Episode 1 : Pedang dan Keluarga
Dahulu kala ketika kedamaian dunia terpecah oleh serangan pasukan raja iblis, seluruh kerajaan yang ada di dunia dilanda peperangan yang tiada habisnya. Banyak sekali korban yang berjatuhan akibat serangan pasukan raja iblis yang tiada hentinya. Seluruh kerajaan sudah bersatu untuk menghentikan gerakan raja iblis ini, tetapi mereka semua hanya bisa menahan serangan pasukan raja iblis saja. Hal ini menjadikan mulai hilangnya semangat seluruh kerajaan dalam melawan pasukan iblis, para dewa pun mulai kasihan melihat manusia terus menderita dibawah serangan pasukan iblis. Para Dewa setuju untuk membantu umat manusia lepas dari penderitaan ini. Berkat anugrah dari para dewa, muncullah seorang pahlawan yang diberikan berkat untuk mengalahkan sang raja iblis. Bersama dengan seluruh party beserta seluruh kerajaan yang bersatu, mereka semua berhasil mengalahkan raja iblis dan menghentikan seluruh penderitaan umat manusia. Semua orang pasti ingin menjadi seorang pahlawan. Setelah beberapa dekade penuh akan kedamaian, umat manusia dihadapkan dengan kembalinya pasukan iblis ke dunia ini. Namun berbeda dengan kedatangan yang pertama, raja iblis yang sekarang tidak menyerukan peperangan sama sekali. Namun karena trauma akan kejadian yang telah terjadi di masa lampau tanpa pikir panjang seluruh umat manusia kembali bersatu dan membentuk pasukan untuk melakukan perlawanan. Pasukan ini bernama HERO, sebuah pasukan yang dipimpin oleh satu orang yang dipercayai untuk memimpin seluruh pasukan dengan membawa pedang suci milik pahlawan terdahulu. Pasukan HERO ini membantai seluruh iblis yang mereka temui tanpa belas kasih sedikitpun.
Pada awalnya aku ingin ikut serta dalam pasukan HERO ini untuk berjuang mengusir para pasukan iblis yang ada. Namun mereka menolak pendaftaranku karena aku masih kurang pengalaman. Aku yang merasa sedih pergi ke hutan untuk mencari ketenangan setelah penolakan ini. Ketika aku sedang berjalan-jalan di tengah hutan, terdengar sebuah suara yang terus menuntunku untuk datang ke sumber suara tersebut. Semakin jauh aku masuk kedalam hutan, semakin keras suara tersebut terdengar. Namun bingung nya diriku ketika hanya ada sebuah pedang yang tertancap di sebuah batu dengan ukiran bahasa kuno yang tidak aku mengerti sama sekali. Pedang yang tertancap ini memiliki bentuk yang hampir serupa dengan pedang yang dipegang oleh pemimpin pasukan HERO, tetapi pedang ini memancarkan sebuah aura hitam yang cukup pekat dan terasa begitu banyak kebencian dan kesedihan didalamnya. Pedang ini terus mengeluarkan suara seakan aku harus melepaskan jeratan yang terus menghalanginya. Diriku yang penasaran ini akhirnya secara tak sengaja menyentuh pedang tersebut dan alhasil atmosfer di sekitar tempat tersebut menjadi gelap dan penuh akan tekanan. Ini pertama kalinya aku merasakan rasa kesedihan dan keputusasaan yang begitu mendalam dalam momen yang begitu singkat. Pada saat itu terdengar sebuah kalimat yang berbunyi “Pertemukan aku kembali dengan dirinya” lalu keadaan menjadi normal kembali dan muncul sebuah tanda di telapak tanganku.sepasang sayap yang berbeda antara satu sama lain, sebuah sayap putih indah di sebelah kanan dan juga sebuah sayap hitam yang begitu menakutkan di sebelah kiri. Pedang itu pun sudah tidak mengeluarkan suara kembali, aku mencabut pedang tersebut dan anehnya pedangnya ini terasa begitu ringan padahal memiliki bentuk yang begitu besar. Ketika aku sedang mengamati bentuk dari pedang ini, terdengar sebuah teriakan yang berasal dari desa tempat dimana aku tinggal. Akupun bergegas untuk kembali ke Desa dan memastikan apa yang sedang terjadi disana.
Ternyata terjadi sebuah pertempuran antara pasukan HERO dengan pasukan iblis disana. Aku melihat banyak sekali korban yang berjatuhan di sisi umat manusia dan para pasukan iblis. Namun ketika aku melihat dengan lebih baik, ternyata yang berdiri di garis depan pertempuran merupakan warga desa tempatku tinggal. Mereka yang hanya bersenjatakan pedang kecil dan berlindung pada zirah seadanya, menjadi tameng berjalan agar pasukan HERO dapat melangkah maju. Aku sebenarnya sungguh terkejut akan kejadian ini, tetapi aku harus ikut dalam pertempuran karena aku melihat ayahku juga ikut serta berjuang di depan sana. Apalagi ayah ku sedang berada pada keadaan kritis dimana dia dan beberapa orang lainnya terkepung oleh segerombolan pasukan iblis, sehingga tanpa pikir panjang aku langsung saja menghampiri ayahku. Terjadi sebuah perlawanan yang sengit diantara kami, namun dengan bantuan pedang ini semua musuh berhasil dikalahkan dengan mudah. Ketika aku ingin kembali ke tempat aman bersama ayahku. Namun pasukan HERO menghalangi kami dan menyuruh kami untuk kembali ke pertempuran. Aku membiarkan ayahku yang mulai kelelahan untuk berada di belakang ku menjaga bagian yang lebih aman. Terjadi perlawanan yang begitu sengit dan melelahkan di garis depan ini karena hanya sedikit pasukan HERO yang membantu kamu, mereka hanya menyerang dari belakang dengan menembakkan busur dan juga merapalkan sihir. Stamina Ku mulai terkuras, aku yang tadinya masih bugar mulai kelelahan dan memunculkan banyak sekali celah. Mengetahui hal ini pasukan iblis mulai menargetkan diriku sebagai fokus serang mereka, aku yang cukup kelelahan merasa pasrah akan kondisiku saat ini namun tetap dalam posisi untuk siap bertarung sampai darah penghabisan. Beberapa prajurit berhasil aku kalahkan, namun karena mereka terus berdatangan membuat diriku berada pada ujung penghabisan. Saat itu aku melihat ada sebuah prajurit yang sudah siap untuk menebas badanku, namun ayahku mengorbankan dirinya untuk melindungi diriku. Ayah ku mendapatkan sebuah tebasan fatal yang membuatnya terjatuh. Hal ini menjadikan hatiku penuh akan emosi dan membangkitkan tanda yang ada pada tanganku. Sebuah rasa kebencian membuat sayap hitam yang ada di tanganku membara, memberikan ku kekuatan untuk menghabisi seluruh pasukan iblis. Hal ini menarik Jenderal dari pasukan iblis yang merasakan bahwa hal yang dia cari berada pada diriku.benar saja ternyata pedang yang aku bawa merupakan hal yang di incar oleh mereka. Dia memberikan namanya kepadaku “Ieyasu, itulah namaku. Aku rela menyerahkan kepalaku asal kamu memberikan pedang itu kepadaku”. Namun karena aku sudah penuh akan emosi membuat diriku sudah tidak terkendali lagi, ketimbang melalui jalur damai aku memilih untuk melawan Jendral Ieyasu.
Dengan penuh hormat Jenderal Ieyasu menundukkan kepalanya dan berkata “Aku terima pertarungan ini, aku akan bertarung sekuat tenaga namun kamu harus berjanji kamu akan menemui ratuku”. Pertarungan pun dimulai, sesuai dengan pangkatnya Jenderal Ieyasu memiliki kekuatan yang begitu besar. Jika tanpa kekuatan dari pedang ini, mungkin aku sudah mati hanya dengan satu tebasan pedang besarnya. Namun dengan bantuan kekuatan pedang ini membuat ku dapat menahan bakan membalikkan serangan Ieyasu. Apalagi seketika aku teringat dengan Ibu dan adikku yang berlindung dari serangan ini. Rasa ingin melindungi ini membangkitkan sayap kanan yang ada pada tanda di tangan ku ini. Cahaya terang memancar dari tanda ini dan menambah kekuatan yang pedang ini berikan kepada ku. Dengan kekuatan ini aku berhasil mengalahkan Jenderal Ieyasu dengan sebuah tusukan yang menembus dadanya. Pada saat aku aku mendapatkan sebuah bisikan dari Jenderal Ieyasu yang berbunyi “Kami hanya ingin menagih janji keadilan yang diberikan oleh dewa, tolong temui ratuku dengan membawa pedang itu”. Setelah itu jenderal Ieyasu tumbang dan seluruh pasukan raja iblis mundur. Peperangan ini berhasil kami menangkan, semua orang bersorak merayakan hal ini. Namun aku langsung pergi kerumah untuk menemui keluarga ku. Namun kemenangan ku menjadi terasa sia sia, ketika aku melihat ibuku telah tidak bernyawa dengan sebuah lubang besar di tubuhnya. Adikku berkata bahwa ibu melindunginya dari pasukan iblis yang masuk ke rumah. Aku langsung memeluk adikku dan menceritakan keadaan ayah kita di peperangan. Aku ingin menangis sekencang-kencangnya, namun aku tidak bisa menunjukkan hal itu di depan adikku yang sedang menangis ini. Aku berkata kepada adikku bahwa aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi dirinya. Namun kata kata terakhir dari Jenderal Ieyasu masih terlintas di kepalaku. Apa yang dewa janjikan kepada pasukan iblis? Kenapa dia juga memberikan sebuah janji kepada para iblis jika dia dahulu membela umat manusia. Lalu apa yang membuat pedang ini menjadi incaran mereka. Sepertinya aku harus menemukan kebenaran ini, aku harus bertemu secara langsung dengan raja iblis mengenai hal ini.