Menahan Sakit

1713 Kata

"Gue bingung mau ngomong apa. Tapi ... gue semakin merasa bersalah sama dia." Babang menekuk kedua tangannya, memangku dagu layaknya anak perempuan yang sedang menunggu ibunya—memerhatikan Hadwan yang kelabakan. Sekarang mereka sedang ada di kantin sebelum ikut beres-beres. Biasalah, para cowok, pengennya datang pas kelas sudah beres. Jadinya punya alasan untuk tidak kerja. "Lo tadi ngomong sama Anida?" tanya Babang penasaran karena sempat melihat Hadwan bersama gadis itu sebelum menghampirinya ke sini. "Iya." Hadwan menjawab seadanya. Namun, ternyata bicara pada Anida untuk tidak mengganggu Arisha lagi tidak semudah itu. "Terus gimana?" Babang menurunkan tangannya saat banyak segerombolan adik kelas bermunculan datang dengan peluh yang keluar. "Dia kecewa." Babang mengangguk k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN