Acara ulang tahun Gio diadakan di club yang lumayan terkenal di Jakarta. Acaranya sudah mulai 2 jam lalu. Sekarang, Gio, Vano, Darren, Dara dan Figo sedang duduk di kursi melingkar. Gio memesan beberapa minuman yang sudah diletakkan di meja tengah dimana mereka duduk.
"Minum guys!" teriak Gio langsung diikuti beberapa orang yang bersulang. Dentuman musik semakin kencang dimainkan.
"Dar, lo jangan minum ya, nanti lo mabuk," bisik Darren kepada Dara. Sebenarnya, Dara ingin sekali mencoba minuman itu, ya tapi tidak dibolehkan sama Darren.
Tapi, Darren siapa gue? Masa gue mau aja nurut sama dia. Batin Dara.
"Gue ke toilet dulu ya," ujar Darren kepada 4 temannya. Dibalas dengan anggukan mereka.
"Ra, cobain dong!" pinta Gio menyerahkan 1 gelas kecil. "1 gelas gini gak akan buat lo mabuk kok." lanjut Gio. Karena, rasa penasaran juga, akhirnya Dara mengambil gelas itu dan meminumnnya dalam 1 kali tenggakan.
"Lagi?" tanya Gio dan dibalas anggukan oleh Dara. Vano melihatnya ngeri sendiri. Karena, sepengetahuannya ini kali pertama Dara meminum minuman seperti ini.
Pengaruh alkohol di minuman itu sangat cepat bereaksi. Kepala Dara sudah mulai pusing dan penglihatannya mulai kabur.
"Lo tidur aja, entar balik sama gue," ujar Vano. Dara tidak terlalu mendengarnya, pengaruh minuman itu sangat membuatnya kehilangan kesadaran.
"Bang, gue pinjem paha ya, mau tidur." ujar Dara pelan, supaya teman-teman Vano tak mendengarnya. Belum sempat Vano meng-iyakan, Dara sudah tertidur.
"Wah Van, Darren ngeliat bisa ngamuk loh!" sahut Figo saat melihat Dara tertidur di pahanya.
"Darren suka sama Dara?" Vano mengernyitkan dahinya tak mengerti ucapan Figo.
"Yah, masa gak engeh sih!" Gio juga ikut bersuara.
"Lah kok Dara tidur disitu!?" ucap Darren kaget. "Mabuk ya? Siapa yang ngasih minum?" tanya Darren dengan nada sedikit naik 1 oktaf. Vano dan Figo serentak menunjuk Gio. Gio yang merasa ditunjuk hanya menyengir tanpa dosa.
"Ih, kebiasaan ya lo! Udah Dara biar balik sama gue!" Darren hendak mengangkat tubuh Dara, tetapi di hentikan oleh Vano.
"Dara balik sama gue, tadi dia udah ngomong kok sama gue," jawaban Vano sempat membuat Darren mengernyitkan dahi. Lagi-lagi tingkah aneh Vano membuat bingung Darren.
Jam sudah menunjukkan jam 12. Vano yakin, dentuman musik dan beberapa banyak pun usahanya untuk membangunkan Dara, gadis itu tetap tidak akan bangun.
"Gue balik duluan ya," teriak Vano kepada teman-temannya. Jelas berteriak, karena dentuman musik di club itu sangat kencang. Figo dan Gio mengacungkan jempol mereka, berbeda dengan Darren yang hanya menatap pada Dara. Darren merasa tidak yakin dengan Vano.
"Lo tau rumahnya?" tanya Darren. Vano membalas dengan anggukan. "Pastiin dia bener sampe rumah. Kalau nggak lo habis sama gua," lanjut Darren.
"Tenang aja." Vano berjalan menuju parkiran dengan menggendong Dara ala bridal style. Vano mendudukkan Dara di kursi depan lalu memasangkan sabuk pengaman. Dara benar-benar tidak sadar, mungkin minuman itu masih bekerja dalam tubuhnya.
Selesai memasangkan sabuk pengaman, Vano menatap wajah Dara dengan seulas senyum. "Gue sayang sama lo, Dar. Maaf untuk selama ini," gumam Vano. Setelah itu, Vano menutup pintu dan duduk di kursi supir, lalu menyalakan mesin dan melajukan mobilnya.
Vano tidak sadar kalau Darren sedari tadi melihatnya. "Gue rasa, gue punya saingan." gumam Darren dengan senyum sinis.
...
"Ahh," Dara bangun dari tidurnya. Terik matahari sudah mengganggu mata Dara yang masih tertutup oleh kelopak matanya. Jam sudah menunjukkan pukul 11.35. Dan untuk waktu yang jarang, Dara bangun sesiang ini.
"Bi, nanti kalau Dara udah bangun buatin s**u ya. Saya mau keluar sebentar." Suara itu terdengar samar di telinga Dara. Tapi, Dara tahu siapa yang mengatakan itu.
Dara bangkit dari tidurnya, kemudian mengambil gawainya. “Astaga, gue bolos!” ujarnya, ketika sadar gawainya meberi informasi, bahwa hari ini adalah hari Senin. Tetapi, perhatiannya teralih, pada notifikasi yang masuk ke gawainya.
Darren William sent you a friend request.
Dara meng-klik add. Sekarang Darren dan Dara sudah berteman di aplikasi itu.
Darren : Lo dianter sampe rumah kan sama Vano. Baik-baik aja kan? Dia gak macem-macem kan? Sorry kemarin gak bisa nganter balik, gak dibolehin sama Vano.
Dara : Gue udah dirumah kok aman dan selamat. Iya gpp sans aja.
Dara tidak sadar ada seulas senyum di bibirnya. Perhatian yang diberikan Darren bisa dibilang berlebih baginya. Tetapi Dara tetap menyukainya.
Tok..tok..tok
"Masuk aja," sahut Dara.
"Misi Non. Ini s**u nya diminum, tadi Bibi diminta sama Aden buat bikinin Non Dara s**u," jelas Bi Ratih.
"Makasih Bi," balas Dara. Wajahnya benar-benar seperti orang bangun tidur, rambutnya juga berantakan, make up semalam juga masih ada.
"Sama-sama Non. Bibi permisi dulu ya, Non." Ujar Bi Ratih meninggalkan Dara di kamar.
"Line"
Dara membuka hpnya lagi, karena ada notification yang baru saja berbunyi. Ia membuka aplikasi line miliknya.
Kusnandi's family.
Shinta K : Ma and ay sudah sampai.
Vano K : Puji Tuhan.
Andara D : Yey, jangan lupa oleh-oleh mam and ay.
Hendra K : Oleh-oleh buat Dara udah di garasi.
Andara D : IYAH?!
Hendra K : Liat aja sana.
Dara bergegas menuju garasi setelah membaca pesan terakhir ayahnya.
"WOWWW!" teriak Dara antusias. Bagaimana tidak. Di garasi sudah ada motor sport warna merah dengan pita emas di bagian depan dan ada tulisan 'For Andara'. Motor ini impian Dara dari kecil. Dara langsung mengambil gawainya dan memfoto motor barunya.
Kusnandi's family
Andara D : Makasih Ayah (photo)
Hendra K : Sama-sama. Jangan kebut-kebutan yah.
Vano K : Ayah, Abang juga mau!
Hendra K : Abang kan masih baru motornya. Lagian ayah beliin Ade motor, karena Ayah tau Abang gak pernah nganterin Ade ke sekolah.
Vano K : Ish Ayah.
Shinta K : Cie ke gep sama Ayah sendiri .
Andara D : . Aku mau jalan-jalan dulu, ah.
Vano K : Ish Mama ikut-ikutan. Sabar Dar, gue balik sekarang, gue mau ikut!
Shinta K : Heh, kok ngomongnya gue. Gak sopan Abang.
Vano K : Maaf Ma, keceplosan tadi .
Andara D : 15 menit gak nyampe rumah, tinggal ya.
Vano K : 5 menit lagi nyampe.
Shinta K : Abang jangan ngebut!
Vano K : Gak janji, Ma.
Akhirnya, lo mulai menganggap gue bang. Batin Dara senang. Dara men-lock kembali hpnya. Kemudian bersiap untuk mengeluarkan motor barunya. Berdoalah, supaya Dara tidak kenapa-napa.