Hari yang cerah. Kali ini aku tidak datang terlambat. Aku berangkat dengan Bagaskara. Sepanjang jalan kami terus bercengkrama. Yaa 80% flashback masa SMP.
Lalu kami berpisah di depan kelasku. Aku melambaikan tangan padanya.
"Gantariiii, kamu pasti kemarin bolos sama dia kan?!" Aku terkejut, Caca menyambutku dengan teriakan seperti itu.
"Caca, kan aku udah bilang sama Selly, aku sakit kemarin" jelasku sabar, beberapa siswi yg lewat di depan kelasku memperhatikan.
Caca mendengus sebal, lalu menggandeng tanganku masuk ke kelas.
"Ayo, kita ke perpus" ajaknya setelah aku menaruh tas dikursi.
"perpus? emang jam pertama nanti kosong?" Caca mengangguk.
"guru baru itu lagi cuti melahirkan" jelasnya, aku ber oh ria.
"Gantarii kamu udahh sembuhh??" Teriakan Selly menggema ke seluruh kelas.
"Biasa aja dong mulutnya" teriak Rendy balik. Selly acuh dan menghampiri ku. Tubuhku terasa remuk di peluknya.
"aaaaaaa kangen banget lohhh" Teriaknya lagi, aku menghela nafas sedikit kesal. Dengan penuh usaha, akhirnya aku berhasil lepas dari peluknya.
"ayo kita ke perpus, jam pertama kosong" ucapku pada Selly.
"loh guru baru nya engga datang?" Tanya Selly dibalas Caca dengan anggukan.
Aku berjalan mendahului mereka keluar kelas. Pemandangan kelas sebelah membuatku mematung. Di depan kelasnya, Bagaskara mencium seseorang.
*****
Aku terdiam beberapa saat, sampai Caca memanggil ku. Enggan menjawab, aku justru melangkahkan kakiku ke arah perpustakaan. Tentu melewati kelas Bagaskara. Aku berjalan seolah tak mengenalnya. Dari sudut mataku, jelas terlihat keterkejutannya.
"Gantarii ! Gantari !" teriaknya memanggil ku. Aku mempercepat langkahku. Namun sia sia, langkah kakinya lebih cepat dariku.
Dia mencengkeram pergelangan tanganku. "yang kamu liat tadi bukan apa apa.. dan gak seperti yang kamu pikir" jelasnya. Aku menatapnya datar.
Tak butuh waktu lama, kami telah menjadi pusat perhatian. Kelasnya dan kelasku sama sama kosong.
"memang apa yang ku lihat?" jawabku sembari melepaskan genggaman tangannya. "don't disturb me, jerk"
"Gantari, itu tadi cuma mainan. aku ga bener bener ngelakuin itu"
"huh? disgusting yuck" Entah apa yang tengah terjadi disini, tapi aku merasa sedikit sesak. Jauh di dalam hati ku terasa sakit.
Caca dan Selly menghampiri ku, menyeretku menjauh dari Bagaskara. Pria itu terdiam usai diberikan tatapan mematikan oleh Selly.
Aku tidak bisa berfikir jernih. oh apakah tadi itu hanya halusinasi ku saja? Atau semalam yang halusinasi? ini semua benar benar melelahkan.
*****
Author pov's
Mereka bertiga sampai di perpustakaan. Caca yang memimpin perjalanan, mengarahkan mereka untuk duduk di meja paling pojok. Perpustakaan cukup lenggang, mereka memiliki ruang untuk bicara.
"Gantari, kamu ada hubungan sama Bagaskara?" tanya Caca mendahului. Gantari terdiam. Menatap kosong rak rak buku di hadapannya.
"Apa bisa ku bilang seperti itu? setelah malam panjang yang kami lalui bersama? Huh" Selly melotot. Sangat terkejut, namun berusaha berfikir positif.
"bentar bentar, ini ngga kaya yang aku pikirin kan?" ucap Caca mendahului Selly.
"nah iya, ga mungkin kamu ngelakuin itu kan... iya kan ta?" Gantari menghela nafas.
"i'm sorry" sepatah kata itu sudah menjelaskan semuanya.
