengan tubuh yang telah bugil, diangkatnya satu kakinya dan di taruhnya di atas closet . Tangan kiri Indri meremas payudaranya sendiri sementara tangan kanannya mengelus-elus vaginanya.
Suara desahan nikmat terdengar dari mulut ranum Indri. Wanita itu memejamkan matanya dan membayangkan sesosok pria dengan tubuh tegap memeluknya dari belakang. Indri membayangkan bahwa tangan pria itu lah yang sedang meremas dan mengelus vaginanya sementara dirinya rebah di d**a bidang kecokelatan.
"Aaahhhh... "Desahan Indri mengisi kesunyian di dalam kamar mandi itu.
Wanita itu membuka matanya , tatapan matanya begitu sayu terlihat hasrat yang menyelimuti kedua mata bulat itu.
Sementara di bawah sana kedua jemari Indri telah masuk ke dalam vaginanya sendiri sedang mengobok-obok di dalam sana , berusaha mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri. Suara becek akibat cairan cintanya yang banyak membuat suasana semakin panas. Kocokan tangan Indri semakin cepat sementara tangan kirinya mencubit-cubit putingnya sambil sesekali memelintirnya dengan kuat membuat wanita itu mendesah lirih dan akhirnya terdengar suara teriak Indri yang memenuhi kamar mandinya.
"Aaakkhh... Aaakkkhhhh... " Tubuh Indri tersentak dengan jari kaki menekuk dan paha yang menegang sebelum kemudian tubuh wanita itu terlihat gemetar dan bersandar lemas di dinding kamar mandi.
Beberapa saat kemudian barulah Indri mampu berdiri dan dengan pelan menarik jemarinya dari dalam v****a. Suara desahan terdengar, cairan cintanya membasahi jemari dan tangannya bahkan ada yang menetes di lantai karena banyaknya.
Wanita itu lalu menarik napas panjang lalu melangkah menuju ke shower dan menghidupkan air , mengatur suhunya lebih hangat dan berdiri di bawah, membiarkan air hangat itu membasahi sekujur tubuhnya sebelum kemudian mengambil sabun cair dan mengusapnya di seluruh tubuhnya. Setelah selesai mandi Indri meraih handuk yang tergantung di dinding kamar mandi lalu melilitkannya di tubuhnya , handuk kecil itu hampir tidak bisa menutupi tubuhnya yang telanjang, bila wanita itu menunduk sedikit saja otomatis akan terlihat bokongnya bahkan payudaranya yang montok saja seakan ingin meloncat keluar dari lilitan handuk putih itu.
Keluar dari dalam kamar mandi, Indri lalu duduk di depan meja rias mulai mengolesi losion ke kaki dan tangannya sebelum kemudian dengan santai melepaskan handuknya dan naik ke atas tempat tidur dan berbaring di atasnya.
Tidak ada yang tahu bahkan Heru suaminya saja tidak tahu kalau Indri menyukai tidur dalam keadaan telanjang, merasakan gesekan selimut di tubuhnya membuat wanita itu merasakan sensasi nikmat.
Sambil berbaring telentang, tatapan mata Indri menatap langit-langit kamarnya, bayangan sosok Dimas kembali muncul. Senyuman indah terukir di mulut Indri dan wanita itu masih tersenyum ketika masuk ke alam mimpi.