PROLOG
Akhir-akhir ini Viola merasa mudah lelah dan sering kali mual padahal perutnya belum diisi apapun sedari tadi. Pagi ini ia sedang bersiap akan pergi ke tempat kerjanya. Saat bercermin, ia bisa melihat bahwa wajahnya sangat pucat, namun ia tetap memaksakan diri untuk pergi bekerja. Ketika ia hendak mengambil sepatu yang ada di rak depan kamar kosnya, tiba-tiba ia teringat bahwasannya sudah lama ia tidak datang bulan, kemudian pikirannya berkelana ke malam di mana ia dan seorang lelaki berbuat kesalahan.
Tangan Viola bergetar melihat benda pipih yang berada di genggamannya menunjukan dua garis merah. Viola menyesal, ia tak seharusnya seperti ini. Seharusnya kemarin-kemarin ia bisa mencegah semuanya. Tapi apadaya, nasi sudah menjadi bubur. Satu-satunya cara agar masalah tak rumit adalah ia harus meminta pertanggungjawaban pada lelaki yang ikut andil dalam takdirnya untuk menjadi seorang ibu saat ini.
Sepanjang perjalanan Viola terus berdoa agar lelaki itu mau bertanggung jawab. Jika lelaki itu tidak mau, maka satu-satunya jalan adalah pergi dan menjauh dari kehidupan keluarga dan juga para sahabatnya yang selama ini selalu menemani dan berada di sisinya.
Sesampainya di tempat tujuan, Viola langsung masuk ke pekarangan rumah lelaki itu. Dilihatnya pintu utama rumah itu terbuka. Perlahan tapi pasti Viola mendekati pintu tersebut. Dengan jantung yang berdebar kencang, ia terus melanjutkan langkahnya.
Belum sempat ia masuk, suara seseorang yang sangat ia kenal terdengar dengan kalimat yang membuatnya mematung seketika.
"Sesuai dengan permintaan Mama, aku mau menikah dengan gadis pilihan Mama," ujar lelaki tersebut.
Viola terdiam dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, kemudian wanita mundur dan melangkah cepat guna keluar dari area tempat tinggal orang itu. Pergi bersama rasa kecewa, yang tak terhingga.
"Gue harus pergi sejauh mungkin," gumamnya sambil terus melangkah tanpa henti.
Tiba di kamar kosnya, Viola langsung membereskan bajunya tanpa berpikir panjang bahwa ada seseorang yang selalu bersamanya sejak dalam kandungan. Seseorang yang saat ini sedang membutuhkan dukungannya secara moral maupun moril, pasca kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan lalu. Pikiran Viola saat ini adalah bagaimana caranya iya pergi jauh, sebab ia sudah menganggap dirinya adalah beban selama ini dan beban itu semakin kotor karena perbuatannya.