"it's okay ta, aku sama Selly juga pernah ngelakuin itu. you know it tho. that's not a big problem, and not the main point. Masalahnya, Bagaskara ini b******k banget gila"
"kurang ajar, itu cowo player banget. bisa bisanya dia cheating? di depan kelas? what the f**k, is he crazy?? oh God..." Selly mengomel dengan wajah kesalnya.
"Aku juga ngga paham Sel, Ca. Tadi pagi aja kita berangkat bareng. Masa iya tiba tiba dia ciuman sama cewe?" Ucap Gantari.
"by the way, kalian tau cewe itu siapa?"
"ituu Kellie Sel, cewe itu emang gatel banget dari dulu. Dia kan yang pernah nyebar scandal palsu Gantari sama Rendy"
"lohh itu diaa? gila sih mukanya kaya anak baik baik loh padahal"
"makanya jangan nilai dari mukanya doanggg sel"
Gantari menghembuskan nafas. Tak lama ponselnya berdenting. Ia melihat sekilas notif pesannya. Dari Bagaskara, dia meminta untuk bertemu di ruang eskul.
"emm Ca, Sel, aku mau nemuin bu Gita dulu ya. Katanya ada yang mau dibahas" Gantari berdiri dari duduknya, Caca tersenyum lebar.
"iya ta, lebih baik kamu sibuk sama Bu Gita dari pada mikirin si Bagaskara itu" Oceh Selly lagi. Mereka bertiga tertawa, Gantari mencubit pipi Selly lalu melambaikan tangannya. Ia pun bergegas menuju ruang eskul. Dari kejauhan, Gantari melihat Bagaskara menunggu nya.
punggung kokohnya menempel dengan tembok. Tangan kanannya di masukkan kedalam saku, dan tangan kirinya memegang laptop??
Gantari memasang wajah datarnya lagi. "ada apa?" tanya nya saat sampai di hadapan Bagaskara. Yang ditanya hanya menghembuskan nafas. ia lalu menangkup wajah Gantari dengan tangan kanannya.
"kamu kalo cemburu tambah sexy" ucapnya pelan. Gantari melotot kaget. Dia sedang serius.. "buka dulu pintunya, aku jelasin di dalem"
*****
Gantari pov's
Aku langsung melepaskan tangannya yang menempel di pipiku. sungguh, jika situasinya lebih baik, mungkin aku sudah terangsang. lol.
Berusaha terkontrol, aku membuka pintu ruangan ini sedikit kaku. Ya, si b******k ini terus memandangi ku lekat lekat seolah aku adalah santapan lezat untuknya. Sungguh predator.
Setelah berhasil terbuka, aku langsung masuk ke dalam. Bagaskara juga langsung masuk, bahkan mengunci pintunya. Perasaanku sedikit tidak enak. Jika aku melambaikan tangan, selamatkan aku.
Aku duduk di sofa keramatku, diikut Bagaskara. Dia lalu membuka laptopnya. Aku hanya diam, dan melihat apa yg sedang dia lakukan.
Tak lama, aku mulai paham. Dia sedang meretas cctv sekolah ini. Oh, apakah ini caranya mengetahui semua aktivitas ku selama ini? Pandangan ku tertuju pada cctv di lorong kelas kami.
Tanpa banyak bicara, dia memutar rekaman pagi tadi. Dan ternyata, tadi dia sedang berusaha melepaskan perempuan gatal yang tiba tiba menciumnya. Tanganku terkepal erat, ingin rasanya ku tonjok wajah Kellie saat ini juga.
"udah percaya sama aku sekarang sayang?" ucapnya sambil memelukku. Aku menghela nafas lalu merebahkan diri ke sandaran sofa. Bagaskara mengecupi wajahku. Aku sedikit lega, karena bukan dia yang mencium cewe gatal itu.
"sayangku ini gemes banget sih. masih cemburu? marah?" Aku tetap diam, sedikit gengsi mengakui kalau sedang di lahap api cemburu.
"kamu mau apa biar ga badmood gini? udahan diem diem an nya dong sayang" dia mulai merengek sambil mengusap kepalaku. sayang sekali, setan baru saja lewat.
"mau es krim" Ucap bibir ini, sialan sangat random dan ambigu.
"es krim yang manaa"
Dia masuk jebakan Batman haha. Aku meraba pahanya, hingga ke selangkangannya. Meremas pelan gundukan diantara kakinya itu. wajahnya memerah. aku berhasil menggodanya haha.
Ini situasi yang bagus, sensainya 2 kali lipat karena ini disekolah! oh aku tidak bisa menahan diriku lagi.
Dia terkekeh pelan, lalu mencium bibirku. Aku menyambutnya dengan ramah, sesekali ku gigit pelan. sambil menjelajahi bibirnya, aku menarik turun resleting celananya. mengeluarkan bend tegak itu dari sangkar nya.
Ini menjadi favorit ku sekarang. aku melepaskan cumbuan di bibir kami, lalu berpindah ke bawah. kontolnya yg sudah tegak benar benar menggodaku. aku menjilatnya penuh nafsu. sesekali ku tatap wajah tampannya dari bawah dengan liar.
shhh ahh Gantari sayang, jilat terushh sayanghh ahhh ... desahnya sambil meremasi rambutku. Aku dengan semangat memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. terasa penuh dan nikmat.
mmhhhh slurrppphhh ahhh.. emmm kontolnya enak kaya es ciimm mhh slurrppphhh .... terkadang aku menggigit pelan ujung kontolnya. dia meringis, haha. aku masih kesal bibirnya di cium gadis lain.
awhh ahhh sayanghh ahh ahhh enakh banget..
Aku mengocoknya pelan, menatap wajahnya lagi. aku suka melihatnya penuh peluh saat bersamaku. 2 kancing bajunya sudah terbuka. AC di ruangan ini pun sudah ku hidupkan. tapi sepertinya, permainan kami cukup panas.
ahh sayang aku mau keluarhh sayanghhh ahhh ahhh
aku menahan kontolnya agar tetap di dalem mulutku. perlahan, bibirku mulai terasa hangat dan jauh lebih penuh. Dia telah sampai puncaknya. aku membersihkan kontolnya dari sisa p**u yang berhamburan keluar.
mulutku terlalu penuh, jadi sedikit belepotan. Dia dengan sigap mengambil tissue dan membersihkannya agar tidak mengenai seragamku.
dia menurunkan celananya sampai mata kaki. baiklah, aku paham. aku berdiri lalu menurunkan celana dalamku. Bagaskara telah bersiap dengan bersandar di sofa.
Aku mendekatinya, menekan tubuhnya lalu mencium bibirnya. memainkan lidahnya sambil mengarahkan burungnya masuk sangkar.
setelah berhasil masuk sedikit, aku perlahan menekan kebawah sampai mentok. Ahh rasanya sangat penuh. damn.
Ku lepaskan tautan di bibirnya, dan mulai menggoyangkan pinggulku diatasnya. dia memegang pantatku dan aku meremas bahunya sebagai pegangan.
Aku benar benar merasakannya memasuki tubuhku. perlahan, tangannya mulai membuka kancing bajuku. mencari sela diantara bra, untuk meremas payudaraku.
Shhh ahhh Bagaskaraa.. ahhh aakhhh... dia meremas p******a ku semakin kuat, dengan ganasnya dia mulai mencari bibirku dan menciumi nya lagi.
ku hisap bibirnya kuat, sesekali aku menggigit nya. baju seragamku benar benar basah sekarang.
Gantari.. sayanghh ahhh sayanghh.. goyang terushh sayanghhh ahhh...
Aku mempercepat gerak pinggul ku. ruangan ini dipenuhi suara kenikmatan. gesekan tubuh dan desahan kami tidak tertahan.
secara tiba tiba Bagaskara merubah posisi, dan berganti menindihku.
shhh sebentar sayanghh.. aku mau keluar ahhh.. ucapnya, aku mengerti. namun, tanpa aba aba dia mendorong masuk kontolnya dalam sekali hentak. sungguh, ini terasa sakit namun nikmat.
akhhh sayanghhh ahhh pelannn... setitik air mencelos dari sudut mataku. rasanya seperti di perawani. Dia mengabaikannya dan tetap menggenjot memekku sekuat tenaga. Dia memelukku erat, aku tidak ada pilihan selain menikmatinya.
plokk... plokk.. plokkk..
suara persetubuhan kami menggema di ruangan. Dia melepaskan pelukannya, dan menggigiti payudaraku. oh apakah dia sedang balas dendam?
2 menit berlangsung, sampai akhirnya dia mengeluarkan p**u nya di dalam rahimku.
*****