Bisa karna terbiasa

901 Kata
Pagi berganti siang dan siang berganti malam hari terus berlalu seiring luka itu juga mulai sembuh kesedihan mulai terkikis senyum pun mulai terukir, ya.... akhirnya Audi bisa melewati masa beratnya harus kehilangan sang ayah. Sudah berapa hari berlalu kini dia bersiap dengan semua aktivitas dan rutinitas semua harus mulai terbiasa sendiri. " Ayah aku yakin engkau yg sedang bahagia di atas sana karena nyatanya Allah lebih mencintaimu dari pada kami, Semoga Allah memberikan tempat yang paling indah di sisinya" gumam Audi serambi berjalan menuju ke sekolahnya Setelah dia libur sekolah selama satu minggu Rasanya hari ini dia sudah bisa mengangkat kepalanya dan menghadapi kehidupannya tanpa Ayah memang akan ada yang terasa hilang saat seseorang yang paling dia cintai itu tidak akan lagi bisa menghangatkannya senyumnya tidak akan lagi bisa ia lihat dan tawannya pun tidak bisa lagi ya dengar namun mesko begitu keberadaan Ayah tidak akan pernah hilang di hatinya " Yah aku harus bisa karena aku masih memiliki ibu yang pastinya dia tidak mau melihat terlalu lama bersedih" gumamnya lagi dalam hati Iya berjalan menyusuri taman kecil di sekitar kompleks yang akan mengantarkannya sampai ke sebuah halte, headset di kedua telinganya dan tas ransel yang dia gendong memperlihatkan bahwa dia mulai bersiap kembali ke sekolahnya. " biar saja cinta pergi sekali lagi......" Audi bersenandung lirih saat menunggu bus tiba "Audi" Panggil Kevin menegur "hai kevin" Jawab Audi bersemangat sembari tersenyum menatap Kevin " sudah mau berangkat sekolah?" tanya Kevin berhati-hati " iya Vin bosan tahu kelamaan di rumah" " syukur deh ikut senang Di, tapi kamu baik-baik aja kan?" " aku baik vin" Audi menepuk pundak Kevin ingin meyakinkannya bahwa dia sekarang sudah baik-baik saja tanpa menjawab Kevin hanya menatapnya sembari tersenyum terlihat bahwa dia juga ikut senang melihat sahabatnya itu sudah bisa menerima kenyataan dan mulai mau melaksanakan kegiatan lagi " kita harus mulai semangat hari ini karena ujian tinggal beberapa hari lagi" seru Kevin penuh semangat " pasti" Audi pun tak mau kalah bersemangat lalu mereka sama-sama tertawa hingga akhirnya bus sudah sampai di depan mereka yang siap mengantarkannya ke sekolah " aku sudah satu minggu nggak berangkat sekolah pasti banyak mata pelajaran yang ketinggalan Bolehkah aku pinjam buku catatanmu?" " bolehlah, nanti aku siapin ya Ada beberapa mata pelajaran yang kamu ketinggalan" "makasih ya, kamu selalu bisa aku andalkan" Beberapa bulan kemudian (hari perpisahan sekolah tingkat SMP" "Audi"panggil Kevin dari kejauhan saat melihat Audi hendak meninggalkan sekolah "hai vin?" sahut Audi "sudah mau pulang?" "iya, di rumah kosong ngga ada orang dan lagi acaranya sudah selesai kan?" "memangnya ibu kamu kemana?" "ibu aku kerja vin dan pulangnya selalu malam, jadi aku harus membereskan rumah karna kalai ibu pulang masih berantakan kan kasihan" "jadi ibu kamu hari ini ngga dateng di?" sejenak Audi terdiam ada segurat kesedihan yang tersirat di wajahnya karna saat hari bahagianya sang ibu tidak bisa mendampinginya karna harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka "tadi kakak aku yang datang,tapi dia sudah pergi duluan karena ada kerjaan sampingan dari siang sampai malam" tutur Audi sambil bersedih "hmmm" Kevin terdiam canggung "di.... kamu rencana mau sekolah dimana?" Kevin memeberanikan bertanya mengingat Audi meraih nilai terbaik di sekolahnya begitu juga dengan kevin "belum tau vin" Jawab Audi sendu "bagaimana kalau di SMAN 1? Sesuai rencana kita dulu kan?" "tapi vin sekolah itu jauh dan lagi biayanya cukup mahal jadi....." Audi terbata hendak meneruskan kaliamatnya "sepertiny aku tidak jadi mendaftar di sana vin, maaf aku pulang duluan" pungkas Audi mengakhiri percakapanya san bergegas pergi tidak menghiraukan Kevin yang berulang kali memanggilnya Dalam perjalan pulang Audi hanya terdiam duduk di bangku bus paling belakang. Banyak pertimbangan yang sedang dia fikirkan,saat ayahnya masih hidup ia bercita cita sekolah di SMA faforit yang memiliki kwalitas yang baik dalam bidang akademik namun sekarang pertimbangannya berubah selain soal biaya yang mahal juga jarak tempuh antara rumahnya dengan sekolah tersebut. Paling tidak dia harus berangakat jam 5 pagi dan naik bus dua kali jelas itu akan menyita waktu dan biayanya apalagi sekarang ibu bekerja bagaimana dengan urusan rumah? "aku harus bagaimana?" gumamnya dalam hati "bagaiman acara di sekolah sayang?" pesan masuk dari ibu membuyarkan lamunanya "semua lancar bu" jawab Audi "selamat ya sayang atas kelulusanmu, ibu bangga padamu" "terimakasih bu" "segera putuskan sayang kamu mau melajutkan sekolah di mana?" "iya bu, nanti kita bicarakan di rumah" pungkas Audi Ia kembali terdiam mempertimbangkan apa yang harus dia putuskan. derrt...derrrttt ponsel Audi berdering kencang sampai semua penumpang menoleh kebelakang menatapnya "halo tan..." jawab Audi melihat nama sang tante adik dari ayahnya yang menelfon "halo sayang" jawab Tante dari seberang "hari ini hari kelulusanmu bukan? selamat ya nak, tante ikut bahagia mengetahui kami meraih juara 1 lagi tahun ini" lanjit tante "iya terimaksih tan, tante apa kanar?" "tante baik sayang" tante terdiam sejenak "di... ada yang mau tante bicarakan" "soal apa tan?" " soal sekolah kamu" "maksud tante?" "rencana sekolah kamu bagaimana? mau mendaftar di mana? mengingat nilai kamu selalu bagus saran tante kamu mendaftar saja di SMN 1 nak" Saran tante sama seperti mimpinya dan kevin dulu namun saat ini situasinya tidak sama lagi "iya tan nanti aku obrolin sama ibu dulu" pupus Audi "baik lah sayang, doa tante yang terbaik untukmu, sehat sehat ya nak" "iya, tante juga ya" "kalau ada waktu mainlah kerumah tante" "iya tan, by" tutup Audi sedih Dulu saat sang tante belum menikah hubungan mereka begitu dekat, namun saat tante menikah 2 tahun terakhir hubungan mereka menjadi jauh karna tante harus tinggal di luar kota mengikuti suaminya yang bertugas di sana. "aku harus bagimana ini? kasihan ibu kalau aku tetap ingin sekolah di sana" gumam Audi setibanya di depan pintu rumahnya "ibu pasti sudab menunggu pulang" gumamnya lagi dalam hati
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN