Bab 45

1139 Kata

Yasa sama sekali tidak mempedulikan teriakan Amelia. Ia hanya fokus menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke rumah Qiera sebagai oleh-oleh untuk anak-anaknya. "Sebenarnya kita terlambat untuk melakukan hal ini." Yasa tiba-tiba tidak bersemangat dan kembali teringat dosanya di masa lalu. "Benar, lebih baik melupakan daripada mengingat. Karena apa? Sesuatu yang sudah terjadi tidak bisa diputar kembali," tegur Riko. Tiga orang itu kembali terdiam, tapi Amelia malah tertawa terbahak-bahak tanpa menjaga martabatnya sebagai wanita, apalagi ibunya Yasa tidak suka wanita yang tertawa berlebihan seperti ini. "Apa kau pikir kalau kami salah kau benar? Dasar tidak tahu diri!" Ibu menyentuh wajah Amelia dengan kedua tangannya, lalu menekannya sampai Amelia menjerit kesakitan. Riko tersenyum bangga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN