02

1759 Kata
Vay pun memasuki area restoran dan memarkirkan mobilnya dengan baik kemudian segera turun untuk menemui ibunya yang sudah berada di dalam restoran "Ibu.." panggil Vay ketika ia sudah berada tepat disebelah Ibunya. ibunya pun menoleh lalu berdiri untuk memeluk putri bungsunya, ia sangat merindukan putrinya tapi karena rasa kehilangan yang besar menyelimuti dirinya membuat dirinya harus meninggalkan putrinya tinggal sendirian di Indonesia hanya demi untuk menenangkan hatinya sekaligus merawat nenek Vay di Jerman. "Apa kabar sayang?" Mata dari Ibu Vay tampak sedikit berkaca-kaca. Ia benar-benar merindukan putrinya dan merasa bersalah karena selama ini ia membiarkan Vay sendirian berjuang walaupun ia masih tetap memantau putrinya itu. Vayleria Kiandra Dewi, Anak bungsu dari Danielle Gindah Dewantara dan Syelia Archeria Queensy . Daniel merupakan penerus satu-satunya perusahaan keluarga Dewantara namun karena kecelakaan yang membuat Daniel harus meregang nyawa kemudian hak itu jatuh pada anak laki-lakinya bernama Zico Gindah Utama tapi hal malang kembali jatuh dikeluarga Daniel. Putra sulungnya, Zico, jatuh sakit setelah berhasil menjalankan perusahaan selama kurang lebih 3 tahun kemudian menyusul sang Ayah ke rumah Tuhan. Kini perusahaan keluarga itu jatuh ke tangan seorang gadis yang baru berumur 21 tahun bernama Vayleria Kiandra Dewi. Keluarga Danielle Gindah Dewantara adalah keluarga yang cukup terpandang tapi dikarenakan kehilangan dua anggota keluarga, Syelia memilih untuk kembali ke negara asalnya yaitu Jerman untuk menenangkan dirinya dan meninggalkan putri bungsunya di Indonesia. Bisa dibilang Vay adalah anak blasteran Indonesia-Amerika dan Jerman. Tak salah lagi jika wajah Vay lebih dominan ke arah ‘Bule’ daripada wajah khas Indonesia. Vay pun bukan anak yang sembarangan. Vay sendiri kebanyakan bersekolah di luar negeri contohnya Ia bersekolah menengah pertama di Amerika bersama dengan sepupu-sepupunya yang lain lalu bersekolah menengah atas di salah satu sekolah ternama di Jerman dan baru kembali ke Indonesia saat memasuki masa-masa kuliah yang dimana Vay memilih untuk berkuliah di Universitas Indonesia dan menjadi salah satu lulusan terbaik dari Universitas Indonesia yang kemudian terjun langsung ke perusahaan ayahnya setelah ia mendapatkan gelar sarjananya yang dimana sebelumnya ia menangani perusahaan ayahnya dibantu oleh sang paman namun baru 3 bulan kemarin sang paman harus meninggalkan Vay selamanya. Vay yang berusia 23 tahun selalu sukses membuat Syelia bangga dengan berbagai prestasi yang diperolehnya sejak masih sekolah menengah pertama hingga anak gadisnya itu berusia 23 tahun kini. Syelia yakin siapapun tak bisa menyaingi dan membandingkan anaknya itu. "Vay baik, kalau Ibu gimana?" "Seperti yang kamu lihat sayang, Ibu baik-baik aja." Vay tersenyum sangat lebar kemudian Syelia mengajak anaknya itu untuk duduk "Ibu kenapa tidak datang ke rumah saja? kenapa minta bertemu disini?" Syelia mengenggam tangan putrinya itu. "Ada yang harus Ibu urus sayang dan besok juga ibu harus kembali ke Jerman sesegra mungkin. Nenek disana sakit jadi ibu tidak bisa meninggalkan nenekmu sendiri terlalu lama." seketika wajah Vay berubah menjadi lesu. Ia berharap Ibunya akan tinggal bersamanya tapi ternyata tidak. Perasaan bersalah kembali menyeruak ke d**a Syelia. "Ibu kapan tinggal disini lagi bersama dengan Vay?" “Ibu-” Ucapan Syelia terpotong dengan adanya panggilan dari arah belakangnya. " Syeila." Syelia dan Vay menoleh ke arah asal suara dan menemukan seseorang mendekat kearah mereka. "Hey Kesha." Syelia bangun dari duduknya lalu memeluk Wina, sahabat lamanya. Kesha Winandari, yang biasa dipanggil Kesha, adalah istri dari Nathan Mahendra Putra. Nathan adalah pemilih perusahaan furniture terbesar di Indonesia yang telah memiliki banyak outlet di dalam maupun luar negeri. Kesha sendiri merupakan teman lama dengan Syeila saat mereka berdua tinggal di Amerika dahulu. Bisa dibilang Vay juga mengenal Kesha karena ibunya sangat-sangat akrab. Vay tahu Om Nathan tapi Vay tidak tahu anak semata wayang mereka itu karena sekalipun Vay tidak pernah bertemu " ini anakmu yang dulu sangat imut itu?" Syeila mengangguk. “Halo tante, apa kabar?” ucap Vay. Kesha kemudian memeluk Vay dengan erat. “Yaampun sayang, kamu udah besar aja sekarang. Cantik banget sih.” Kesha mencubit gemas pipi Vay yang hanya dibalas senyuman canggung dari Vay. tak lama datang seorang laki-laki menyusul Kesha kemudian berdiri tak jauh dari Kesha. “ Ini Erlang?” “Halo tante.” Suara berat Erlang menyeruak ke telinga Vay. Gadis itu memperhatikan dengan seksama laki-laki yang bernama Erlang itu. "Seperti familiar.." batin Vay. Erlangga Anendya Angkasa , Putra semata wayang dari Nathan dan Kesha kini berusia 25 Tahun yang dimana ia adalah laki-laki tampan dengan tubuh yang proposional idaman setiap wanita. Erlang merupakan salah satu lulusan terbaik Stanford University dan juga kini tengah kembali berkuliah di Universitas Indonesia untuk mengambil gelar magisternya. Erlang merupakan pewaris tunggal perusahaan ayahnya sekaligus orang terkaya di Indonesia dengan usia yang masih cukup muda. Erlang sangat-sangat populer dan merupakan impian bagi hampir seluruh wanita di Indonesia namun hingga kini kisah cinta dari Erlang belum ada yang berhasil. Erlang pun menyalami tangan Syeila dengan baik. “Kenalin Erlang, Ini anak tante namanya Vay.” Vay yang ingin menyalami tangan Erlang namun hanya dibalas anggukan kecil dan tatapan dingin oleh laki-laki itu yang membuat Vay secara otomatis menarik tangannya dengan cepat. "Ayo duduk Kes." ajak Syeila. akhirnya mereka berempat duduk di satu meja yang sama. Erlang memilih untuk asik dengan hpnya terus tapi kemudian ia diberi cubitan pada pahanya oleh Kesha yang membuat laki-laki itu sedikit tersentak. " kalian ingin pesan apa?" Tanya Syeila pada Kesha dan Erlang. "Sama dengan kalian saja." jawab Kesha. Syeila pun segera memanggil pelayan dan menjelaskan satu-persatu makanan yang mereka pesan. Erlang yang walaupun sudah dapat hadiah cubitan dari ibunya tetap saja memilih asik dengan hpnya yang kemudian ia kembali dapat sikutan dari ibunya. “Erlang, tidak sopan kamu main hp di depan tante Syeila.” “tapi aku bosen bu.” "tidak ada tapi-tapian sekarang taruh hpnya!" Erlang pun akhirnya menuruti akan apa yang dikatakan ibunya, ia segera mematikan game yg ia mainkan lalu menaruh ponselnya di saku celana. "Bagaimana Syeila menurutmu?" Tanya Kesha setelah Syeila selesai memesan makanan yg mereka inginkan. "Aku sangat setuju, apalagi setelah aku melihat anakmu. " jawab Syeila. Erlang dan Vay menaikkan sebelah alisnya karena tidak paham dengan yang dibicarakan oleh ibu mereka. "Kalau begitu secepatnya bagaimana?" Tawar Kesha, Syeila lalu mengangguk dengan antusias. "Nathan pun menginginkan secepatnya, katanya kalau bisa setelah ia kembali dari kanada acara inti sudah harus dilaksanakan." "Memangnya Nathan kapan kembali?" "3 minggu lagi.." jawab Kesha. "Baiklah 3 minggu lagi pernikahan akan dilaksanakan.." seketika Erlang dan Vay menoleh ke arah orang tuanya masing-masing. "Siapa yang akan menikah bu?" Tanya Vay pada Syeila, ibunya tersenyum sebagai jawabannya lalu mengelus rambut panjang milik putrinya. Vay tak mendapat jawaban apapun dari ibunya kemudian memilih untuk menatap kearah Kesha begitu pula dengan Erlang yang menatap bingung sang ibu. "Kalian berdualah yg akan menikah." Jawab Kesha. "APA?!" Ucap Erlang dan Vay bersamaan. Tentu saja mereka kaget, mereka bukanlah orang yang saling mencintai tapi kenapa mereka harus menikah? "Tapi kenapa bu? Aku belum siap menikah. Dan aku juga belum mengenal siapa dia" Vay menunjuk Erlang yang kini menatapnya tajam kearahnya. "Maka dari itu kalian kenalannya setelah menikah.." "Tapi bu." "Tidak ada penolakan." Keputusan Syeila sudah bulat, Vay tidak bisa berbuat apa- apa lagi. Erlang bangkit dari posisinya kemudian meninggalkan mereka bertiga tanpa mengatakan apapun. Tentu Erlang marah atas keputusan orang tuanya ditambah Ibunya yang tahu bahwa hati Erlang sepenuhnya untuk Rara. “sebentar ya, aku menyusul Erlang dulu.” Ucap Kesha meninggalkan Syeila dan Vay berdua di meja. "Tapi kenapa Bu? Kenapa harus pakai acara perjodohan seperti ini?" Vay kembali menanyakan alasan ibunya melakukan perjodohan ini. "Nanti Ibu akan jelaskan." Vay terdiam. Dipikirannya sekarang memikirkan bagaimana cara pernikahan ini dibatalkan sedangkan Erlang juga terdiam didalam mobil memikirkan cara agar ia bisa menyiapkan dirinya dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya. Erlang menatap setir mobilnya, dipikirannya hanya satu yaitu Rara. Hanya dia yang Erlang cinta, hanya dia dunia Erlang saat ini. Tapi jika sesuatu yang terbaik telah disiapkan oleh Tuhan dibalik semua ini maka mau tidak mau Erlang harus terima perjodohan itu demi kebahagiaan kedua orang tuanya. begitu juga dengan Vay, pikirannya kacau entah kemana, ia sungguh shock mendengar kabar ini. "Vay, ibu akan kembali ke Jerman besok dan akan datang saat hari pernikahan kalian, jadi ibu akan titip kamu sama Tante Kesha." Vay hanya bisa mengangguk pelan, ia sungguh malas untuk menjawab sekarang. Entah kenapa hatinya begitu terasa aneh, ia tidak yakin akan bahagia dengan pernikahannya nanti. Syeila kembali mengelus rambut putrinya dengan penuh harapan besar terhadap putrinya itu agar menyetujui perjodohan ini. Vay dengan terpaksa harus menerima perjodohan ini karena ia sama sekali tidak ingin membantah ibunya. "Gue harap lu bisa berlaku sebagaimana layaknya seorang suami dan laki-laki yang baik nantinya.." disisi lain Kesha menghampiri anak satu-satunya itu yang tengah berada didalam mobil. “Erlang.” sang anak hanya menoleh sebentar kemudian kembali terdiam. “ibu tahu kamu cinta sekali dengan Rara, tapi ibu dan ayah melakukan ini demi kebaikanmu dan juga perusahaan nantinya. Jika boleh jujur, Ayah dan Ibu dari awal tidak setuju hubunganmu dengan Rara karena kamu begitu menghabiskan banyak uangmu untuk dia. Ibu harap jika kamu menikah dengan Vay maka semuanya akan menjadi lebih baik kedepannya. Ini permintaan ayah dan ibu untukmu Erlang.” “Aku akan menuruti perjodohan ini tapi aku tidak janji bisa mencintai Vay setelahnya jadi kuharap ayah dan ibu tidak akan memarahiku jika suatu saat Vay menangis bercerita ke kalian jika aku menyakitinya." “tidak akan.” “Baiklah aku menerimanya.” ♤♤♤ Setelah Kesha berhasil membujuk putranya untuk kembali ke dalam, Mereka pun melanjutkan acara makan malam mereka dan setelah hampir 2 jam mereka bersama khirnya mereka pun berpisah. Vay dan Erlang masih tampak sibuk dengan pikirannya masing-masing. "Kalau begitu kami pamit dulu" pamit Syeila pada Kesha. Ia lalu memeluk Kesha dengan erat. “aku titip anakku sampai acara pernikahan nanti ya, aku janji akan datang tepat waktu dan maaf telah merepotkanmu, Kesha." “Tidak apa, anakmu akan baik-baik saja dan semuanya persiapan pasti akan selesai dengan baik jadi kamu tenang saja.” Syeila kembali memeluk Kesha kemudian memeluk Vay yang masih larut dengan pikirannya. Syeila berpamitan dengan mereka bertiga. “Vay.” Vay tersentak dari pikirannya setelah mendapatkan sentuhan dari Kesha. “kalau kamu ada apa-apa dan perlu apa, jangan sungkan kontak tante ataupun Erlang ya. Sekarang kamu adalah tanggung jawab Tante, Erlang dan juga om Nathan.” “Iya tante.” Kesha mengusap lengan Vay dengan penuh sayang. “kalau begitu tante dengan Erlang pamit ya, kamu hati-hati dijalan.” Vay hanya mengangguk. Pandangannya dengan Erlang tanpa sengaja bertemu. Aura dingin yang timbul dari laki-laki itu masuk menyeruak ke hati Vay hingga sukses membuat perempuan itu ragu dengan Erlang. “semuanya pasti akan baik-baik saja." perjalanan cinta Erlangga Anendya Angkasa dengan Vayleria Kiandra Dewi dimulai dan berdoalah semoga kisah cinta mereka selalu bahagia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN