Reivan masih menahan napas menanti apa yg akan keluar dari mulut rere.
"My hero papa zendra byone" Kata rere akhirnya dan tanpa sadar membuat orang disampingnya menghela napas lega.
"Nah sekarang giliran lo, sebutin apa aja tentang lo, kayak gue tadi" Kata rere
" Wa lo?" Tanya reivan, menghiraukan apa yg disuruh rere
"082*********" Jawab rere menyebutkan nomor wa nya
"Gue kirim di wa" Kata reivan,membuat rere bingung
"Kirim apa?" Tanya rere
"Hal tentang gue" Kata reivan datar
"Oo terserah lo" Kata rere bete,ia udah ngomong panjang lebar sekarang disuruh giliran reivan malah mau kirim lewat wa aja,kan ngeselin banget.
Mereka berdua kembali diam,sampai reivan memulai pembicaraan mereka lagi
"Kenapa?" Tanya reivan
"Apanya? Lo itu kalo nanya atau ngomong itu yg jelas" Jawab rere yg sudah sangat kesal thd reivan yg sangat irit omomg itu.
"Kenapa lo sembunyiin status lo yg asli, kenapa lo bilang kalo lo cuma siswi beasiswa?" Tanya reivan panjang, yg membuat mulut rere terbuka mendengar ucapan reivan. Saat tersadar rere menjawab pertanyaan reivan
"Karna gue ngga mau mereka berteman sama gue cuma mandang kepopuleran,kepintaran,dan kekayaan gue doang, gue ngga suka sama fake friend, mending gue ngga punya teman daripada cuma dimanfaatin doang" Jawab rere
"Bian sama kinar?" Tanya reivan lagi
"Kita udah temenan dari smp,jadi gue percaya sama mereka" Kata rere
Reivan heran pada dirinya kenapa ia bisa banyak tanya sama rere,padahal selama ini dia selalu dingin dan datar pada semua orang termasuk keluarga dan sahabatnya.
"Lo keberatan ngga sama pertunangan kita?" Tanya reivan penasaran
"Eem gue sih ngikutin alur nya aja, kalo lo emang jodoh gue ya mau gimana lagi, jujur sih gue ngga pernah pacaran ataupun dekat sama cowo kecuali bokap gue" Kata rere
"Sama,gue juga ngga pernah dekat sama cewe" Kata reivan
"Jadi kita bisa sama sama belajar untuk saling nerima" Kata rere sambil tersenyum manis
"Iya,kita saling membantu aja" Balas reivan sambil memperlihatkan senyuman yg jarang ia tunjukkan membuat jantung rere serasa mau lepas melihat senyum reivan.
"Kita masuk, mereka udah nunggu lama" Ajak rere sambil berjalan kembali kembali masuk kedalam rumah diikuti reivan.
Keluarga Adinata pamit untuk pulang karena hari sudah larut, besok senin reivan dan keina akan masuk sekolah juga dion akan berangkat keluar kota untuk urusan bisnis.
Resyila pov
Aku duduk di depan meja hias sambil merhatiin cincin tunangan ku dg reivan semalam, aku ngga nyangka aja udah punya tunangan, boro boro pacaran dekat sama cowo aja aku ngga mau, dan sekarang tiba tiba aja aku udah punya tunangan dan lulus sma aku bakalan nikah sama si muka tembok itu apa kata bian sama kinar kalo tau,huh.
Sibuk dengan pikiran ku sendiri sampai aku tersentak saat suara teriakan mama memanggilku
"Rere cepat turun, dibawah ada nak reivan" Teriak mama
Hah? Ngapain dia pagi pagi udah disini aja.
"Iya ma, rere turun" Kata ku
Akupun mengambil tas sekolah dan mulai turun kebawah. Di ruang tamu ada reivan yg fokus memainkan hp nya.
"Ada apa lo kesini?" Tanya ku menghampiri nya
"Bareng gue kesekolah" Katanya
"Gue ngga mau, kalo murid2 pada liat apalagi fans lo yg ada gue di bully" Kataku menolak
"Ngga ada penolakan" Katanya sambil menarik gue kedapur menghampiri mama
"Tante rere berangakat sama saya" Kata reivan pada mama
"Iya, kalian sarapan dulu disini" Kata mama
"Ngga usah tante, dikantin aja" Kata reivan sambil salim sama mama, akupun hanya ikut saja.
"Assalamualaikum"ucapku dan reivan kompak
" Walaikumsalam,hati hati" Jawab mama
Author pov.
Didalam mobil perjalanan kesekolah terjadi keheningan sampai rere membuka suara
"Turunin gue dijalan depan aja, ngga usah masuk kesekolah" Kata rere
"Oke" Singkat reivan
" Nanti gue mau jujur sama sahabat gue kalo kita udah tunangan, soalanya diantara kami ngga ada rahasia" Kataku
"Hmm" Gumam reivan
Reivan pun munurunkan rere dijalan dekat sekolah sesuai keinginan gadis itu,kalo reivan sih ngga masalah langsung masuk kesekolah.
Rere sampai disekolah dan mengikuti upacara bendera seperti biasa yg diadakan hari senin. Dia merasa pusing karena belum sarapan dirumah,tapi ia mencoba menahannya sampai upacara selesai.
Kriing kring
Bel istirahat berbunyi rere dan dua sahabatnya berjalan menuju kantin, diperjalanan kekantin mereka mendengar bisik bisik tentang rere
Eh lo tau ngga? Katanya si resyila berangkat sekolah sama si reivan. Kata cewe yg rambutnya sebahu
Ha? Masa sih, kok kak reivan mau ya berangkat sama cewe kampung itu. Jawab cewe satunya lagi
Iya,kata anak anak resyila nya diturunin dijalan depan, mungkin malu kali ya berangkat sama resyila.
Ngga tau malu aja ya, nebeng sama kak reivan. Kata anak yg lain
Mungkin ongkosnya habis kali, haha. Tawa mererka mengejek
"Udah ngga usah dengerin mereka" Kata bian pada rere
"Iya betul, mereka kan ngga tau yg sebenarnya" Kata kinar, ya bian dan kinar sudah tau apa yg terjadi anatara rere dan reivan, mereka pun mendukung hal itu jika yg terbaik untuk rere.
"Iya iya, gue juga ngga peduli, sama omongan mereka" Kata rere smabil tersenyum
" Ngga usah peduli,yg penting kita???" Ucap bian semangat
" Happy, haha" Teriak mereka kompak dan tertawa, membuat yg ada disana bingung dg mereka terutama yg menggosip tadi, mereka kan sengaja ngomongin rere dg suara keras, eh kenapa si orang yg diomongin malah tertawa,heran.
Mereka bertiga masuk kekantin dan mencari tempat yg kosong dan ternyata sudah penuh. Sampai ada yg memanggil mereka untuk gabung
"Rere,kinar,bian, sini gabung" Teriak deno
Mereka mendengar itu menoleh dan menghampiri deno
"Boleh gabung nih?" Tanya kinar
"Boleh kok, silakan" Kata deno
Mereka pun duduk dihadapan tiga cowo tampan tersebut.
"Kalian mau mesan apa? Biar gue yg pesen" Tanya kenzo
"Gue bakso sama es teh" Jawab bian
"Samain sama bian" Kata kinar
"Gue juga sama, tapi minumnya es jeruk" Kata deno
"Samain aja" Datar reivan
"Lo re?" Tanya kenzo yg meliahat rere hanya diam
"Gue seperti biasa aja" Kata rere santai
"Ya apa rere? Gue kan ngga tau kita makan sama2 kan cuma dua kali sama ini, itupun yg pertama lo udah mesan" Kata kenzo yg memang tak tau apa itu maksud rere seperti biasa.
Kinar dan bian pun hanya bisa berdoa supaya kenzo sabar mendengar permintaan rere.
'TBC'