bc

Rumah Kedua

book_age18+
2
IKUTI
1K
BACA
goodgirl
asexual
wife
like
intro-logo
Uraian

Apa mungkin selama ini suamiku terpaksa menikahiku hanya karena kasihan dengan keadaan ku yang menderita kanker usus stadium 3? Tapi mana mungkin. Bukankah sebelum menikah kami menjalin kasih hampir 5 tahun?

chap-preview
Pratinjau gratis
Nomor Tidak Dikenal
"Halo, sayang segera pulang! Anak kita demam", suara seorang wanita di ujung telepon. Jantungku berdetak lebih kencang, tanganku terasa mendingin. Namun ku coba menenangkan diri sebelum akhirnya aku menjawab, "apa kamu ingin bicara dengan suamiku?" tanyaku dengan nada sebiasa mungkin. Namun tiba-tiba suara telepon diputus. "Aneh", gumamku. Suara pintu kamar mandi terbuka ku dengar dari arah belakangku, akupun menoleh dan melihat Mas Yubi suamiku yang baru selesei mandi berjalan ke arahku. "Sayang, apa ada yang menelpon?", tanyanya. "Iya, nomor tidak dikenal", jawabku sambil menyerahkan hpnya. "Ooh", katanya singkat sambil meletakkan hp ke atas nakas. Ku melangkah ke arah lemari pakaian dan meraih setelan kerja yang telah ku siapkan untuknya. Sambil membantu mengenakan pakaiannya akupun iseng berkata, "Katanya anak kalian sakit, mas diminta segera pulang" "Apa?!!",jawabnya dengan ekspresi kaget yang tak ku duga. "Apa Mas mengenalnya?" "Mana mungkin Mas kenal dia sayang, nomornya saja mas enggak tau" "Ya, mungkin saja Mas punya simpanan di luar sana ya mana aku tau", kataku merajuk. "Udah, enggak usah mikir macam-macam", katanya sambil mengusap lembut kepala ku. "Mas langsung berangkat ya", sambungnya. "Lah, enggak sarapan dulu?", tanyaku cemberut. "Mas buru-buru sayang, mas baru ingat kalo ada meeting dengan klien besar pagi ini. Enggak apa-apakan?" "Tapi aku sudah masakin makanan kesukaan, Mas", kataku merajuk sambil memeluk lengannya. "Yaudah, kamu siapkan saja makanannya di wadah biar mas makan di kantor saja", rayunya sambil mencolek pipiku. Akupun mengangguk dan melangkah ke dapur menyiapkan makanan untuk suamiku. Setalah selesei, makanan itu ku bawa ke depan karena Mas Yubi sudah menungguku dengan gelisah di depan. Sepertinya dia benar-benar buru-buru. Tanpa berkata lagi akupun menyerahkan bekal itu kemudian mencium punggung tangannya. Tak pernah lupa diapun mencium keningku saat akan pergi, begitupun pagi ini. Setelah mobil yang ditumpangi Mas Yubi berlalu dan Bi Inah ART yang 2 tahun ini bekerja di rumah ini menutup gerbang, aku segera kembali ke kamar. Ya tentu saja aku percaya suamiku. Selama 2 tahun kami menikah tak pernah sekalipun dia bersikap kasar atau berperilaku yang membuatku curiga terhadapnya. Mas Yubi adalah suami siaga yang siap mengantarku kemanapun aku pergi jika aku mau. Dia pun selalu mengabarkanku jika telat pulang ataupun ada pekerjaan dadakan. Akupun teringat kisah 2 tahun lalu. Flashback On "Apa kabar?", sapa mas Yubi saat pertama kali bertemu setelah 2 tahun lamanya menjalani hubungan jarak jauh karena aku malanjutkan kuliah di Australia. Dan selama 2 tahun pula kami tidak pernah bertemu. "Alhamdulillah seperti yang Mas lihat", jawabku. "Agak kurusan ya?", tambahnya. "Mungkin karena kesibukan", aku masih berusaha menutupi kondisi kesehatanku yang setahun terakhir didiagnosa kanker usus stadium 1. Aku melirik wajah Mas Yubi yang masih diam memperhatikanku. Wajah itu masih selalu membuatku jatuh cinta seperti sejak awal kami bertemu. Kami saling berdiam entah berapa lama. Aku tidak mengerti seperti ada perasaan canggung untuk berinteraksi dengannya. Padahal hubungan kami terbilang bukan baru. Hampir 5 tahun sudah kami bersama meskipun 2 tahun terakhir LDR. Kemudian akupun mencoba memulai percakapan, "Mengenai komitmen kita". "Kita harus bicara, ada hal penting yang ingin Mas bicarakan", potongnya. Kemudian dari arah lain muncul Ayahku. "Nak Yubi, Om ingin bicara sebentar. Zahra, ayah ajak Yubi sebentar ya", katanya sambil menuju ruang kerja yang diikuti oleh Mas Yubi. Ada yang aneh yang ku dengar dari percakapan mereka. Panggilan "Om". Kalau tidak salah dulu Mas Yubi memanggil ayahku dengan sebutan "Ayah" juga. Setelah sekitar 30 menit Mas Yubi pun keluar dari ruang kerja ayah. "Jika kamu bersedia, bulan depan kita menikah. Mas akan mempersiapkan semuanya", ucapnya sambil menatapku lekat. "Lah kok mendadak?Katanya Mas mau bicara suatu hal?" "Maksud Mas, Mas mau membicarakan penyakitmu. Mas ingin fokus ke kesembuhan kamu. Tapi setelah difikir-fikir, sebaiknya kita menikah dulu", jawabnya mantap yang membuatku tak bisa menahan air mata haru. Sebulan kemudian akhirnya kami pun menikah, dan hidup bahagia sampai sekarang. Kami memang menunda momongan karena ingin fokus sembuh dulu. Flashback Off. Akupun tersadar dari lamunan setelah mengingat kalau hari ini adalah jadwal kontrol ke rumah sakit tempat praktek dr Steven. Selama 2 tahun setelah menikah dengan Mas Yubi penyakit kanker usus yang ku derita mengalami perkembangan ke arah lebih baik. Dan hari ini ku berharap akan menerima kabar baik. Ku segera masuk kamar mandi dan bersiap untuk pergi.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
36.0K
bc

Rise from the Darkness

read
8.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

TERNODA

read
198.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook