Part 8

874 Kata
Rere yg mendengar itu pun menarik napas dan bersiap menyebutkan pesanan nya "Gue mau nasi goreng yg pedas pake telor mata sapi sosis nya banyakin, ngga pake kerupuk,terus bawang gorengnya dikit aja trus minumnya es teh" Kata rere panjang membuat kinar dan bian meringis mendengarnya sedangkan kenzo,deno hingga reivan tercengang. Tunangan gue luar biasa. Batin reivan Buset dah ni cewe. Batin kenzo dan deno "Oiya berhubung gue belum sarapan karna seseorang jadi gue udah lapar banget gue juga mau pesen bakso tapi pake mie putih aja ngga pake telor, tahunya tiga, seledri nya dibanyakin,ngga pake micin juga soalnya ngga sehat,terus es teh nya dua gelas,oke cukup" Lanjur rere santai "Permintaan lo banyak banget dah, mana gue ingat,pesan sendiri aja"kata deno tanpa sadar membuat singa betina bangun, karna rere sedang dalam masa sensitif, ya yoh know lah cewe. " Lo ngga mau pesenin gue gitu? Yaudah gapapa gue pesan sendiri aja" Kata rere ngegas Mampus lo ken, singa ngamuk. Batin bian "Aduh,maksud gue-" Kata kenzo serba salah "Gue pesenin buat rere" Potong reivan sambil berdiri meninggalkan meja mereka,membuat yg disana tercengang lagi melihat tingkah sahabat mereka itu. Kenzo pun juga ikut pergi untuk mesan makanan yg lain. Just info, deno dan kenzo juga udah tau kalo rere sama reivan udah tunangan. Skip Resyila pov. Diperpustakaan Aku sedang berada diperpus bersama reivan untuk membimbing adek kelas yg ikut oilimpiade sesusai yg diperintah bu indah. Kami berempat duduk di meja yg disediakan dg disampingku arya dan didepannya ada reivan sama rania. "Materi apa yg kurang lo pahami?" Tanya ku pada arya "Hmm.. Ini kak gue kurang paham sama materi bla bla bla" Jawab arya menunjukkan materi yg kurang ia pahami padaku, akupun dg lancar menjelaskan pada nya. "Kak rere kalau dilihat dari dekat ternyata cantik banget" Puji arya padaku "Makasih"kataku sambil tersenyum Aku merasa ada aura tak enak keluar dari arah depanku, tapi aku tak mau ambil pusing. Author pov. Mereka berempat masih asik membahas soal soal olimpiade. " Kak reivan, aku kurang paham sama yg ini, bisa jelasin" Kata rania centil sambil menunjukkan buka paketnya dan lebih mendekatkan dirinya pada reivan yg mebuat reivan merasa risih tak hanya reivan, rere yg melihat itu pun merasa perasaan asing menyelinap masuk ke relung hatinya. "Jadi ini gini, bla bla bla, kamu paham?" Kata reivan "Ooh gitu kak, aku paham apalagi yg jelasin nya ganteng" Kata rania tanpa malu Apaan sih pake aku-kamu segala. Batin rere tak suka "Kak rere udah punya pacar?" Tanya arya tiba tiba, yg didengar reivan juga rania "Eem belum" Tapi gue punya tunangan. Lanjutnya dalam hati "Wah kalo gitu, gue boleh daftar dong kak" Kata arya antusias "Kita lanjutin lagi belajarnya" Kata rere mengalihkan topik. Reivan yg mendengar itu merasa tak suka pada arya yg dengan gamblang bilang pengen jadi pacar rere. Dasar bocah, langakahin gue dulu. Batin reivan marah "Kalo kak reivan udah punya pacar?" Tanya rania dg gaya centil "Ngga" Datar reivan kembali "Aku boleh kan jadi kandidat nya?" Kata rania senang Reivan yg masih kesal pun tanpa sadar bilang "Tentu" Brak! Rere menggebrak meja mendengar jawaban reivan dia sudah sabar melihat rania menggoda reivan dan reivan hanya diam saja, dia tidak tau kenapa rasanya ia tak suka dg apa yg dia lihat dan dengar barusan. "Lo lanjutin belajar sendiri dulu" Katanya dg amarah tertahan pada arya dan berlalu dari sana. Reivan yg melihat pun langsung berdiri hendak mengikuti rere "Loh kak reivan mau kemana?" Tanya rania "Gue keluar bentar" Jawab reivan datar "Tapi-" Ucapan rania terpotong karena reivan sudah berlalu pergi. Rere yg merasa kesal dan marah pun tak tau mau kemana,jadi dia memutuskan untuk duduk di taman belakang sekolah,yg ia yakini tak ada yg lewat disana Rere duduk dibangkubyg memang sudah lama ada disana Dia bingung pada dirinya kenapa ia sampai benar benar merasa kesal seperti ini, sampai ia merasa ingin teriak dan menangis sekarang, apa benar ia merasa cemburu? Ngga ngga mungkin, masa gue cemburu, mungkin faktor m gue kali. Batin rere Saking kesalnya ditambah faktor tamu bulanannya, tetes air mata pun turun membasahi pipinya "Hiks hiks hiks" Isak rere sambil menutup mukanya menggunakan dua tangannya Greb Tiba tiba saja disampingnya duduk seseorang dan menariknya kepelukan orang itu. Tak peduli siapa orang itu yg penting ia bisa meluapkan kekesalannya dan merasa lebih tenang. "Hiks hiks hiks hiks hiks" Bukannya berhenti menangis tapi tangisan rere pun terdengar lebih keras "Sstt, lo tenang" Kata orang itu Deg Rere pun melepasakan pelukan itu dan melihat orang yg memeluknya "Rei..van" Ucapnya terbata masih terisak Reivan menarik rere kepelukannya lagi dan rere pun tak menolak karna jujur ia merasa nyaman dan aman terleindungi di dekapan reivan. "Nangis aja,lepasin dulu" Kata reivan menenangkan sambil mengelus rambut rere Setelah merasa rere sudah berhenti nangis dan lebih tenanv reivan melepaskan pelukannya Rere mengusap pipinya menghapus jejak air matanya "Lo kenapa?" Tanya reivan sambil menggenggam tangan rere "Ngga tau" Jawab rere masih sedikit terisak "Terus kenapa nangis" Tanya reivan lagi "Ngga tau, tiba tiba rasanya pengen nangis aja" Jawab rere, memang ia tak mengerti perasaannya sekarang "Lo bilang aja sama gue" Kata reivan sabar "Gue kan udah bilang ngga tau, tadi tiba tiba gue ngerasa kesal aja, terus saking kesalnya gue lampiasin sama nangis" Kata rere "Lo ngerasa kesal tadi kenapa?" Tanya reivan tak sadar kalau ia mulai bawel,melupakan tameng dinginnya. "Pas lo bilang mau kalo rania jadi calon pacar lo" Kata rere polos dan tanpa sadar Reivan yg mendengar itu tersenyum tipis tanpa disadari rere "Lo cemburu?" Tanya reivan tenang "Hah? Kok cemburu?" Tanya rere balik "Tadi lo bilang kesal pas gue bilang mau rania jadi calon pacar gue, tandanya lo cemburu,pake nangis segala" Kata reivan panjang tanpa sadar membuat rere tak fokus "Lo reivan kan?" Tanya rere heran 'TBC'
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN