Berpisah
"I love you"
"I love you too"
Tut-tut-tut...., Sambungan telfon terputus
Dilihatnya langit-langit kamar dengan tatapan kosong entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.
Terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya.
"sayang belum tidur? "
"belum mam"
"Mama masuk ya sayang?" tanya mamanya sambil membuka pintu kamar.
"ada apa mam? " Aul pun merubah posisinya untuk duduk bersandar di ujung ranjang.
"ngk apa-apa sayang, tumben jam segini belum tidur? " tanya mamanya sambil melirik jam diding yang telah menunjukan pukul 22.30
"Belum ngantuk" jawabnya asal
"Bagaimana David, dia jadi berangkat besok?"
Dia menganggukan kepalanya tanpa bersuara dengan ekspresi kecewa.
Mamanya menarik nafas dalam sambil membawa Aul ke dalam pelukannya.
Suasana hening disusul suara tangisan Aul yang tidak mampu ia tahan lagi, dadanya sesak hatinya sakit melepas kepergian david yang tiba-tiba.
"Tenang sayang, kamu percayakan sama David? " suara lembut mama Aul berusaha untuk menenangkan putrinya.
"Besok Aul mau ikut ke bandara nganterin David ya?"
Aul masih larut dalam kesedihan dan tangisannya.
"Kekhawatiran yang berlebihan malah akan menyulitkanmu sendiri sayang, mungkin ini sudah takdir-Nya sayang, percaya dan yakinlah ini yang terbaik untuk kalian"
Aul perlahan melepas pelukannya.
"Aul kuat, David kan cuma pergi ke luar negri. Dia pasti akan pulang untukmu sayang." suara lembut mama aul menyakinkan putrinya.
"tapi kenapa tiba-tiba begini mam? David juga gk bilang kapan dia balik lagi kesini."
Mama aul mendekat dan mengusap kepala putrinya.
"David jahat, David tega sama aku mam" air matanya kembali mengalir.
"David ngk jahat, David sayang sama Aul, makanya David pamitan sama mama, sama papa buat jagain Aul. Aul sayang jangan terlalu bersedih, David hanya pergi untuk sementara bukan selamanya. David anak baik, mama percaya kalo David ngk akan pernah nyakitin kamu"
Aul menghentikan tanggisannya, di tatap wajah mamanya penuh arti, dia ingin percaya tapi hatinya masih terasa sesak dan sakit.
Setelah Aul mulai tenang, mama Aul menyuruhnya untuk beristirahat dan memintanya agar mau mengantar kepergian David besok ke bandara.
Aul kembali berbaring di tempat tidur, dia berusaha memejamkan matanya, tapi tetap tidak bisa tidur, otak dan fikirannya saling beradu memikirkan apa yang terjadi padanya dan hubungannya dengan David saat ini.
Tiga tahun menjalin hubungan dengan David, cinta pertamanya di bangku SMA, Aul juga membutuhkan perjuangan untuk mendapatkan cinta David. Tapi setelah perjuangan dan hubungan yang dia jaga selama ini harus terpisahkan oleh jarak. Dia sedih dia takut David akan berpaling dan meninggalkannya begitu saja.
Maklum saja David adalah pria yang tampan dan pintar, apalagi dia juga pewaris tunggal keluarga.
Tidak heran banyak wanita yang berebut ingin mengantikan posisi Aul di sampingnya.
****
flash back kejadian tadi siang
"Aul" Panggil seseorang dari kejauhan yang perlahan mendekat. Aul berbalik mencari sumber suara yang tak asing baginya , senyum bahagia terpancar dari bibirnya saat matanya tertuju pada kekasihnya.
Al terkejut ketika tiba-tiba David memeluk erat tubuhnya, "Aul, maafkan aku" bisik David.
"..."