Istriku Mengandung Cucuku

Istriku mengandung Cucu ku(1) (Ternyata penghancur Rumah Tangga ku adalah putra kesayanganku) "Alda apa kamu Sudah tidak Perawan?" ucap mas Hendra laki - laki yang baru satu Minggu mempersunting ku menjadi istrinya namun baru sekarang bisa menunaikan kewajibannya. Aku terdiam entah apa yang harus aku katakan kepadanya haruskah aku katakan jika memang diri ini sudah tidak suci lagi. "Jawablah Alda mas tidak akan marah"ucapnya lembut. "Iya mas , aku memang sudah tidak Perawan"ucapku tertunduk. "Kenapa kau tidak jujur Alda, Siapa yang telah mendahului ku Alda"tanya nya lembut. "Aku tidak tahu mas"ucapku sambil menangis . "Kenapa kau bisa tidak tau , apa kau diperkosa?"tanya nya . Aku hanya bisa mengangguk pelan sembari menyeka air mataku. "Alda mas tahu saat mas menikahi mu, kamu masih berstatus lajang sedangkan mas sudah berstatus duda dan usia mas pun sudah memasuki 52 tahun sedang kan kamu baru 24 tahun perbedaan usia yang sangat jauh tentunya" Ucap Mas Hendra panjang lebar. "Maafkan aku.."lirihku. "Tapi...."mas Hendra menghela napas panjang. "Ya sudahlah Alda mas memaafkan kamu mas tau ini bukan sepenuhnya salah kamu"sambungnya . "Makasih ya mas..."ucapku sambil memeluknya. *** "Alda kenalkan ini Rivan anak kedua mas dan ini Harsa anak bungsu mas"ucap Mas Hendra. Sontak aku langsung menatap kedua laki - laki yang berada di depanku itu. "Ohh iya , haloo kok kalian gak Dateng pas hari pernikahan?" Tanyaku ramah. "Soalnya sibuk kerja"jawab Rivan cuek sedangkan Harsa malah terdiam sambil menatapku dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Rivan , Harsa ini Istri baru papa sekaligus ibu sambung kalian namanya Alda Dwita putri "ucap Mas Hendra sambil tersenyum. "Salam kenal mama cantik..."ucap Harsa sambil menyodorkan tangannya. "Iya Harsa"ucapku membalas jabatan tangannya. Jika kutaksir usia anak Sambungku ini tidak jauh dari usiaku. "Ohh yaudah kalo gitu kalian pasti lapar ayo kita makan" ajak ku berusaha seramah mungkin. "Enggak makasih udah kenyang"ucap Rivan sambil berjalan menaiki tangga. Namun anehnya saat ia berjalan didepan ku aku merasa seperti mengenali wangi parfumnya. "Yaudah ayo"ucap Mas Hendra. *** 1 bulan pun berlalu akhirnya aku bisa meradaptasi dengan lingkungan baruku walau sikap kedua anak sambungku begitu berbeda. Rivan sipatnya begitu dingin dan cuek sedangkan Harsa ia ceria dan mudah diajak berbicara , murah senyum membuat sekelilingnya nyaman. Pagi itu aku merasa ada yang berbeda dengan tubuhku seperti aku merasa p******a ku membesar dan pinggulku sering terasa sakit . Karena penasaran aku pun membeli tespek dan mengeceknya ternyata benar aku sedang hamil . Ada keraguan didalam hatiku aku takut janin yang tangah kukandung ini bukan anak mas Hendra melainkan anak orang yang telah memperkosaku dulu. "Mama...!!"ucap Harsa mengagetkanku sontak aku langsung menyembunyikan tespek itu. "Ada apa Sa?" Tanyaku. "Mama lagi ngapain?" Tanya nya sambil tersenyum. "Enggak kok "jawabku singkat. "Itu apa yang disembunyiin mana coba lihat"ucapnya sambil meraih tanganku. "Harsa jangan...."tolak ku. "Mama hamil"ucapnya tak percaya. Aku hanya mengangguk sembari berjalan menuju ruang tamu. "Kok sedih sih mah , harusnya kan seneng"ucapnya heran. "Mama gak sedih kok "ucapku tersenyum. "Yah kalo gini salah , aku harusnya diberitahu istriku bukan mama sambungku"ucapnya dengan wajah kecewa. "Maksud kamu apa Sa?" Tanyaku heran. "Maksud aku tuh kalo yang hamil itu istriku pasti aku bakalan senang banget"ucapnya sambil tertawa. "Kamu tuh ya kuliah aja belum kelar malah mikirin nikah"ucapku sambil tertawa. "Ya sih , tapi kan usia aku udah cukup Mateng buat jadi Ayah"ucapnya sambil duduk didekatku. "Aneh banget ya kamu tuh seharusnya belajar yang..."ucapanku terputus saat aku melihat kalung Harsa. Ada apa ini kenapa dulu aku mencium aroma parfum yang begitu mirip dengan aroma parfum orang yang memperkos* dibadan Rivan. Sekarang aku malah melihat kalung yang begitu mirip dengan yang kulihat malam itu namun ada dileher Harsa. Apa orang yang telah memperkosaku adalah salah satu dari mereka. Bersambung-