BAB 6

1195 Kata
RAUL POV Keesokan harinya aku mulai terbangun dan aku merasakan kepalaku pening. " Akhirnya kau bangun juga. Tadi malam kau mabuk berat" " Maafkan aku" " Sebenarnya apa yang terjadi? Katakan padaku" " Tidak ada sayang. Mike mengajakku untuk minum di bar" " Apakah hanya itu saja?" " Tentu saja! Apakah kau tidak percaya denganku?" " Aku percaya padamu. Sebaiknya kau mandi. Setelah itu minum obat" " Terima kasih atas kepercayaan yang kau berikan kepadaku" Aku sangat bersyukur memiliki istri sebaik Anne. Dia seorang istri yang sangat sempurna di mataku. Tidak ada yang bisa menggantikan posisinya meskipun itu Ellen. ***   RAUL POV Saat tiba di kantor, Ellen terlihat cemberut sambil memandangku. " Kenapa kau datang terlambat? Aku sudah menunggumu selama satu jam!" " Maafkan aku, tadi malam aku mabuk berat dan hingga kini efeknya masih terasa" " Sejak kapan kau mabuk? Apa yang sebenarnya terjadi?" " Itu bukan urusanmu!" " Kenapa kau jadi membentakku?! Aku bertanya baik - baik denganmu!" " Ellen..aku rasa kita tidak bisa meneruskan hubungan ini. Aku ingin kembali setia terhadap Anne" " Oh! Jadi begitu...setelah apa yang ku berikan kepadamu, kau ingin mencampakkanku?! Ingat Raul! Selama ini aku yang selalu menolongmu dan keluargamu! Kau pikir siapa yang mau mengeluarkan uang ribuan dolar untuk membiayai operasi anakmu?! Kalau bukan aku yang berbaik hati untuk menolongmu!" " Cukup Ellen! Aku pikir selama ini kau tulus terhadapku ternyata kau tidak ubahnya wanita licik yang memanfaatkanku untuk kepuasanmu!" " Kau!" Ellen menamparku dengan keras hingga meninggalkan bekas tamparan di wajahku. Rasanya sangat perih dan menusuk ke dalam hatiku. " Mulai sekarang aku tidak mau berurusan denganmu!" " Baik kalau itu maumu! Aku sudah muak denganmu!" Aku pergi meninggalkannya dan tidak menghiraukan tangisannya. *** Ellen POV Rasanya hatiku begitu sakit mengingat perkatannya yang menusuk hatiku. Aku tidak menyangka ia mencampakkanku setelah aku memberi semuanya yang ia inginkan. Aku tidak berhenti menangis hingga aku berkaca dan menatap diriku di depan cermin. Aku begitu menyedihkan dan merasa tidak muda lagi. Aku benci dengan diriku sendiri yang masih mengharapkannya untuk kembali ke sisiku lagi seperti dulu. *** Anne POV Aku sangat terkejut ketika mengetahui Raul berhenti bekerja. Aku merasakan jika ia menyembunyikan sesuatu dariku. " Kenapa kau berhenti bekerja? Sebenarnya apa yang terjadi?" " Aku ingin kita mendirikan usaha sendiri sehingga aku memutuskan untuk berhenti bekerja" " Kau tidak berbohong kan?" " Tentu tidak, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu dan anak - anak kita" " Aku masih bingung ingin mendirikan usaha apa. Apakah kau punya ide?" " Aku ingin kita membuka kedai. Bagaimana menurutmu?" " Ide yang sangat bagus! Kau paling cerdas dalam memilih usaha yang tepat" Aku senang bisa membuat Anne bahagia. Selama kami menikah, aku sangat jarang membuatnya bahagia. Aku ingin memulai kehidupan yang baru bersama Anne dan anak - anak kami. *** Sebulan kemudian RAUL POV Akhirnya aku membuka kedai yang lokasinya tidak jauh dari rumahku. Banyak orang yang menyukai masakan istriku dan aku sangat bangga memiliki istri yang hebat seperti Anne. " Aku sangat senang usaha kita berkembang pesat" " Itu semua berkat kerja kerasmu sehingga usaha kita maju" Tiba - tiba aku melihat ada seseorang yang menghampiri kedai kami dan aku sangat terkejut ketika melihat Ellen yang tampak berbeda. Dia menghampiri ku dan berusaha menggodaku tetapi aku langsung menepisnya. " Kenapa kau menolakku? Apakah kau tidak rindu dengan belaianku di sekujur tubuhmu?" " Cukup Ellen! Apa maumu datang kesini?!" " Aku rindu padamu. Apakah kau tidak merindukanku?" " Sebaiknya kau pergi dari sini!" " Oke kalau begitu! Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu kembali ke sisiku!" Ellen pergi begitu saja dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Aku merasakan jika ia akan berusaha mengusik kehidupan rumah tanggaku dengan Anne *** Anne POV Aku melihat Raul yang tampak pendiam. Seperti ada yang mengganjal pikirannya. " Kenapa kau diam saja? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" " Tidak ada, lebih baik kita melayani pelanggan agar mereka puas dengan masakan yang kita sajikan untuk mereka" " Oke!" Tidak beberapa lama Maggie datang ke kedai kami. Dia sangat senang dengan usaha yang ku jalankan dengan Raul " Aku sangat bahagia kau sekarang menjadi seorang pengusaha" " Ini semua berawal dari keinginan Raul yang ingin mendirikan usaha sendiri dan aku mendukung keinginannya hingga akhirnya kami sukses membangun bisnis yang kami jalankan hingga saat ini" " Aku sangat kagum terhadap kalian. Sangat kompak dalam menjalankan bisnis" " Kau ingin aku buatkan masakan apa?" " Aku ingin mencicipi lasagna buatanmu" " Oke! Aku siapkan untukmu!" Ketika aku menuju dapur, terlihat Raul yang sedang menelfon seseorang. Aku berusaha menguping pembicaraannya. " Apa maumu? Sudah ku bilang aku tidak ingin berurusan denganmu lagi!" " ................ " " Apa kau bilang?! Itu tidak mungkin! Kau pasti berbohong padaku!" " .................. " " Baiklah! Aku akan kesana! Tunggu aku!" Aku merasakan kekhawatiran ketika Raul ingin bertemu seseorang. Aku berharap ia tidak kembali berselingkuh dengan wanita itu. " Sayang, aku pergi sebentar" " Mau kemana kau?" " Aku ada urusan. Kau tidak perlu menungguku" Entah kenapa ketakutanku semakin besar saat ia pergi meninggalkanku. *** Raul POV Tidak pernah terpikirkan olehku untuk kembali menemui Ellen di apartemennya. Saat ia membukakan pintu, aku sangat terkejut dengan penampilannya yang begitu menggairahkan. Membuatku bernafsu untuk menidurinya. " Hai sayang! Sudah lama kita tidak bertemu! Ayo masuk ke dalam" Ellen menarikku dan ia mengunci pintu. Seketika itu juga aku langsung menyerangnya dan ia terlihat puas telah membangkitkan gairahku yang memuncak. " Ohh...sayang! Sebaiknya kita langsung beranjak ke kamar! Kita bisa puas bermain dan menjelajahi satu sama lain" Dengan bodohnya aku menuruti perkataannya. Akhirnya kami berlanjut di ranjangnya *** Anne POV Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi tetapi Raul belum juga pulang. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya. Aku takut ia kembali bersama wanita itu. Tidak beberapa lama aku mendengar kedatangan Raul yang membuka kunci pintu. Ia masuk ke dalam rumah secara diam - diam dan beralih masuk ke dalam kamar. Aku pura - pura tidur meskipun aku ingin menanyakan kepergiannya seharian ini. Raul mulai beranjak naik ke atas ranjang dan ia tidur membelakangiku. *** Keesokan harinya aku terbangun dan melihat Raul masih tertidur. Aku mulai beranjak ke dapur dan membuatkan sarapan. Teressa menghampiriku dan membantuku memasak. " Rajin sekali kau membantu ibu memasak" " Aku ingin belajar memasak agar menjadi seorang koki yang handal!" " Anak ibu sekarang pintar. Ibu bangga terhadapmu" Tiba - tiba Raul menghampiri kami dan ia memelukku dari belakang dan mencium puncak kepalaku. " Bau masakanmu membuatku lapar" " Oh ya? Ada yang ingin ku tanyakan padamu" " Apa yang ingin kau tanyakan?" " Dari mana saja kau semalaman hingga pulang pagi?" Raul terlihat terkejut dan ia melepaskan pelukannya dari tubuhku " Aku....." Sebelum ia menjawab, Leon, Gerry dan Jack menghampiri kami untuk sarapan bersama. Aku melihat Raul tampak lega dengan kedatangan mereka. Aku merasakan jika ia menyembunyikan sesuatu dariku dan aku akan mencari tahu sendiri tentang sesuatu yang dia sembunyikan dariku. **** Raul POV Aku sangat lega dengan kehadiran anak - anakku sehingga aku tidak perlu menjawab pertanyaan Anne. Aku tidak ingin dia tahu kalau aku kembali berselingkuh dengan Ellen. Entah kenapa rasanya ada penyesalan di dalam hatiku yang telah mengkhianati kepercayaan yang di berikan Anne terhadapku. Aku berharap Anne tidak akan pernah tahu tentang perselingkuhanku dengan Ellen        
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN