Setelah sebelas jam perjalanan, Andini pun telah tiba di bandara. Tentu dia bukan menaiki taksi untuk pulang melainkan dijemput oleh Atlas, detektif sekaligus mata matanya. Tidak hanya itu, Atlas tidak sendiri. Ia mengajak setidaknya tiga bodyguard untuk membawa berbagai macam oleh-oleh serta koper yang Andini bawa. "Selamat datang kembali, Nyonya Besar." "Terimakasih Atlas. Bagaimana situasi terkini? Masih sangat rumit?" "Ya seperti yang Anda lihat di laporan, Nyonya Besar. Bahkan sekarang Caca, selingkuhan baru Tuan Bram ada di mansion," terang Atlas seraya menancap gas menuju jalan pulang ke mansion. Andini menganggguk paham. Ia melepaskan kacamata hitamnya. "Dua gundik itu memang suka mengotori mansionku. Terutama si Caca, gundik murahan yang rela menjual badannya hanya demi uan

