"Kamu harus hati-hati! Kamu enggak boleh ngebut di jalanan, kamu juga jangan sampai nerobos lampu merah, kalau ada yang nyalip mending kamu minggir aja." Aruna tertawa saat bertatapan dengan wajah cemas ayahnya. Padahal mereka akan menuju ke tempat yang sama, namun tentu saja Aruna menolak untuk pergi bersama ayahnya. Dia sudah bertekad untuk hidup sebagai Aruna, pegawai baru di perusahaan Ayahnya bukan anak dari Ayahnya. Untuk itu dia meminta dibelikan motor yang bisa dia gunakan untuk berangkat dan pulang kerja, karena mulai sekarang dia tidak bisa lagi bergantung pada siapapun apalagi pada Rona. "Papa tenang aja. Kan pada dasarnya aku emang udah bisa nyetir motor dari jaman SMA, aku belakangan enggak pakai motor karena Papa sama abang yang ngelarang," balas Aruna. Dia duduk di sebu

