Mala menengok, melihat Bian yang berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang dilipat di d**a. Seketika dia merasa sangat merinding sekali, cukup takut jika Bian mendengar seluruh ucapannya tadi, dia bisa tekena sebuah masalah nantinya. Bian berjalan mendekati ke arahnya, langsung saja Mala merespon dengan sebuah gerakan gelisah. Dia mulai menatap langit-langit yang ada di ruangan ini. Sebuah jawaban atas pertanyaan Bian tadi harus disiapkan oleh nya dan apakah sopan jika dirinya harus mempertanyakan soal anak juga kepada pria itu? Mungkin, dengan dirinya yang meminta, Bian akan memberikannya. Namun, sebuah gengsi besar dalam dirinya, membuat keyakinannya menjadi goyah. Dia harus memasang wajah yang tebal, berusaha untuk menahan malu jika Bian memberikan sebuah pertanyaan kepadanya.

